p-Index From 2020 - 2025
1.407
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Al-'Adl PESHUM
Eka Sufartianinsih Jafar
Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Exploring Family Communication and Behavior with The Sakinah Family During The Covid-19 Period Ahmad Fauzan; Muhammad Zakir Husein; Ahmad Ahmad; Eka Sufartianinsih Jafar
Al-'Adl Vol 15, No 1 (2022): Al-'Adl
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/aladl.v15i1.3577

Abstract

Communication and behavior are the main components that still need to be considered to see the level of family harmony during Covid-19, most of which are designing the effects of the pandemic giving birth to domestic violence and divorce. The purpose of this study was to complement and review the existence of the family in aspects of communication and behavior in the family environment during the pandemic in realizing a sakinah family. The research design tends to be phenomenal with a social communication approach. Data collection was done by direct interview. The results of this study show, first, that interpersonal and multipersonal family communication and behavior are positive so that the pressure of the Covid-19 pandemic is not too significant on the level of violence and divorce. Second, the supporting factors in family communication and behavior are the existence of routine religious social activities, demographic conditions, and openness to the social and family environment, especially different religions, ethnicities and races.
The Dynamics Marriage Readiness of Muslim Adolescent from the Perspective of Psychology and Islamic Law Eka Sufartianinsih Jafar; Andi Yaqub
Al-'Adl Vol 14, No 2 (2021): Al-'Adl
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/aladl.v14i2.2954

Abstract

The high rate of divorce in young couples is motivated by psychological and spiritual unpreparedness. Premarital education is a resolution to minimize the divorce rate. This study aims to hack the knowledge and understanding of Muslim adolescents regarding marriage and marriage readiness from a psychology and Islamic law perspective. This type of research uses a descriptive quantitative data collection method using a survey in the form of a questionnaire. The research subjects were 820 adolescents aged 15-20 years who came from various levels of education, namely senior high school students (54.5%) and undergraduate students (45.5%). The results of this study indicate that there are several motivations for marriage for Muslim adolescents, namely (1) wanting to justify themselves by 49% (2) wanting to get attention and affection by 20.5%, (3) wanting to have children by 15.6%, (4) improve the economy by 10%, (5) follow parents wishes 4.9%. While the things that teenagers need to prepare for marriage are (1) Economy by 31.9%, (2) Studying Religion by 29.4%, (3) Education by 20.7%, and (4) Improving Character 18%. Adolescent understanding is still low on the purpose of marriage and the forms of marriage readiness. Indicated by the orientation and motivation of marriage is dominated by the fulfillment of biological and material needs. The implication of this research is to be able to provide a comprehensive view in terms of marriage readiness from the point of view of psychology and Islamic law as reference material for providing premarital preparation/premarital education to adolescents so that they can prepare for married life.
Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Penyesuaian Diri Pada Istri Yang Tinggal Bersama Mertua Dewi Munadiah Hasrullah; Asniar Khumas; Eka Sufartianinsih Jafar
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 4: Juni 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v2i4.1811

Abstract

Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk beradaptasi pada lingkungan sekitar sehingga individu mendapatkan ketentraman secara internal dalam hubungannya dengan dunia sekitarnya. Penyesuaian diri merupakan salah satu permasalahan yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari hari individu. Seperti seseorang yang sudah menikah, dimana seseorang tersebut akan menyesuaikan diri entah bagi diri sendiri, suami, anak, mertua dan keluarga pasangan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kesejahteraan psikologis dengan penyesuaian diri pada istri yang tinggal bersama mertua. Partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan yang sudah menikah dan tinggal bersama mertua di Sulawesi Selatan sebanyak 106 responden. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian ini menggunakan skala kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, yang hasilnya dianalisis menggunakan teknik analisis product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada istri yang tinggal bersama mertua (p=0.000, r=0.605). Penelitian ini menggambarkan bahwa semakin tinggi penyesuaian diri seorang istri maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya. Penelitian ini diharapkan mampu membuat sesorang istri agar lebih mengetahui pendekatan dalam menarik perhatian ibu mertua sehingga dapat menyesuaikan diri dan lebih bisa menemukan solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi.
Persepsi Tentang Pernikahan Pada Perempuan Dewasa Awal Yang Mengalami Fatherless Sri Wahyuni; Asniar Khumas; Eka Sufartianinsih Jafar
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 6: Oktober 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v2i6.2380

Abstract

Setiap anak perempuan membutuhkan figur ayah, namun tidak semua anak perempuan bisa merasakan hal tersebut karena ketidakhadirannya ayah baik secara fisik maupun psikologis yang hal ini biasa dikenal dengan istilah fatherless. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri tentang bagaimana persepsi anak perempuan dewasa awal yang mengalami fatherless tentang pernikahan. Responden penelitian merupakan dua perempuan dewasa awal berusia 23 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang mengeksplor dua kasus. Kasus pertama yaitu karena ayah meninggal dan kasus kedua karena ayah berselingkuh. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada responden yang ayahnya meninggal dan memiliki kesan baik pada ayah cenderung memberikan persepsi yang positif dan menjadikan ayahnya sebagai role model dalam memilih kriteria pasangan. Tetapi sebaliknya, responden yang ayahnya berselingkuh merasa takut untuk menikah karena kondisi keluarganya yang kurang harmonis, dan sulit untuk percaya terhadap laki-laki karena perilaku ayahnya. Faktor yang memengaruhi persepsi tentang pernikahan pada responden yaitu berdasarkan dari lingkungan keluarga terutama orang tua responden, serta pengalaman yang pernah dialami responden. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa informasi mengenai persepsi tentang pernikahan pada perempuan dewasa awal yang mengalami fatherless dan sebagai acuan kepada partisipan dan masyarakat agar dapat mengatasi dampak fatherless yang memengaruhi cara bersikap terhadap pernikahan.