Sabari Sosro Diharjo
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Tingkat Kematangan Panen Buah Nenas Sampit untuk Konsumsi Segar dan Selai Diharjo, Sabari Sosro; Suyanti, -; Sunarmani, -
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 3 (2006): September 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Nenas Sampit dari Kalimantan Tengah merupakan nenas bermutu terbaik dan dikenal luas. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan tingkat kematangan optimum nenas Sampit untuk konsumsi segar dan pembuatan selai nenas. Nenas Sampit dipanen pada 6 tingkat kematangan, yaitu tua, breaker, breaker 25% matang, >25-50% matang, >50-75% matang, dan >75% matang. Nenas dipanen dari sentra produksi nenas di Sampit dan diangkut dengan mobil ke Palangkaraya serta dilanjutkan dengan pesawat terbang ke Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nenas Sampit untuk konsumsi segar dapat dipanen pada >breaker-25% matang dengan daging buah 69,92% dan nisbah PTT/asam 18,9. Buah segar tahan disimpan selama 4 hari pada kondisi kamar dan 6 hari pada suhu 150C. Sebagai dasar selai, nenas dapat dipetik pada >breaker-25% matang dan diproses menjadi selai dengan penambahan 65% gula dan 2% asam sitrat. Dengan formula di atas, rendemen selai mencapai 67,30% dengan kualitas baik yang ditunjukkan dengan skor warna dan rasa masing-masing 3,37 dan 3,95. Untuk keperluan industri, menyimpan hancuran daging buah nenas lebih menguntungkan karena tahan simpan selama 30 hari pada suhu 150C. Untuk menjaga mutu dan percepatan proses pemasakan dan meningkatkan rendemen, pencampuran gula dilakukan pada saat 20% air telah diuapkan dan penggunaan 0,5% pektin dalam adonan.ABSTRACT. Sabari, S.D., Suyanti, and Sunarmani. 2006. Maturity of Sampit pineapple for table fruit and jam. Sampit pineapple was a welknown pineapple cultivar produced in Central Kalimantan Province due to its best quality. A study was conducted to determine the proper maturity of pineapple for table fruit as well as for jam. Sampit pineapple cultivar was picked at 6 maturities based on the yellow color development as sign of the ripeness, i.e. breaker, >breaker-25% ripen, >25-50% ripen, >50-75% ripen, and >75% ripen. Harvested pineapple was transported by car from Sampit District to Palangkaraya and continued by plane to Jakarta. The results indicated that as table fruit the pineapple could be harvested at >breaker-25% ripe with 69.92% of flesh and TSS acidity ratio of 18.9. The fresh pineapple stood for 4 days at ambient condition and for 6 days at 150C of storage. For pineapple jam, the proper fruit maturity was at >breaker-25% ripen. At such ripeness, the best jam quality was achieved by the formula of 65% sugar and 2% citric acid, as indicated by 67.30% of rendemen and good quality shown by score of color and taste of 3.37 and 3.95, respectively. The crushed pineapple flesh maintain its quality for 30 days stored at 150C. To improve jam quality, less prosessing time and higer rendemen, the sugar used for jam processing was added at the time when 20% of water was evaporated and the addition of 0.5% pectin
Pengaruh Jenis dan Perbandingan Pelarut terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar Amiarsih, Dwi; Yulianingsih, -; Diharjo, Sabari Sosro
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 4 (2006): Desember 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian bertujuan mendapatkan jenis dan perbandingan pelarut yang tepat dalam upaya mendapatkan rendemen concrete dan minyak mawar berkadar tinggi dengan mutu prima. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tanaman Balai Penelitian Tanaman Hias, Pasarminggu, Jakarta. Mawar American Beauty, diekstraksi dengan jenis pelarut (heksan, petroleum eter, dan metil isobutil keton) dengan perbandingan bunga dan pelarut (1:1, 1:2, dan 1:3) selama 12 jam. Pengambilan filtrat melalui penyaringan dan pemerasan. Ekstrak dievaporasi vakum untuk mendapatkan concrete. Concrete yang diperoleh dilarutkan dengan etanol 96% dan diuapkan kembali untuk mendapatkan minyak mawar (absolut). Parameter yang diamati adalah rendemen concrete dan absolut, indeks bias, dan komponen penyusun minyak. Rancangan penelitian menggunakan acak lengkap pola faktorial dengan 3 ulangan. Hasil penelitian terbaik menunjukkan bahwa rendemen concrete dan rendemen absolut pada jenis pelarut metil isobutil keton dengan perbandingan bunga dan pelarut 1:3, masing-masing 1,35 dan 0,74%. Mutu minyak mawar yang dihasilkan mempunyai indeks bias 1,49 dan mengandung komponen penyusun minyak atsiri dengan 6 komponen sudah diidentifikasi, yaitu fenil etil alkohol, citronellol, geraniol, metil eugenol, α-pinena, dan β–pinena.ABSTRACT. Amiarsi, D., Yulianingsih, and Sabari S.D. 2006. The effect of kinds and composition of solvent on the yield of rose essential oil. The objective of the study was to find out the best kind and composition of solvent for extraction of rose essential oil with good quality and quantity of concrete and absolute. The treatments were extraction by dipping flower in 3 kinds of solvent (hexane, petroleum ether, andisobuthyl ketone) with composition of flower-solvent (1:1, 1:2, and 1:3) for 12 hours. Solution was separated by filtering and manual pressing. Extract was vacuum evaporated to produce concrete. Concrete was dissolved in ethanol 96% and vacuum evaporated to get absolute rose essential oil. Observations were done on the yield of concrete and absolute, refraction index of absolute, and the composition of essential oil. The experiment was arranged in a factorial completely randomized design with 3 replications. The results indicated that the highest concrete and absolute rendement was obtained by methyl isobuthyl ketone solvent with composition of 1:3 flower-solvent, i.e. 1.35% and 0.74% respectively. Rose essential oil showed good quality with refraction index of 1.49 and 6 component of essential oil were identified, i.e. fenyl ethyl alcohol, citronellol, geraniol, methyl eugenol, α-pinena, and β–pinena.
Seleksi Jenis Bunga untuk Produksi Mutu Minyak Mawar Yulianingsih, -; Amiarsih, Dwi; Tahir, Ridwan; Diharjo, Sabari Sosro
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 4 (2006): Desember 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Mawar yang banyak ditanam petani mempunyai potensi sebagai bahan baku pembuatan minyak bunga yang dapat meningkatkan manfaat dan nilai tambah bunga, yang selama ini hanya digunakan sebagai bunga segar dan bunga tabur. Penelitian ini bertujuan mendapatkan jenis mawar yang tepat dalam upaya mendapatkan concrete dan minyak mawar berkadar tinggi dengan mutu prima. Bunga mawar diekstraksi dengan pelarut heksan, perendaman, dan pengadukan. Perbandingan bunga dan pelarut 1:2 dengan lama ekstraksi 12 jam. Pengambilan filtrat melalui penyaringan dan pemerasan. Ekstrak dievaporasi vakum untuk mendapatkan concrete. Concrete yang diperoleh diekstrak dengan etanol 96% dan diuapkan kembali untuk mendapatkan minyak. Rancangan penelitian menggunakan acak lengkap pola faktorial dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap rendemen concrete, minyak, indeks bias, dan komposisi kimiawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mawar Americana Beauty menghasilkan rendemen concrete dan absolut tertinggi, yaitu 0,14% dan 0,06%. Nilai indeks bias tertinggi dimiliki jenis mawar putih tabur (1,45-1,47). Komponen utama penyusun absolut mawar adalah fenil etil alkohol, sitronellol, dan geraniol. Pada mawar Americana Beauty didominasi senyawa metil eugenol.ABSTRACT. Yulianingsih, D. Amiarsi, R. Tahir, and Sabari S.D. 2006. Selection of roses for producing good quality of rose oil. Roses flower is potential for producing rose oil for product diversivication and for increasing its value added which usually just used as cutflower and grave yard flower. The objective of this research was to determine kinds of rose varieties (Local Red Rose, Local White Rose, Americana Beauty, and Holland Red Rose) for producing good quality and quantity of concrete/absolute. Rose flowers were extracted by dipping flower in to hexane solution for 12 hours. Ratio of flower and solvent was 1:2. Solution was harvested by filtering and manual pressing. Solution was vacuum evaporated to produce concrete, from which absolute would be produced by dissolving in ethanol 96% followed by vacuum evaporation. Observations were done on rendemen of concrete and absolutes, refraction index, and chemical composition of absolutes. The experiment was arranged in a factorial completely randomized design with 3 replications. The results showed that Americana Beauty variety gave the highest rendemen of concrete and absolutes of rose i.e. 0.14% and 0.06% respectively. The highest refraction index was found in Local White Rose (1.45-1.47). The specific components in absolute rose oil were fenyl ethyl alcohol, citronellol, and geraniol. While methyl eugenol was a dominantly found in absolute oil of Americana Beauty roses.
Teknik Enfleurasi dalam Proses Pembuatan Minyak Mawar Yulianingsih, -; Amiarsih, Dwi; Diharjo, Sabari Sosro
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 4 (2007): Desember 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta dari bulan Juni 1998 sampai bulan Mei 1999. Penelitian bertujuan memperoleh jenis dan komposisi lemak hewan yang tepat untuk proses enfleurasi minyak mawar. Teknik enfleurasi dalam proses pembuatan minyak mawar dicoba dengan bahan dasar bunga mawar merah tabur asal Bandungan, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah (a) campuran lemak sapi + lemak ayam (1:1; 1:2; 1:3, 2:1, dan 3:1), (b) campuran lemak kambing dan lemak ayam (1:1, 1:2, 1:3, 2:1, dan 3:1), dan (c) campuran lemak sapi + kambing + ayam (2:1:0,5 dan 2:1:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah campuran lemak hewan dengan perbandingan lemak sapi:lemak kambing:lemak ayam sebesar 2:1:1, yang mempunyai tingkat kekerasan 13,2 mm/5 detik/50 g pemberat, dan bertekstur halus. Rendemen absolut yang dihasilkan mencapai 0,076-0,174% dengan indeks bias 1,46-1,53 dan komponen utama penyusun absolut mawar adalah fenil etil alkohol (11,76-22,34%), sitronelol (2,71-6,05%), dan geraniol (3,37-4,99%). Teknik enfleurasi dapat digunakan dalam produksi minyak mawar bermutu.ABSTRACT. Yulianingsih, D. Amiarsi, and Sabari S. 2007. The Enfleuration Tehnique for Producing Rose Oil. The research was conducted at Indonesian Ornamental Plant Research Institute Laboratory in Jakarta from June 1998 to May 1999. The aim of the experiment was to find out the appropriate composition and kinds of animal fat for enfleuration process for producing rose oil. The enfleuration technique was used to produce volatile oil from red rose flowers from Bandungan, Central Java. Experiment was arranged in a factorial completely randomized design with 3 replications. The treatments were (a) mixture of animal fat of cow + chicken with ratio (1:1, 1:2, 1:3, 2:1, and 3:1), (b) mixture of animal fat of goat + chicken (1:1, 1:2, 1:3, 2:1, and 3:1), and (c) mixture of animal fat of cow + goat + chicken (2:1:0,5 and 2:1:1). The results of the experiment indicated that the best treatment was absorbent mixture of animal fat of cow, goat, and chicken with ratio of 2:1:1 with consistency of 13.2 mm/5 sec/50 g ballast, soft enough, and smooth texture. The rendement of absolute was about 0.076-0.174%, with refraction index 1.46-1.53, and the main components were phenyl ethyl alcohol (11.76-22.34%), citronellol (2.71-6.05%), and geraniol (3.37-4.99%). This enfleuration technique can be used to produce rose absolute with high quality.
Pengaruh Jenis dan Perbandingan Pelarut terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar Amiarsih, Dwi; Yulianingsih, -; Diharjo, Sabari Sosro
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 4 (2006): Desember 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v16n4.2006.p%p

Abstract

ABSTRAK. Penelitian bertujuan mendapatkan jenis dan perbandingan pelarut yang tepat dalam upaya mendapatkan rendemen concrete dan minyak mawar berkadar tinggi dengan mutu prima. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tanaman Balai Penelitian Tanaman Hias, Pasarminggu, Jakarta. Mawar American Beauty, diekstraksi dengan jenis pelarut (heksan, petroleum eter, dan metil isobutil keton) dengan perbandingan bunga dan pelarut (1:1, 1:2, dan 1:3) selama 12 jam. Pengambilan filtrat melalui penyaringan dan pemerasan. Ekstrak dievaporasi vakum untuk mendapatkan concrete. Concrete yang diperoleh dilarutkan dengan etanol 96% dan diuapkan kembali untuk mendapatkan minyak mawar (absolut). Parameter yang diamati adalah rendemen concrete dan absolut, indeks bias, dan komponen penyusun minyak. Rancangan penelitian menggunakan acak lengkap pola faktorial dengan 3 ulangan. Hasil penelitian terbaik menunjukkan bahwa rendemen concrete dan rendemen absolut pada jenis pelarut metil isobutil keton dengan perbandingan bunga dan pelarut 1:3, masing-masing 1,35 dan 0,74%. Mutu minyak mawar yang dihasilkan mempunyai indeks bias 1,49 dan mengandung komponen penyusun minyak atsiri dengan 6 komponen sudah diidentifikasi, yaitu fenil etil alkohol, citronellol, geraniol, metil eugenol, α-pinena, dan β–pinena.ABSTRACT. Amiarsi, D., Yulianingsih, and Sabari S.D. 2006. The effect of kinds and composition of solvent on the yield of rose essential oil. The objective of the study was to find out the best kind and composition of solvent for extraction of rose essential oil with good quality and quantity of concrete and absolute. The treatments were extraction by dipping flower in 3 kinds of solvent (hexane, petroleum ether, andisobuthyl ketone) with composition of flower-solvent (1:1, 1:2, and 1:3) for 12 hours. Solution was separated by filtering and manual pressing. Extract was vacuum evaporated to produce concrete. Concrete was dissolved in ethanol 96% and vacuum evaporated to get absolute rose essential oil. Observations were done on the yield of concrete and absolute, refraction index of absolute, and the composition of essential oil. The experiment was arranged in a factorial completely randomized design with 3 replications. The results indicated that the highest concrete and absolute rendement was obtained by methyl isobuthyl ketone solvent with composition of 1:3 flower-solvent, i.e. 1.35% and 0.74% respectively. Rose essential oil showed good quality with refraction index of 1.49 and 6 component of essential oil were identified, i.e. fenyl ethyl alcohol, citronellol, geraniol, methyl eugenol, α-pinena, and β–pinena.
Tingkat Kematangan Panen Buah Nenas Sampit untuk Konsumsi Segar dan Selai Sabari Sosro Diharjo; - Suyanti; - Sunarmani
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 3 (2006): September 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v16n3.2006.p%p

Abstract

ABSTRAK. Nenas Sampit dari Kalimantan Tengah merupakan nenas bermutu terbaik dan dikenal luas. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan tingkat kematangan optimum nenas Sampit untuk konsumsi segar dan pembuatan selai nenas. Nenas Sampit dipanen pada 6 tingkat kematangan, yaitu tua, breaker, breaker 25% matang, >25-50% matang, >50-75% matang, dan >75% matang. Nenas dipanen dari sentra produksi nenas di Sampit dan diangkut dengan mobil ke Palangkaraya serta dilanjutkan dengan pesawat terbang ke Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nenas Sampit untuk konsumsi segar dapat dipanen pada >breaker-25% matang dengan daging buah 69,92% dan nisbah PTT/asam 18,9. Buah segar tahan disimpan selama 4 hari pada kondisi kamar dan 6 hari pada suhu 150C. Sebagai dasar selai, nenas dapat dipetik pada >breaker-25% matang dan diproses menjadi selai dengan penambahan 65% gula dan 2% asam sitrat. Dengan formula di atas, rendemen selai mencapai 67,30% dengan kualitas baik yang ditunjukkan dengan skor warna dan rasa masing-masing 3,37 dan 3,95. Untuk keperluan industri, menyimpan hancuran daging buah nenas lebih menguntungkan karena tahan simpan selama 30 hari pada suhu 150C. Untuk menjaga mutu dan percepatan proses pemasakan dan meningkatkan rendemen, pencampuran gula dilakukan pada saat 20% air telah diuapkan dan penggunaan 0,5% pektin dalam adonan.ABSTRACT. Sabari, S.D., Suyanti, and Sunarmani. 2006. Maturity of Sampit pineapple for table fruit and jam. Sampit pineapple was a welknown pineapple cultivar produced in Central Kalimantan Province due to its best quality. A study was conducted to determine the proper maturity of pineapple for table fruit as well as for jam. Sampit pineapple cultivar was picked at 6 maturities based on the yellow color development as sign of the ripeness, i.e. breaker, >breaker-25% ripen, >25-50% ripen, >50-75% ripen, and >75% ripen. Harvested pineapple was transported by car from Sampit District to Palangkaraya and continued by plane to Jakarta. The results indicated that as table fruit the pineapple could be harvested at >breaker-25% ripe with 69.92% of flesh and TSS acidity ratio of 18.9. The fresh pineapple stood for 4 days at ambient condition and for 6 days at 150C of storage. For pineapple jam, the proper fruit maturity was at >breaker-25% ripen. At such ripeness, the best jam quality was achieved by the formula of 65% sugar and 2% citric acid, as indicated by 67.30% of rendemen and good quality shown by score of color and taste of 3.37 and 3.95, respectively. The crushed pineapple flesh maintain its quality for 30 days stored at 150C. To improve jam quality, less prosessing time and higer rendemen, the sugar used for jam processing was added at the time when 20% of water was evaporated and the addition of 0.5% pectin
Seleksi Jenis Bunga untuk Produksi Mutu Minyak Mawar - Yulianingsih; Dwi Amiarsih; Ridwan Tahir; Sabari Sosro Diharjo
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 4 (2006): Desember 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v16n4.2006.p%p

Abstract

ABSTRAK. Mawar yang banyak ditanam petani mempunyai potensi sebagai bahan baku pembuatan minyak bunga yang dapat meningkatkan manfaat dan nilai tambah bunga, yang selama ini hanya digunakan sebagai bunga segar dan bunga tabur. Penelitian ini bertujuan mendapatkan jenis mawar yang tepat dalam upaya mendapatkan concrete dan minyak mawar berkadar tinggi dengan mutu prima. Bunga mawar diekstraksi dengan pelarut heksan, perendaman, dan pengadukan. Perbandingan bunga dan pelarut 1:2 dengan lama ekstraksi 12 jam. Pengambilan filtrat melalui penyaringan dan pemerasan. Ekstrak dievaporasi vakum untuk mendapatkan concrete. Concrete yang diperoleh diekstrak dengan etanol 96% dan diuapkan kembali untuk mendapatkan minyak. Rancangan penelitian menggunakan acak lengkap pola faktorial dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap rendemen concrete, minyak, indeks bias, dan komposisi kimiawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mawar Americana Beauty menghasilkan rendemen concrete dan absolut tertinggi, yaitu 0,14% dan 0,06%. Nilai indeks bias tertinggi dimiliki jenis mawar putih tabur (1,45-1,47). Komponen utama penyusun absolut mawar adalah fenil etil alkohol, sitronellol, dan geraniol. Pada mawar Americana Beauty didominasi senyawa metil eugenol.ABSTRACT. Yulianingsih, D. Amiarsi, R. Tahir, and Sabari S.D. 2006. Selection of roses for producing good quality of rose oil. Roses flower is potential for producing rose oil for product diversivication and for increasing its value added which usually just used as cutflower and grave yard flower. The objective of this research was to determine kinds of rose varieties (Local Red Rose, Local White Rose, Americana Beauty, and Holland Red Rose) for producing good quality and quantity of concrete/absolute. Rose flowers were extracted by dipping flower in to hexane solution for 12 hours. Ratio of flower and solvent was 1:2. Solution was harvested by filtering and manual pressing. Solution was vacuum evaporated to produce concrete, from which absolute would be produced by dissolving in ethanol 96% followed by vacuum evaporation. Observations were done on rendemen of concrete and absolutes, refraction index, and chemical composition of absolutes. The experiment was arranged in a factorial completely randomized design with 3 replications. The results showed that Americana Beauty variety gave the highest rendemen of concrete and absolutes of rose i.e. 0.14% and 0.06% respectively. The highest refraction index was found in Local White Rose (1.45-1.47). The specific components in absolute rose oil were fenyl ethyl alcohol, citronellol, and geraniol. While methyl eugenol was a dominantly found in absolute oil of Americana Beauty roses.
Teknik Enfleurasi dalam Proses Pembuatan Minyak Mawar - Yulianingsih; Dwi Amiarsih; Sabari Sosro Diharjo
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 4 (2007): Desember 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n4.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta dari bulan Juni 1998 sampai bulan Mei 1999. Penelitian bertujuan memperoleh jenis dan komposisi lemak hewan yang tepat untuk proses enfleurasi minyak mawar. Teknik enfleurasi dalam proses pembuatan minyak mawar dicoba dengan bahan dasar bunga mawar merah tabur asal Bandungan, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah (a) campuran lemak sapi + lemak ayam (1:1; 1:2; 1:3, 2:1, dan 3:1), (b) campuran lemak kambing dan lemak ayam (1:1, 1:2, 1:3, 2:1, dan 3:1), dan (c) campuran lemak sapi + kambing + ayam (2:1:0,5 dan 2:1:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah campuran lemak hewan dengan perbandingan lemak sapi:lemak kambing:lemak ayam sebesar 2:1:1, yang mempunyai tingkat kekerasan 13,2 mm/5 detik/50 g pemberat, dan bertekstur halus. Rendemen absolut yang dihasilkan mencapai 0,076-0,174% dengan indeks bias 1,46-1,53 dan komponen utama penyusun absolut mawar adalah fenil etil alkohol (11,76-22,34%), sitronelol (2,71-6,05%), dan geraniol (3,37-4,99%). Teknik enfleurasi dapat digunakan dalam produksi minyak mawar bermutu.ABSTRACT. Yulianingsih, D. Amiarsi, and Sabari S. 2007. The Enfleuration Tehnique for Producing Rose Oil. The research was conducted at Indonesian Ornamental Plant Research Institute Laboratory in Jakarta from June 1998 to May 1999. The aim of the experiment was to find out the appropriate composition and kinds of animal fat for enfleuration process for producing rose oil. The enfleuration technique was used to produce volatile oil from red rose flowers from Bandungan, Central Java. Experiment was arranged in a factorial completely randomized design with 3 replications. The treatments were (a) mixture of animal fat of cow + chicken with ratio (1:1, 1:2, 1:3, 2:1, and 3:1), (b) mixture of animal fat of goat + chicken (1:1, 1:2, 1:3, 2:1, and 3:1), and (c) mixture of animal fat of cow + goat + chicken (2:1:0,5 and 2:1:1). The results of the experiment indicated that the best treatment was absorbent mixture of animal fat of cow, goat, and chicken with ratio of 2:1:1 with consistency of 13.2 mm/5 sec/50 g ballast, soft enough, and smooth texture. The rendement of absolute was about 0.076-0.174%, with refraction index 1.46-1.53, and the main components were phenyl ethyl alcohol (11.76-22.34%), citronellol (2.71-6.05%), and geraniol (3.37-4.99%). This enfleuration technique can be used to produce rose absolute with high quality.