Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa) DENGAN TIGA WAKTU MASERASI Alfin Surya; Yulia Yesti
HUMAN CARE JOURNAL Vol 3, No 2 (2018): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.761 KB) | DOI: 10.32883/hcj.v3i2.105

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan berdasarkan perbedaan waktu maserasi pada ekstrak metanol  dari  tanaman Pithecellobium jiringa (kulit jengkol). Penelitian ini mengunakan metode DPPH (2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl) sehingga menghasilkan IC50 : pada 24 jam sebesar 51,1387mg/mL, pada 48 jam sebesar 40,2855mg/mL sedangkan  pada 72 jam sebesar 22,5788 mg/mL. Hasil IC50 terbaik dari penelitian ini diperoleh pada waktu maserasi 72 Jam yaitu dengan 22,5788 mg/mL sudah dapat menghambat 50% DPPH sebagai sumber radikal
POTENSI EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI (PROPIONIBACTERIUM ACNES) Oryza Sativa Fitriani; Fajrian Aulia Putra; Yulia Yesti; Harry Ade Saputra; Novia Wirasti
HUMAN CARE JOURNAL Vol 8, No 2 (2023): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v8i2.2427

Abstract

Abstract: This study aims to determine the antibacterial potential of ethanol extract of Moringa leaves again: st the growth of Propionibacterium acnes bacteria. Antibacterial activity test was carried out by disc diffusion method, and compared the average inhibition zones of each ethanol extract of Moringa leaves from 3 different concentrations, namely concentrations of 10%, 20% and 30%. The results of the disc diffusion test of Moringa oleifera (Moringa oleifera Lam) ethanol extract were characterized by the diameter of the inhibition zone at a concentration of 10% at 16 mm, a concentration of 20% at 17.5 mm, and a concentration of 30% at 18.5 mm. From the results of the study, it can be concluded that the ethanolic extract of Moringa leaves has the potential to inhibit the growth of Propionibacterium acnes bacteria at concentrations of 10%, 20% and 30%, respectively, of 16 mm, 17.5 mm, and 18.5 mm with a strong category. Based on these results, it can be seen that the higher the concentration used, the greater the diameter of the inhibition zone obtained.Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antibakteri ekstrak etanol daun kelor terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram disk, dan membandingkan rata-rata zona hambat dari masing-masing ekstrak etanol  daun kelor dari 3 konsentrasi berbeda, yaitu konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Hasil uji difusi cakram ekstrak etanol daun kelor (Morinmga oleifera Lam)  ditandai dengan diameter zona hambat pada konsentrasi 10% sebesar 16 mm, konsentrasi 20% sebesar 17,5 mm, dan konsentrasi 30% pada 18,5  mm. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kelor mempunyai potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes pada konsentrasi 10%, 20% dan 30% secara berurutan sebesar 16 mm, 17,5 mm, dan 18,5 mm dengan kategori kuat. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui, bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin besar pula diameter zona hambat yang didapatkan.
Pengaruh Pemberian Krim Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper ornatum N.E.Br.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Tikus Gusriyani, Sri; Yulia Fitri; Yulia Yesti; Harry Ade Saputra; Billy Harnaldo Putra; Rama Feriska Putra
An-Najat Vol. 3 No. 3 (2025): Agustus : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i3.3258

Abstract

Luka bakar (combustio) adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas sepeti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian krim ekstrak daun sirih merah terhadap peningkatan sel fibrolast dalam proses penyembuhan luka bakar pada tikus. Metode yang digunakan ialah pembagian kelompok hewan uji menjadi 4 kelompok yaitu kelompok 1 kontrol negatif tikus dilukai tidak diberikan apa-apa, kelompok 2 kontrol positif dimana tikus dilukai diberikan obat pembanding burnazin plus, kelompok 3 tikus dilukai dengan diberikan sediaan basis krim, kelompok 4 tikus dilukai dengan diberikan sediaan krim ekstrak 15%. Lalu setiap kelompok tikus dilukai dengan menggunakan besi baja yang dipanaskan di api biru selama 5 menit lalu ditempelkan ke punggung tikus 5 detik dengan kedalaman 2 mm sampai dermis karena dalam penelitian ini menggunakan luka derajat 2. Berikan sediaan krim 200mg selama 7 hari 2 kali sehari dioleskan ke punggung tikus. Pengukuran parameter yang dilakukan yaitu luas persentase penyembuhan luka bakar, dengan rata-rata luas presentase penyembuhan luka pada konsentrasi 15% menghasilkan 27,5%. Kesimpulannya bahwa krim dengan sediaan ekstrak daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br) konsentrasi 15% dapat memberikan pengaruh dalam proses penyembuhan luka bakar pada tikus. Sarannya dapat disarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan metode lain yang bisa digunakan untuk penyembuhan luka bakar dengan menggunakan larutan hidroksiprolin.