- Suyanti
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Standar Mutu Bunga Melati Segar dan untuk Bahan Baku Industri Suyanti, -; Prabawati, Sulusi; Sjaifullah, -
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 2 (2004): Juni 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunga melati putih digunakan untuk rangkaian bunga segar, bahan baku industri teh dan minyak atsiri, sertakomoditas ekspor ke Singapura. Penelitian bertujuan untuk menyusun konsep standar mutu bunga melati segar danuntuk bahan baku industri. Standar mutu bunga melati segar dan bahan baku industri sangat diperlukan sebagaipatokan dalam pengembangan agribisnis bunga melati. Mutu bunga melati segar sangat ditentukan oleh ukurankuntum bunga, warna, dan kesegaran bunga. Bunga melati asal daerah Tegal, Tangerang, Cirebon, dan Bogor untukrangkaian bunga, dan bahan ekspor diamati karakteristik fisiknya (to tal panjang bunga, di am e ter kuntum bunga,panjang kuntum bunga, dan warna). Bunga melati untuk pabrik teh juga diamati fisik dan residu pestisidanya.Standar mutu bunga melati untuk rangkaian yaitu bunga kuncup berwarna putih, segar, dan berukuran besar (di am e terkuntum 6,58±0,733 mm, panjang kuntum 11,76±1,389 mm). Standar melati untuk ekspor adalah kuncup berwarnaputih, segar, dan berukuran besar (di am e ter kuntum 6,8640±0,5858 mm, panjang kuntum 12,454±1,040 mm). Standarmutu bunga untuk pewangi teh, kuntum bunga kuncup berwarna putih, tidak ada kotoran, dan jumlah bunga tidakdapat mekar terikut maksimum 10%. Standar bunga melati untuk minyak atsiri adalah, kuncup, segar, berwarna putih,dan tanpa tangkai. Kadar residu pestisida masih di bawah ketentuan dan residu pestisida pada tehnya adalah tidak ada.Qual ity of fresh white jas mines for stan dard freshus age and in dus trial pur pose. White jas mines have al ways been used for dec o ra tion, tea in dus try and es sen tial oilin dus try, as well as ex port com mod ity to Sin ga pore. The re search’s aims was to build a draft stan dard fresh jas minequal ity for fresh flow ers and in dus trial pur pose. The stan dard it self will be very use ful for agroindustry de vel op ment.Jas mine qual ity was af fected by the flower’s size, color, and its fresh ness. Jas mine from Tegal, Tangerang, Cirebon,and Bogor ar eas were mostly used as fresh flow ers. Tegal’s jas mines have been ex ported to Sin ga pore and have beenused for tea in dus try as well. Analized the jas mines for phys i cal ap pear ance (length, di am e ter, and color) and jas minefor ar o matic tea was for the pestiside res i due con tent. Qual ity stan dard for jas mine flower clus ter ar range ment re -quired bud white color, fresh, and should has rel a tively big size (6.58±0.733 mm in di am e ter, and 11.76±1.389 mm inlength). The ex ports qual ity have dif fer ent re quire ment, of white color and big size bud, (6.864±0.586 mm in di am e terand 12.454±1.040 mm in length). Stan dard qual ity for tea in dus try was white jas mine bud stages and free fromdispeckle with max i mum amount of bud flow ers was 10%. The stan dard for es sen tial oil was white col ored jas mineand bloomed yet, fresh, and stalkless. The res i due con tent on the jas mine was lower than the max i mum res i due limitand the res i due on the tea was un de tect able.
Karakterisasi Fisiko-Kimia Bunga Melati Putih Suyanti, -; Prabawati, Sulusi -; Sjaifullah, - -
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 2 (2004): Juni 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunga melati putih dari Tegal, Jawa Tengah dipanen pada tingkat ketuaan M-1 atau 1 hari menjelang mekar, M-2 atau2 hari menjelang mekar, dan mekar penuh. Bunga setelah dipanen diamati sifat fisik, meliputi berat kuntum, ukurankuntum, warna bunga, keharuman, dan kandungan minyak atsirinya. Tujuan penelitian untuk mendapatkan sifat fisikdan kimia bunga melati putih pada berbagai tingkat ketuaan panen dan sesuai penggunaan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa bunga yang dipanen pada tingkat ketuaan M-2 berwarna putih kekuningan, tidak harum, dantidak dapat mekar. Tingkat ketuaan panen M-1 ukuran kuntum bunga telah op ti mal, berwarna putih, dapat mekar, danberbau harum sedangkan bunga mekar penuh, warna bunga putih, dan kurang harum. Bunga dengan tingkat ketuaanM-2 hanya cocok untuk hiasan sanggul dengan bentuk tertentu. Tingkat ketuaan bunga M-1 dapat digunakan untukrangkaian bunga, hiasan sanggul, industri teh, dan atsiri, sedangkan tingkat kemekaran penuh hanya cocok untukbunga tabur. Komponen dominan keharuman bunga adalah linalol, benzil asetat, metil salisilat, z-jasmone, neurolidol, dan indol. Persentase tertinggi adalah z-jasmone (34,133%), disusul oleh neurol idol (19,955%), metil salisilat(15,762%), linalol (10,133%), benzil alkohol (9,233%), benzil asetat (6,734%), dan indol (4,049%).AB STRACT. Suyanti, S. Prabawati, and Sjaifullah. 2004. Physico-chem i cal char ac ter iza tion of white jas mine.White jas mine from Tegal, Cen tral Jawa was har vested at three stages of ma tu ri ties, M-1 (1 day be fore flower open -ing), M-2 (2 days be fore flower open ing), and open flower. Ob ser va tion on physico-chem i cal char ac ter is tics was onweight of flower, size of flower, aroma, and chem i cal con tent of flower. The re sults showed that those flower werehar vest at stage ma tu rity of M-2, color of se pal was white yel low ish, there was no aroma, and flow ers failed to open.The flow ers was very pop u lar for hair ac ces so ries in tra di tional style (sanggul). The ma tu rity stage of flow ers of M-1can be very use ful for hair accesories, tea in dus try or es sen tial oil in dus try. On the other hand, open flow ers were use fulonly for spread ing out flower. Ar o matic fla vor was dom i nantly com posed of z-jasmone (34.133%) and fol lowed ofneurol idole (19.955%), methyl salycilate (15.762%), lynalole (10.133%), benzyl al co hol (9.233%), benzyl acetat(6.734%), and indole (4.049%).
Tingkat Kematangan Panen Buah Nenas Sampit untuk Konsumsi Segar dan Selai Diharjo, Sabari Sosro; Suyanti, -; Sunarmani, -
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 3 (2006): September 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Nenas Sampit dari Kalimantan Tengah merupakan nenas bermutu terbaik dan dikenal luas. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan tingkat kematangan optimum nenas Sampit untuk konsumsi segar dan pembuatan selai nenas. Nenas Sampit dipanen pada 6 tingkat kematangan, yaitu tua, breaker, breaker 25% matang, >25-50% matang, >50-75% matang, dan >75% matang. Nenas dipanen dari sentra produksi nenas di Sampit dan diangkut dengan mobil ke Palangkaraya serta dilanjutkan dengan pesawat terbang ke Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nenas Sampit untuk konsumsi segar dapat dipanen pada >breaker-25% matang dengan daging buah 69,92% dan nisbah PTT/asam 18,9. Buah segar tahan disimpan selama 4 hari pada kondisi kamar dan 6 hari pada suhu 150C. Sebagai dasar selai, nenas dapat dipetik pada >breaker-25% matang dan diproses menjadi selai dengan penambahan 65% gula dan 2% asam sitrat. Dengan formula di atas, rendemen selai mencapai 67,30% dengan kualitas baik yang ditunjukkan dengan skor warna dan rasa masing-masing 3,37 dan 3,95. Untuk keperluan industri, menyimpan hancuran daging buah nenas lebih menguntungkan karena tahan simpan selama 30 hari pada suhu 150C. Untuk menjaga mutu dan percepatan proses pemasakan dan meningkatkan rendemen, pencampuran gula dilakukan pada saat 20% air telah diuapkan dan penggunaan 0,5% pektin dalam adonan.ABSTRACT. Sabari, S.D., Suyanti, and Sunarmani. 2006. Maturity of Sampit pineapple for table fruit and jam. Sampit pineapple was a welknown pineapple cultivar produced in Central Kalimantan Province due to its best quality. A study was conducted to determine the proper maturity of pineapple for table fruit as well as for jam. Sampit pineapple cultivar was picked at 6 maturities based on the yellow color development as sign of the ripeness, i.e. breaker, >breaker-25% ripen, >25-50% ripen, >50-75% ripen, and >75% ripen. Harvested pineapple was transported by car from Sampit District to Palangkaraya and continued by plane to Jakarta. The results indicated that as table fruit the pineapple could be harvested at >breaker-25% ripe with 69.92% of flesh and TSS acidity ratio of 18.9. The fresh pineapple stood for 4 days at ambient condition and for 6 days at 150C of storage. For pineapple jam, the proper fruit maturity was at >breaker-25% ripen. At such ripeness, the best jam quality was achieved by the formula of 65% sugar and 2% citric acid, as indicated by 67.30% of rendemen and good quality shown by score of color and taste of 3.37 and 3.95, respectively. The crushed pineapple flesh maintain its quality for 30 days stored at 150C. To improve jam quality, less prosessing time and higer rendemen, the sugar used for jam processing was added at the time when 20% of water was evaporated and the addition of 0.5% pectin
Standar Mutu Bunga Melati Segar dan untuk Bahan Baku Industri - Suyanti; Sulusi Prabawati; - Sjaifullah
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 2 (2004): Juni 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v14n2.2004.p127-133

Abstract

Bunga melati putih digunakan untuk rangkaian bunga segar, bahan baku industri teh dan minyak atsiri, sertakomoditas ekspor ke Singapura. Penelitian bertujuan untuk menyusun konsep standar mutu bunga melati segar danuntuk bahan baku industri. Standar mutu bunga melati segar dan bahan baku industri sangat diperlukan sebagaipatokan dalam pengembangan agribisnis bunga melati. Mutu bunga melati segar sangat ditentukan oleh ukurankuntum bunga, warna, dan kesegaran bunga. Bunga melati asal daerah Tegal, Tangerang, Cirebon, dan Bogor untukrangkaian bunga, dan bahan ekspor diamati karakteristik fisiknya (to tal panjang bunga, di am e ter kuntum bunga,panjang kuntum bunga, dan warna). Bunga melati untuk pabrik teh juga diamati fisik dan residu pestisidanya.Standar mutu bunga melati untuk rangkaian yaitu bunga kuncup berwarna putih, segar, dan berukuran besar (di am e terkuntum 6,58±0,733 mm, panjang kuntum 11,76±1,389 mm). Standar melati untuk ekspor adalah kuncup berwarnaputih, segar, dan berukuran besar (di am e ter kuntum 6,8640±0,5858 mm, panjang kuntum 12,454±1,040 mm). Standarmutu bunga untuk pewangi teh, kuntum bunga kuncup berwarna putih, tidak ada kotoran, dan jumlah bunga tidakdapat mekar terikut maksimum 10%. Standar bunga melati untuk minyak atsiri adalah, kuncup, segar, berwarna putih,dan tanpa tangkai. Kadar residu pestisida masih di bawah ketentuan dan residu pestisida pada tehnya adalah tidak ada.Qual ity of fresh white jas mines for stan dard freshus age and in dus trial pur pose. White jas mines have al ways been used for dec o ra tion, tea in dus try and es sen tial oilin dus try, as well as ex port com mod ity to Sin ga pore. The re search’s aims was to build a draft stan dard fresh jas minequal ity for fresh flow ers and in dus trial pur pose. The stan dard it self will be very use ful for agroindustry de vel op ment.Jas mine qual ity was af fected by the flower’s size, color, and its fresh ness. Jas mine from Tegal, Tangerang, Cirebon,and Bogor ar eas were mostly used as fresh flow ers. Tegal’s jas mines have been ex ported to Sin ga pore and have beenused for tea in dus try as well. Analized the jas mines for phys i cal ap pear ance (length, di am e ter, and color) and jas minefor ar o matic tea was for the pestiside res i due con tent. Qual ity stan dard for jas mine flower clus ter ar range ment re -quired bud white color, fresh, and should has rel a tively big size (6.58±0.733 mm in di am e ter, and 11.76±1.389 mm inlength). The ex ports qual ity have dif fer ent re quire ment, of white color and big size bud, (6.864±0.586 mm in di am e terand 12.454±1.040 mm in length). Stan dard qual ity for tea in dus try was white jas mine bud stages and free fromdispeckle with max i mum amount of bud flow ers was 10%. The stan dard for es sen tial oil was white col ored jas mineand bloomed yet, fresh, and stalkless. The res i due con tent on the jas mine was lower than the max i mum res i due limitand the res i due on the tea was un de tect able.
Tingkat Kematangan Panen Buah Nenas Sampit untuk Konsumsi Segar dan Selai Sabari Sosro Diharjo; - Suyanti; - Sunarmani
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 3 (2006): September 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v16n3.2006.p%p

Abstract

ABSTRAK. Nenas Sampit dari Kalimantan Tengah merupakan nenas bermutu terbaik dan dikenal luas. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan tingkat kematangan optimum nenas Sampit untuk konsumsi segar dan pembuatan selai nenas. Nenas Sampit dipanen pada 6 tingkat kematangan, yaitu tua, breaker, breaker 25% matang, >25-50% matang, >50-75% matang, dan >75% matang. Nenas dipanen dari sentra produksi nenas di Sampit dan diangkut dengan mobil ke Palangkaraya serta dilanjutkan dengan pesawat terbang ke Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nenas Sampit untuk konsumsi segar dapat dipanen pada >breaker-25% matang dengan daging buah 69,92% dan nisbah PTT/asam 18,9. Buah segar tahan disimpan selama 4 hari pada kondisi kamar dan 6 hari pada suhu 150C. Sebagai dasar selai, nenas dapat dipetik pada >breaker-25% matang dan diproses menjadi selai dengan penambahan 65% gula dan 2% asam sitrat. Dengan formula di atas, rendemen selai mencapai 67,30% dengan kualitas baik yang ditunjukkan dengan skor warna dan rasa masing-masing 3,37 dan 3,95. Untuk keperluan industri, menyimpan hancuran daging buah nenas lebih menguntungkan karena tahan simpan selama 30 hari pada suhu 150C. Untuk menjaga mutu dan percepatan proses pemasakan dan meningkatkan rendemen, pencampuran gula dilakukan pada saat 20% air telah diuapkan dan penggunaan 0,5% pektin dalam adonan.ABSTRACT. Sabari, S.D., Suyanti, and Sunarmani. 2006. Maturity of Sampit pineapple for table fruit and jam. Sampit pineapple was a welknown pineapple cultivar produced in Central Kalimantan Province due to its best quality. A study was conducted to determine the proper maturity of pineapple for table fruit as well as for jam. Sampit pineapple cultivar was picked at 6 maturities based on the yellow color development as sign of the ripeness, i.e. breaker, >breaker-25% ripen, >25-50% ripen, >50-75% ripen, and >75% ripen. Harvested pineapple was transported by car from Sampit District to Palangkaraya and continued by plane to Jakarta. The results indicated that as table fruit the pineapple could be harvested at >breaker-25% ripe with 69.92% of flesh and TSS acidity ratio of 18.9. The fresh pineapple stood for 4 days at ambient condition and for 6 days at 150C of storage. For pineapple jam, the proper fruit maturity was at >breaker-25% ripen. At such ripeness, the best jam quality was achieved by the formula of 65% sugar and 2% citric acid, as indicated by 67.30% of rendemen and good quality shown by score of color and taste of 3.37 and 3.95, respectively. The crushed pineapple flesh maintain its quality for 30 days stored at 150C. To improve jam quality, less prosessing time and higer rendemen, the sugar used for jam processing was added at the time when 20% of water was evaporated and the addition of 0.5% pectin
Karakterisasi Fisiko-Kimia Bunga Melati Putih - Suyanti; Sulusi - Prabawati; - - Sjaifullah
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 2 (2004): Juni 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v14n2.2004.p121-126

Abstract

Bunga melati putih dari Tegal, Jawa Tengah dipanen pada tingkat ketuaan M-1 atau 1 hari menjelang mekar, M-2 atau2 hari menjelang mekar, dan mekar penuh. Bunga setelah dipanen diamati sifat fisik, meliputi berat kuntum, ukurankuntum, warna bunga, keharuman, dan kandungan minyak atsirinya. Tujuan penelitian untuk mendapatkan sifat fisikdan kimia bunga melati putih pada berbagai tingkat ketuaan panen dan sesuai penggunaan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa bunga yang dipanen pada tingkat ketuaan M-2 berwarna putih kekuningan, tidak harum, dantidak dapat mekar. Tingkat ketuaan panen M-1 ukuran kuntum bunga telah op ti mal, berwarna putih, dapat mekar, danberbau harum sedangkan bunga mekar penuh, warna bunga putih, dan kurang harum. Bunga dengan tingkat ketuaanM-2 hanya cocok untuk hiasan sanggul dengan bentuk tertentu. Tingkat ketuaan bunga M-1 dapat digunakan untukrangkaian bunga, hiasan sanggul, industri teh, dan atsiri, sedangkan tingkat kemekaran penuh hanya cocok untukbunga tabur. Komponen dominan keharuman bunga adalah linalol, benzil asetat, metil salisilat, z-jasmone, neurolidol, dan indol. Persentase tertinggi adalah z-jasmone (34,133%), disusul oleh neurol idol (19,955%), metil salisilat(15,762%), linalol (10,133%), benzil alkohol (9,233%), benzil asetat (6,734%), dan indol (4,049%).AB STRACT. Suyanti, S. Prabawati, and Sjaifullah. 2004. Physico-chem i cal char ac ter iza tion of white jas mine.White jas mine from Tegal, Cen tral Jawa was har vested at three stages of ma tu ri ties, M-1 (1 day be fore flower open -ing), M-2 (2 days be fore flower open ing), and open flower. Ob ser va tion on physico-chem i cal char ac ter is tics was onweight of flower, size of flower, aroma, and chem i cal con tent of flower. The re sults showed that those flower werehar vest at stage ma tu rity of M-2, color of se pal was white yel low ish, there was no aroma, and flow ers failed to open.The flow ers was very pop u lar for hair ac ces so ries in tra di tional style (sanggul). The ma tu rity stage of flow ers of M-1can be very use ful for hair accesories, tea in dus try or es sen tial oil in dus try. On the other hand, open flow ers were use fulonly for spread ing out flower. Ar o matic fla vor was dom i nantly com posed of z-jasmone (34.133%) and fol lowed ofneurol idole (19.955%), methyl salycilate (15.762%), lynalole (10.133%), benzyl al co hol (9.233%), benzyl acetat(6.734%), and indole (4.049%).