Omo Sutomo
Poltekkes Kemenkes Banten

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ISPA DI DESA SUMUR BANDUNG KECAMATAN CIKULUR KABUPATEN LEBAK TAHUN 2017 Omo Sutomo
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 1 (2018): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.208 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i1.3

Abstract

Pengetahuan diartikan sebagai hasil “tahu” dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Bahwa untuk efektifnya pengetahuan diterima oleh seseorang diperlukan upaya, salah satunya melalui pemilihan model pendidikan kesehatan. Kenyataan dilapangan pendidikan kesehatan dilaksanakan belum sepenuhnya direncanakan, dirancang dengan menggunakan kaidah yang seharusnya. Hasil studi pendahuluan pada bulan April 2017 di Puskesmas Cikulur Kabupaten Lebak balita yang menderita ISPA relatif tinggi, halnya yang sama juga ditemukan Kemenkes (2015). Kondisi ini sangat memprihatinkan yang jika tidak mendapat perhatian akan memberi dampak pada kualitas hidup anak balita mengingat bahaya dari ISPA. Karena itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan keluarga khususnya ibu balita melalui peningkatan pengetahuan tentang ISPA sehingga ibu mampu mendeteksi gangguan kesehatan balita dan resiko kematian dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh model pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu balita tentang ISPA di desa Sumur Bandung kecamatan Cikulur kabupaten Lebak tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment, dengan pendekatan rancangan eksperimen ulang (pre test-post test group design). Populasi ialah seluruh ibu balita dengan jumlah sampel 184 ibu balita. (intervensi 92, kontrol 92), dengan teknik pengambilan proportional random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan koesioner sebelum dan setelah intervensi. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji t-test. Untuk mengetahui perbedaan rerata digunakan nilai alpa 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata pengetahuan ibu balita tentang ISPA pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi dengan model pendidikan kesehatan (p=0,000)
PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR DALAM KEPESERTAAN AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA DI MASYARAKAT BADUY Omo Sutomo
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 2 (2018): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.771 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i2.53

Abstract

Keluarga Berencana mempunyai kontribusi yang besar terhadap upaya penurunan angka kemantian ibu melahirkan, karena keluarga berencana secara langsung akan menurunkan “rate” wanita yang hamil dan melahirkan, dan sekaligus juga berkontribusi terhadap “ratio” kematian ibu. Data atau informasi yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi oleh Pasangan Usia Subur di masyarakat Baduy yang berlokasi di kabupaten Lebak dengan karakteristik budaya yang unik dan masih tertutup dalam banyak hal termasuk dalam hal kesehatan dan keluarga berencana belum teridentifikasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang perilaku pasangan usia subur dalam kepesertaan sebagai akseptor keluarga berencana di masyarakat Baduy. Desain penelitian ini adalah peneltian kualitatif. Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dilakukan wawancara mendalam terhadap enam orang informan kunci, dan sepuluh orang informan yakni ibu-ibu dalam katagori pasangan usia subur di wilayah suku Baduy. Data yang terkumpul diolah kemudian dilakukan analisis isi atau content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ditemukan ibu-ibu belum menjadi akseptor KB, pengetahuan informan tentang keluarga berencana masih sangat terbatas/rendah. Untuk memperoleh pelayanan kontrasepsi ibu-ibu memanfaatkan posyandu yang berada di hampir semua kampung. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan sebagian besar pasangan usia subur mengunakan suntik. Pemerintah desa mendukung upaya program keluarga berencana di wilayah Baduy, dengan memberikan dukungan berupa penyedian tempat posyandu dan kader dalam membantu kegiatan posyandu. Kepada Puskesmas Cisimet perlu kiranya meningkatkan promosi kesehatan berupa pendidikan kesehatan/penyuluhan kesehatan yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan melibatkan para tokoh masyarakat dan “Jaro” atau kepala desa dalam kagiatan yang berkaitan dengan upaya kesehatan dan keluarga berencana, sehingga informan secara bertahap memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku untuk menerima program keluarga berencana sesuai kebutuhannya
PENGARUH PENERIMAAN LAYANAN KESEHATAN DARI PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS CIBADAK – LEBAK Kadar Kuswandi; Omo Sutomo
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.088 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.123

Abstract

Masih banyak ditemukannya masyarakat yang memanfaatkan jasa bukan tenaga kesehatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dialaminya, sehingga dapat berdampak terhadap tingginya angka kesakitan dan kematian yang terjadi di masyarakat, yang kesemuanya itu dapat berakibat pada rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang bersangkutan. Keadaan tersebut dapat diakibatkan karena pengalaman yang kurang menyenangkan/kurang baik yang diterima oleh masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan dari petugas kesehatan yang ada. Disain penelitian yang digunakan berupa penelitian analitik untuk melihat hubungan antar variable dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cibadak yang pernah menerima pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan puskesmas. Sampel berjumlah 100 orang yang ditentukan dengan menggunakan tehnik non random sampling (pusposif). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian besar (65,0%) memiliki pengalaman yang kurang baik terhadap pemberi layanan kesehatan, dan lebih dari sebagian (51,0%) merencanakan untuk tidak memanfaatkan kembali tenaga/fasilitas kesehatan yang sama pada saat mereka membutuhkan bantuan tenaga kesehatan. Responden yang berpendidikan rendah lebih banyak berencana untuk tidak memanfaatkan kembali tenaga kesehatan yang sama (p=0,044), dan yang memiliki pengalaman kurang baik lebih banyak yang berencana untuk tidak memanfaatkan kembali tenaga kesehatan yang sama (p=0,000). Sedang jenis kelamin tidak memiliki hubungan bermakna dengan pemanfaatan kembali tenaga/fasilitas kesehatan yang sama (p=0,319). Dengan masih banyaknya ditemukan pengguna jasa layanan kesehatan yang merasa tidak puas (memiliki pengalaman kurang baik) terhadap petugas/fasilitas kesehatan yang ada, maka sebaiknya perlu dilakukan pelatihan cara pemberian layanan kesehatan yang baik; dan untuk terus dihimbau bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan layanan yang baik.
PENGARUH INTERVENSI PEMBERIAN PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DAERAH PERKOTAAN KABUPATEN LEBAK TAHUN 2012 Omo Sutomo; Kadar Kuswandi
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.058 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.129

Abstract

Bayi merupakan mahluk Tuhan yang memerlukan perlindungan, perawatan dan nutrisi yang memadai selama kurun waktu yang ditentukan. Diperlukan pemahaman berupa pengetahuan dan keinginan yang kuat dari ibu dan anggota keluarga lain untuk memungkinkan memberikan air susu ibu (ASI) pada tahun-tahun awal kelahiran bayi yakni sedidaknya sampai bayi berumur enam bulan. Kenyataan dilapangan menujukkan bahwa masih ditemukan bayi yang tidak cukup mendapatkan asupan berupa pemberian ASI sampai bayi berusia enam bulan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh intervensi pemberian penyuluhan tentang ASI ekslusif pada ibu hamil trimester III terhadap pemberian ASI eklusif pada bayi di daerah perkotaan kabupaten Lebak tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain kuasi eksperimen. Yang menjadi populasi ialah seluruh ibu trimester III akhir, dengan jumlah sampel 165 orang. Penelitian akan dilakukan di daerah perkotaan kabupaten Lebak. Analisis data dilakukan secara bertahap yakni analisis univariat, analisis bivarait. Hipotesa peneltian ini ialah pemberian penyuluhan tentang ASI eksklusif pada ibu hamil trimester III berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi di daerah perkotaan kabupaten Lebak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata lamanya pemberian ASI Eksklusif lebih lama (69,19hari) pada ibu menyusui yang diberi penyuluhan lebih atau sama dengan tiga kali, bila dibandingkan yang diberi penyuluhan kurang atau sama dengan dua kali, hanya memiliki rata-rata pemberian ASI Eksklusif selama 42,45 hari. Dengan nilai p = 0,000, dan nilai OR sebesar 3,386. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan untuk perencanaan bidang kesehatan khususnya untuk penguatan promosi kesehatan dan perilaku ibu dalam pemberian ASI eklusif di daerah perkotaan khususnya di kabupaten Lebak.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2013 Omo Sutomo; Kadar Kuswandi
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.451 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i1.138

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control bertujuan untuk memperoleh informasi tentang Factor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak tahun 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak periode Januari sampai dengan Desember 2013 berjumlah 4.328 orang ibu bersalin. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 1036 orang ibu bersalin yakni 518 kelompok kasus dan 518 kelompok control; dengan demikian pengambilan sampel ini dengan menggunakan perbandingan 1:1 tidak berpasangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah data skunder pada buku register ibu hamil di ruang bersalin, dengan menggunakan format pengumpulan data yang disesuaikan dengan variabel yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat komputer. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square Hasil analisis diperoleh bahwa kejadian ketuban pecah dini (KPD) dari seluruh ibu bersalin sebanyak 12,0%. Sebagian besar (55,2%) ibu bersalin berusia < 27 tahun, lebih dari separuh ibu bersalin (51,4%) memiliki paritas primipara, masih terdapat sebagian kecil ibu bersalin (10,4%) memiliki pekerjaan tetap, sebagian besar suami ibu bersalin (61,1%) bekerja sebagai buruh/tani/sopir/ojeg. Dari hsil analisis bivariat diperoleh bahwa variable umur dan paritas ibu memiliki hubungan bermakna dengan kejadian KPD; dengan masing-masing nilai p=0,000; sedangkan untuk variable umur kehamilan, pekerjaan ibu dan pekerjaan suami ibu tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian KPD; dengan masing-masing nilai p>0,05 (p > α). Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam membuat kebijakan terutama dalam pengelolan persalinan untuk mencegah terjadinya KPD. Disamping itu, perlu pula diamati hubungan trauma dengan kejadian KPD.
PENGARUH PENDAMPINGAN KADER TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIKULUR KABUPATEN LEBAK Omo Sutomo
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 6 No 1 (2019): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.337 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v6i1.158

Abstract

Pemberia ASI eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak (Patal, 2013), Sayangnya tidak semua ibu berhasil dalam menyusui terutama dalam enam bulan pertama kehidupan bayi. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2014), cakupan ASI eksklusif secara Nasional masih rendah (54,3%), demikian pula di provinsi Banten masih tergolong rendah (47,9%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendampingan kader terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Cikulur Kabupaten Lebah tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment, rancangan seri ganda (multiple time series) design).Sampel ialah ibu pasca nifas sebanyak 92 orang ( 46 orang perlakuan dan 46 orang kontrol). Sampel diambil dengan teknik quata sampling. Untuk mengetahui kemaknaan pengaruh digunakan nilai α sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuhnya ibu tidak memberikan ASI eksklusi (51,1%). Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak (63.0%) terjadi pada ibuyang tidak didampingi oleh kader dibandingkan dengan ibu yang didampingi kader hanya 39,1 % yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Terdapat pengaruh yang signifikan pendampingan kader terhadap pemberian ASI eksklusif (p=0,037). Ibu yang tidak mendapat pendampingan kader berisiko hampir tiga kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang mendapat pendampingan kader (OR=2,654)
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KECEMASAN PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN LEBAK Tutik Iswanti; Nintinjri Husnida; Ayi Tansah Rohaeti; Omo Sutomo
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 8 No 1 (2021): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v8i1.232

Abstract

Latar Belakang : Kecemasan pada kehamilan apabila tidak segera ditangani dengan baik maka akan berdampak pada kondisi fisik dan psikis pada ibu dan janin yang dikandungnya. Menurut Alder et al (2017), kehamilan dengan kecemasan akan mempengaruhi lingkungan intrauterine dan perkembangan janinnya. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap kecemasan ibu hamil. Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 76 responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Analisis data univariat dipaparkan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square dan analisis multivariate dengan regresi logistic. Hasil : Ibu hamil dengan kecemasan sebesar 38,2%, ibu hamil yang kurang dukungan social sebanyak 30,3%, ibu hamil dengan umur beresiko sebesar 30,3%, ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah sebesar 34,2%, ibu hamil yang bekerja sebanyak 42,1%, ibu hamil primigravida sebanyak 34,2%, dan ibu hamil yang tidak mengikuti latihan fisik sebanyak 36,8%. Tidak ada pengaruh dukungan sosial terhadap kecemasan ibu hamil (0,887), Faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil yaitu tingkat pendidikan (0,000) dan graviditas (0,075) dan faktor yang paling mempengaruhi yaitu tingkat pendidikan (0,000). Kesimpulan : Tidak ada pengaruh dukungan sosial terhadap kecemasan ibu hamil Kata kunci : Dukungan sosial, kecemasan
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBADAK KABUPATEN LEBAK TAHUN 2019 Omo Sutomo; Een Sukaedah; Tutik Iswanti
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 7 No 2 (2020): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v7i2.250

Abstract

Diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, kejadiannya masih menjadi penyakit utama pada bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Lebak tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini ialah ibu yang memiliki bayi berumur 7-12 bulan sebanyak 89 orang. Sampel diambil dengan teknik proporsional random sampling. Analisis data dilakukan secara bertahap, mula-mula secara univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran proporsi masing-masing variabel, kemudian bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variabel dependen. Uji statistik digunakan uji chi square. Untuk mengetahui kemaknaan hubungan digunakan nilai α sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak bayi yang menderita diare (36,0 %) dan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif secara penuh (47,2 %). Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi (0,000), dimana ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya berisiko lebih dari 8 kali untuk terkena diare dibandingkan dengan ibu yang memberikan ASI eksklusif untuk terkena diare pada bayinya. Diperlukan upaya pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, pencegahan dan penanganan awal diare pada bayi serta pendampingan pada ibu bayi dalam masa pemberian ASI eksklusif dengan melibatkan kader Posyandu dalam pelaksanaannya.
Pemberdayaan Remaja dalam mengatasi Dismenore Primer dengan Cara Non Farmakologi di SMPN 2 Sajira Kabupaten Lebak Provinsi Banten Siti Rusyanti; Omo Sutomo
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.13340

Abstract

ABSTRAK Nyeri haid (Dismenore ) merupakan salah satu morbiditas ginekologi yang dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan haid ini seringkali dialami oleh wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebanyak 64,25% wanita di Indonesia mengalami dismenorrhae; 54,89% mengalami dismenore primer dan 9,36% mengalami dismenore sekunder. Dismenore berdampak terhadap penurunan kualitas hidup wanita. Salah satu penanganan dismenore adalah dengan pemberian terapi non farmakologis dengan mengkonsumsi bahan herbal dan latihan fisik. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMPN 2 Sajira yang mengalami dismenore primer dengan keluhan ringan bahkan berat sehingga mengganggu aktivitas belajar bahkan tidak dapat hadir ke sekolah. Upaya yang dilakukan adalah mengatasi nyeri haid tersebut dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri. Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang berdampak terhadap kesehatan terutama fungsi hati. Tujuan agar remaja mampu mengatasi secara mandiri keluhan Dismenore Primer secara non farmakologis dengan mengkonsumsi bahan herbal dan latihan fisik. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yaitu memberikan edukasi secara teori dan praktik dengan metode Ceramah Tanya Jawab (CTJ), brain stroming dan praktik kepada siswi yang menjadi binaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat melalui KIE tentang Disminore Primer dan cara penanganannya dengan non farmakologis serta melakukan praktik langsung metode pengurangan dismenore primer. Hasil monitoring dan evaluasi didapatkan para siswi mengaplikasikan cara penanganan dismenore dengan cara non farmakologi secara mandiri sehingga dismenore dapat diatasi dengan lebih mudah. Remaja mampu mengatasi secara mandiri keluhan Dismenore Primer secara non farmakologis dengan mengkonsumsi bahan herbal dan latihan fisik. Kata kunci: Remaja,Dismenore Primer,Non Farmakologi  ABSTRACT Menstrual pain (dysmenorrhea) is one of the gynecological morbidities experienced by most women. Menstrual disorders are often experienced by women all over the world, including in Indonesia. As many as 64.25% of women in Indonesia experience dysmenorrhea; 54.89% had primary dysmenorrhea and 9.36% had secondary dysmenorrhea. Dysmenorrhea has an impact on reducing the quality of life for women. One of the treatments for dysmenorrhea is non-pharmacological therapy by consuming herbal ingredients and physical exercise. The results of a preliminary study conducted at SMPN 2 Sajira who experienced primary dysmenorrhea with mild or even severe complaints that disrupted learning activities and could not even attend school. Efforts are being made to overcome menstrual pain by taking painkillers. Long-term use of drugs has an impact on health, especially liver function. Purpose to the aim of the activity is for youth to be able to independently deal with complaints of Primary Dysmenorrhea in a non-pharmacological manner by consuming herbal ingredients and physical exercise. The method used in community service activities is to provide education in theory and practice with the Question and Answer Lecture (CTJ) method, brain stroming and practice to students who are assisted in community service activities through KIE on Primary Dysmenorrhea and how to handle it with non-pharmacological and practice direct primary dysmenorrhea reduction method. The results of monitoring and evaluation showed that the students applied non-pharmacological methods of handling dysmenorrhea independently so that dysmenorrhea could be treated more easily. Adolescents are able to independently overcome Primary Dysmenorrhea complaints non-pharmacologically by consuming herbal ingredients and physical exercise. Keywords : Adolescents, Primary Dysmenorrhea, Non-Pharmacology