Shufiyani Shufiyani
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Banten

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI EKSTRAK DAUN ALOCASIA MACRORRHIZOS SEBA GAI ANTIBAKTERI TERHADAP PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Hamtini Hamtini; Syarah Anliza; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 1 (2017): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.571 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i1.76

Abstract

Antibakteri adalah subtansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba lain, pada saat ini dikenal dengan istilah antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menyebabkan adanya resistensi antibiotik. Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan baku obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak metanol daun Alocasia macrorrhizos. Ekstrak metanol daun kemudian dilakukan dengan uji fitokimia. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar, bakteri uji yang digunakan adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Konsentrasi yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah 40%, 20%, 10%, dan 5%. Untuk kontrol positif, digunakan antibiotik tetraxiclin 1%. Sedangkan, hasil uji fitokimia didapatkan komponen-komponen senyawa seperti flavonoid, tanin, dan steroid. Hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 40% sebesar 3,7 mm untuk Staphylococcus aureus dan untuk Escherichia coli diameter zona hambat tertinggi pada konsetrasi 40% sebesar 2,56 mm.
UJI DAYA HAMBAT AIR PERASAN BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI SECARA IN VITRO Wawan Sofwan Zaini; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 2 (2017): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.166 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i2.81

Abstract

Sejak dulu, masyarakat Indonesia telah menggunakan tanaman obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi penyakit yang secara turun temurun diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman dan memiliki efek samping yang relatif kecil daripada obat modern.(2) Salah satu tanaman herbal yang digunakan sebagai obat tradisional adalah buah pare (Momordica charantia L.) yang lazimnya dijadikan sebagai makanan, namun saat ini telah banyak digunakan sebagai antihelmintik, antimalaria, dismenore, pengobatan untuk eksim, sakit tenggorokan, abses, dan penyakit infeksi.(3 Tujuan dari penelitian ini yaitu nntuk mengetahui daya hambat air perasan buah pare terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli. dan menentukan nilai Uji Daya Hambat Minimum air perasan buah pare yang masih bisa menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli. Desain Penelitian menggunakan Eksperimental Laboratorium. Subyek penelitian adalah buah pare jenis lokal dan impor. Bakteri uji yang digunakan adalah S.aureus dan E.coli . Sampel : air perasan buah pare dengan konsentrasi 100%, 75%, 50%, dan 25% masing-masing sebanyak 5 ml. Waktu penelitian diperkirakan memerlukan 4 minggu.’ Hasil penelitian menunjukkan: Air perasan buah pare dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus tetapi tidak mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan E.coli, Air perasan buah pare (Momordica charantia L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dengan konsentrasi minimum 25% dalam waktu kontak 30 menit. Setelah melakukan penelitian maka, beberapa rekomendasi saran yang dapat diajukan adalah Dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk pemeriksaan Ekstrak buah Pare dan dapat dilakukan penelitian dengan metode cakram.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) BEAUV.) Makhabbah Jamilatun; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 6 No 1 (2019): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.94 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v6i1.92

Abstract

Mikroba endofit di dalam bagian tanaman dapat terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya yaitu kapang endofit. Kapang endofit dilaporkan menghasilkan berbagai metabolit bioaktif. Berbagai jenis tanaman terutama tanaman obat, dapat digunakan sebagai sumber isolat kapang endofit. Jenis tanaman yang berpotensi sebagai tanaman berkhasiat obat adalah alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan dan jenis kapang endofit dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.). Penelitian dilakukan dengan mengisolasi kapang endofit dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.). menggunakan medium Potato Dextrose Agar Chloramphenicol (PDAC), kemudian dilakukan pemurnian pada kapang endofit serta mengidentifikasi isolat kapang endofit berdasarkan ciri makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian diperoleh tujuh isolat kapang endofit yang tumbuh pada tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.), yaitu 1 isolat kapang Fusarium sp. dari bagian bunga, 2 isolat Mucor sp. dari bagian daun, 3 isolat Mucor sp. dari bagian tangkai, 1 isolat Mucor sp. dari bagian akar