Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIFITAS PENYELENGGARAAN KELAS IBU BALITA TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU TENTANG MP-ASI USIA 6-12 BULAN Gita Kostania; RD Rahayu
Jurnal Ilmiah Bidan (JIB) Vol 3 No 3 (2018)
Publisher : Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.036 KB)

Abstract

Pada tahun 2010–2012, Food and Agriculture Organisation (FAO) memaparkan bahwa satu dari delapan orang penduduk dunia menderita gizi buruk. Sebagian besar (sebanyak 852 juta) diantaranya tinggal di negara-negara berkembang. Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2013, terdapat 19,6 (%) kasus balita kekurangan gizi, sebanyak 5,7 (%) balita mengalami gizi buruk. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita adalah faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal diantaranya adalah pengetahuan dan pola pemberian nutrisi (Proverawati, 2007). Kelas ibu balita merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan ibu guna perubahan perilaku tentang gizi bayi-balita yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyelenggaraan kelas ibu balita terhadap pengetahuan dan perilaku ibu tentang MP-ASI usia 6-12 bulan di wilayah Puskesmas Wedi Kabupaten Klaten. Jenis penelitian quasi experiment dengan rancangan non equivalent control group. Populasi aktual adalah seluruh ibu balita dengan anak usia 6-12 bulan di wilayah Puskesmas Wedi kabupaten Klaten sebesar 411 orang ibu. Teknik sampling secara cluster berdasarkan besaran sampel Harry King 0,5%, yang terbagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, masing-masing 50 orang, total sebanyak 100 responden. Hasil uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney Test, dengan nilai p pada variabel pengetahuan dan perilaku masing-masing (p=0,001). Dengan demikian kelas ibu balita efektif terhadap perubahan pengetahuan dan perilaku ibu balita tentang MP-ASI Usia 6-12 bulan.
SKRINING KESEHATAN DAN PERSEPSI CALON PENGANTIN TENTANG PERNIKAHAN DI PUSKESMAS KLATEN SELATAN Dwi Retna Prihati; RD Rahayu; Aris Prastyoningsih; S Sugito
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 14 No. 2, Juli 2023
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v14i2.1043

Abstract

Skrining pranikah adalah strategi penting sebagai upaya pencegahan kelainan genetik, anomali kongenital, dan beberapa masalah medis, psikologis, dan perkawinan, serta menginformasikan kepada pasangan tentang dampak yang akan ditimbulkan dari kondisi kesehatan yang dapat membahayakan calon pasangan suami istri, termasuk pengaruhnya pada keturunannya. Kesiapan calon pengantin tidak hanya meliputi kesiapan fisik, tetapi juga kesiapan psikologisnya. Penyesuaian terhadap peran dan tugas bagi pasangan yang baru menikah sering menimbulkan masalah. Satu dari indikator yang dapat dilihat dari kesiapan menikah adalah persepsi tentang pernikahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kesehatan fisik dan persepsi calon mempelai wanita tentang pernikahan di Puskesmas Klaten Selatan. Jenis penelitian skrining kesehatan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 116 responden. Persepsi pernikahan menggunakan analitik komparatif dengan rancangan post test with control design untuk 2 kelompok berbeda. Sampel yang digunakan 30 responden. Hasil: Usia 75% berkisar 20-30 tahun, kadar hemoglobin 90% ≥ 11 gr/dl, kadar HBSAg 99% negatif, hasil tes kehamilan 94% negatif, 100% negatif HIV. Konseling tambahan oleh Psikolog setelah diberikan konseling dari puskesmas tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi calon pengantin tentang pernikahan (p value=0,070) dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penambahan skor persepsi calon pengantin tentang pernikahan pada kelompok perlakuan (p value =0,147). Premarital screening is an important strategy as an effort to prevent genetic disorders, congenital anomalies, and some medical, psychological and marital problems, as well as informing couples about the impact that will be caused by health conditions that can harm prospective husband and wife, including the effect on their offspring. The readiness of the bride and groom does not only include physical readiness, but also psychological readiness. Adjustment to roles and duties for newly married couples often creates problems. One of the indicators that can be seen from the readiness to marry is the perception of marriage. The purpose of this study was to determine the physical health status and perceptions of the bride and groom about marriage at the South Klaten Health Center. This type of health screening research is quantitative descriptive. The sample used was 116 respondents. Perceptions of marriage used comparative analysis with a post test with control design for 2 different groups. The sample used was 30 respondents. Results: Age 75% ranged from 20-30 years, hemoglobin level 90% ≥ 11 gr/dl, HBSAg level 99% negative, pregnancy test result 94% negative, 100% HIV negative. Additional counseling by a psychologist after being given counseling from the health center did not have a significant effect on the perceptions of the bride and groom about marriage (p value = 0.070) and did not significantly affect the addition of the score of the perception of the bride and groom about marriage in the treatment group (p value = 0.147).