Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT TEKAN BETON Talinusa, Ocsen Gregorius; Tenda, Ruddy; Tamboto, Winny J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 7 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuat tekan adalah karakteristik mekanik utama dari beton yang dapat diketahui melalui penelitian uji tekan di laboratorium terhadap benda uji. Baik dalam bentuk kubus ataupun silinder dengan ukuran standar: 10cm x 10cm x 10cm dan 15cm x 15cm untuk kubus dan 10cm x 20cm dan 15cm x 30cm untuk silinder. Untuk mendapatkan informasi mengenai kecendrungan harga kuat tekan beton dengan variasi dimensi benda uji, telah dilakukan penelitian-penelitian di laboratoriun untuk mendapatkan komposisi campuran tertentu pada umur beton 28 hari, variasi ukuran benda uji dibuat: 10cm x 10cm x 10cm, 12,5cm x 12,5cm x 12,5cm dan 15cm x 15cm x 15cm untuk kubus dan 10cm x 20cm, 12,5cm x 25cm dan 15cm x 30cm untuk silinder. Dengan jumlah benda uji masing-masing 20 buah untuk setiap ukuran benda uji. Melalui prosedur standar pengujian kuat tekan dan menggunakan formula-formula baku perhitungan tekan rata-rata diperoleh informasi bahwa peningkatan ukuran dimensi benda uji menghasilkan penurunan kuat tekan rata-rata, untuk benda uji kubus dengan ukuran masing-masing: 10cm x 10cm x 10cm, 12,5cm x 12,5cm x 12,5cm dan 15cm x 15cm x 15cm diperoleh kuat tekan rata-rata masing-masing: 32,86MPa, 31,26MPa dan 31,036MPa. Sedangkan untuk silinder dengan kururan 10cm x 20cm, 12,5cm x 25cm dan 15cm x 30cm diperoleh kuat tekan rata-rata masing-masing: 31,47MPa, 30,85MPa dan 30,44MPa. Kata kunci: Dimensi Benda Uji, Variasi Ukuran, Kuat Tekan Beton
KAJIAN SIFAT MEKANIK BETON TAILING PADA PENGECORAN DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH SIKACRETE-W Kuhu, Hanna Yashinta; Sumajouw, Marthin D. J.; Pandaleke, Ronny; Tamboto, Winny J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tailing merupakan sisa pengolahan tambang (limbah) yang tidak dikelola sehingga hanya ditampung atau dialirkan ke sungai dekat lokasi penambangan. Dampak lingkungan akibat limbah tailing ini dapat dikurangi dengan memanfaatkannya sebagai substitusi semen. Selain penggunaan pipa tremie, bucket, dan sebagainya untuk mengatasi masalah penghanyutan finer element, segregasi akibat pengecoran di bawah air, dapat juga dengan menambahkan bahan additive Sikacrete-W untuk meningkatkan daya ikat antar material penyusun beton. Dalam penelitian ini diselidiki pengaruh Sikacrete-W terhadap sifat mekanik beton tailing yaitu kuat tekan, kuat tarik belah dan kelecakan beton tailing yang dicor di dalam air, dengan kadar tailing 15%, Sikacrete-W 0%, 8%, 10%, 12%, 14%, dan 16% dari berat semen dan dibandingkan dengan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton tailing pada kondisi normal. Komposisi campuran beton menggunakan metode ACI 211.1.91. Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tekan dan kuat tarik belah dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder berukuran 10/20 cm yang dilakukan pada umur perawatan beton 7, 14 dan 28 hari, dan pengujian kuat tarik belah pada umur 28 hari. Perawatan benda uji yang dilakukan adalah perawatan basah dengan direndam dalam air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kadar Sikacrete-W yang dipakai dalam pengecoran dalam air relatif menaikkan kuat tekan dan kuat tarik belah beton tailing, namun tidak melebihi konsentrasi optimum Sikacrete-W yaitu 12% dari berat semen. Kuat tekan beton tailing tertinggi yang dicapai pada kondisi underwater-cast concrete dengan menggunakan konsentrasi Sikacrete-W optimum BTKS-12% hanya sebesar 62,22% dari kuat tekan beton tailing pada kondisi normal (non underwater-cast concrete). Kata kunci: Pengecoran dalam air, beton tailing, Sikacrete-W, kuat tekan, kuat tarik belah.
PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON Kullit, Vanessa Irena; Wallah, Steenie E.; Tamboto, Winny J.; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 7 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan beton (curing) adalah prosedur setelah pengecoran yang dilakukan untuk menjaga beton selama proses hidrasi berlangsung agar kekuatan beton yang diinginkan dapat tercapai. Dalam pekerjaan konstruksi seringkali dibutuhkan beton yang memiliki kekuatan awal yang tinggi untuk mempercepat waktu pengerjaan sehingga perawatan beton yang digunakan adalah perawatan beton pada elevated temperature.Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variasi suhu pada perawatan elevated temperature terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton, juga untuk melihat perilaku kuat tekan dan kuat tarik belah beton menurut umur beton.Dari hasil penelitian didapatkan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton terhadap benda uji silinder 10/20 cm yang dirawat dengan perawatan elevated temperature dengan 3 variasi suhu yaitu 40°C, 50°C dan 60°C. Berdasarkan perawatan yang dilakukan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan maka nilai kuat tekan dan kuat tarik belah yang dihasilkan pada umur muda beton akan semakin tinggi sedangkan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah yang dihasilkan pada umur 28 hari akan semakin rendah.Kata kunci: beton, elevated temperature, kekuatan, perawatan
PEMERIKSAAN TEGANGAN LEKAT ANTARA BAJA DAN BETON DENGAN KUAT TEKAN BETON 40 MPa Tumiwa, Brian; Manalip, Hieryco; Tamboto, Winny J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 1 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan ketahanan terhadap tarik rendah. Oleh karena itu, beton yang tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu ini harus diberikan perkuatan penulangan yang terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik yang timbul. Salah satu hal yang menyebabkan tulangan dan beton dapat bekerja sama adalah faktor lekatan (adhesi) antara beton dan permukaan tulangan. Daya lekat (tegangan lekat) akan dipengaruhi oleh kualitas dari beton itu sendiri. Mutu atau kualitas dari suatu beton ditentukan dari besarnya kuat tekan beton yang didapatkan. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mendapatkan hubungan antara kuat tekan beton 40 MPa dengan tegangan lekat antara baja dan beton. Pada penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 100x200 mm. Dengan menggunakan metode pembuatan campuran beton ACI 211.1-91, didesain kuat tekan rencana 40 MPa. Untuk mendapatkan nilai tegangan lekat antara tulangan baja dan beton, maka dilakukan pengujian tarik pencabutan keluar (pull-out test). Baja tulangan yang digunakan adalah BJTS D16 mm. Dari hasil penelitian untuk kuat tekan rencana 40 MPa didapatkan kuat tekan rata-rata sebesar 41.32 MPa. Terjadi keruntuhan tarik beton pada pengujian pull-out test. Untuk itu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui nilai tegangan lekat yang sesungguhnya dengan memodifikasi per model benda uji dengan hanya memakai 1 buah tulangan baja saja yang ditanamkan ke dalam benda uji silinder. Kemudian diuji menggunakan mesin uji kuat tekan. Maka pada kuat tekan beton (f’c) 40 MPa didapat tegangan lekat (µ) sebesar 15.3 MPa dan tegangan tarik beton (fct) sebesar 3.96 MPa. Kata kunci : Beton, Tulangan Baja, Kuat Tekan, Tegangan Lekat
KAJIAN UJI LABORATORIUM NILAI MODULUS ELASTISITAS BATA MERAH DALAM SUMBANGAN KEKAKUAN PADA STRUKTUR SEDERHANA Sehonanda, Olivia; Ointu, Bonny M. M.; Tamboto, Winny J.; Pandaleke, Ronny R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 12 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari segi struktur, rumah sederhana terdiri dari kolom praktis, balok, dan dinding bata. Namun fungsi dinding bata sebagai komponen non-struktural, mengakibatkan pengaruh kekuatan dan kekakuan dinding bata sering tidak diperhitungkan dalam perencanaan suatu bangunan. Pada kenyataannya dinding bata tersusun oleh material batu bata dan mortar yang memiliki nilai kekuatan dan kekakuan tertentu meskipun kualitas batu bata bervariasi tergantung kualitas bahan yang tersedia di suatu daerah, dan ketrampilan pengerjaannya. Hal ini dapat dilihat pada kenyataan dalam berbagai kasus gedung dengan pengaruh gempa, ternyata dinding bata ikut memikul beban lateral. Keretakan yang terjadi pada dinding bata menunjukkan terjadi transfer beban dari portal ke dinding bata.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besar nilai modulus elastisitas bata merah dari beberapa produsen dan pengaruhnya terhadap kekakuan struktur yang dimodelkan dalam perhitungan menggunakan program SAP 2000.Dari hasil penelitian didapat nilai modulus elastisitas untuk Liwas 7906,174 MPa, Taas 1 6037,412 MPa, dan untuk Taas 2 nilainya 5325,806 MPa. Dan kemudian diaplikasikan pada program SAP 2000 untuk melihat besar perpindahan antara struktur dengan dinding dan tanpa dinding.Kata kunci : bata merah, Modulus Elastisitas, perpindahan, SAP 2000
RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM Supit, Norman Werias Alexander; Sumajouw, Marthin D. J.; Tamboto, Winny J.; Dapas, Servie O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan struktur bangunan beton bertulang bertingkat banyak dipengaruhi antara lain oleh dimensi, denah/geometrik dan material elemen struktur serta beban yang bekerja pada struktur. Beban gempa memiliki pengaruh signifikan terhadap kekuatan bangunan bertingkat. Penelitian ini memberikan pengetahuan praktis mengenai penempatan/orientasi sumbu kolom terbaik yang dapat digunakan dalam mendesain struktur bangunan sehingga kekuatan struktur bangunan lebih optimal.Penelitian ini dilakukan dengan membuat beberapa contoh kasus dengan orientasi sumbu kolom yang berbeda guna mendapat nilai simpangan struktur minimum pada dua arah pemisalan pembebanan gempa, dilanjutkan dengan memodelkan beberapa denah struktur guna melihat pengaruhnya terhadap pemilihan orientasi sumbu kolom. Analisis respon dinamik dilakukan dengan bantuan software ETABS 2013 E.V.Hasil penelitian menunjukkan nilai simpangan yang paling besar terjadi pada simpangan model yang searah gaya gempa (kasus 1); nilai simpangan yang minimum pada dua arah pemisalan pembebanan gempa terjadi pada model denah struktur yang simetris dengan penempatan orientasi kolom menopang arah sumbu lemah denah struktur (kasus 2). Sedangkan, pengaruh denah struktur terhadap pemilihan orientasi struktur bergantung pada panjang bentang masing-masing arah panel (kasus 3, 4 dan 5)Kata kunci: penempatan, orientasi sumbu kolom, denah struktur, simpangan struktur
PENGARUH BAHAN TAMBAHAN TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK BETON TAILING Tamboto, Winny J.; Sumajouw, Marthin D. J.; Wallah, Steenie E.
TEKNO Vol 9, No 55 (2011): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campuran beton dengan menggunakan tailing sebagai bahan bangunan merupakan suatu langkah maju dalam industri konstruksi. Limbah (tailing) yang dihasilkan dari pengolahan tambang emas berpengaruh buruk terhadap lingkung-an. Pemakaian tailing dalam campuran beton dapat mengurangi limbah tambang. Tailing terdiri butiran halus sehingga pada penelitian ini tailing dipakai sebagai bahan substitusi semen. Sesuai hasil analisis, komposisi kimia tailing terdiri dari 55% silica, 15% alumina, 8% kapur. Maksud penelitian untuk mendapatkan campuran beton tailing dengan bahan tambahan superplasticizer sehingga meng-hasilkan beton dengan kuat tekan rencana 25 MPa. Campuran beton dibuat dengan variasi tailing 5%, 10%, 15% dan 20% dari berat semen. Untuk setiap persentase tailing diberi variasi superplasticizer 0.5%, 1%, 1.5% dan 2% dari berat semen. Ditinjau sifat mekanik beton tailing dengan superplasticizer pada pengujian kuat tekan, kuat tarik lentur dan modulus elastisitas. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, 14 dan 28 hari, pengujian kuat tarik lentur dan modulus elastisitas dilakukan pada 28 hari. Pemakaian tailing pada campuran beton mengurangi nilai kuat tekan dibandingkan dengan nilai kuat tekan beton tanpa tailing, demikian pu-la pada pengujian kuat tarik lentur untuk setiap penambahan tailing kuat tarik lentur beton berkurang.Hasil penelitian menunjukkan campuran beton dengan tailing 5% dan superplasticizer 2%, kuat tekannya melebihi kuat tekan rencana.Kata kunci : tailing, bahan tambahan, kuat tekan
PEMERIKSAAN KUAT TARIK BELAH & KUAT TARIK LENTUR BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR BATU APE DARI KEPULAUAN TALAUD Rengkeng, Verra Deivy; Manalip, H.; Pandaleke, Ronny; Tamboto, Winny J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 7 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batu Ape merupakan potensi alam yang dimiliki oleh kabupaten Talaud yang sampai saat ini masih kurang dimanfaatkan oleh warga kabupaten Talaud sebagai bahan bangunan. Batu Ape dominan tersebar di setiap sungai yang ada di kabupaten Talaud. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan batu Ape sebagai agregat kasar dalam campuran beton dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh batu Ape terhadap kuat tarik beton yang menggunakan pasir Bune Talaud dan pasir Girian Bitung.Material yang digunakan dalam penelitian adalah agregat kasar yaitu batu Ape berukuran 10–20mm, agregat halus yaitu pasir dari sungai Bune Talaud dan pasir dari Girian Bitung, semen Portland Type I dan air bersih. Benda uji yang digunakan adalah silinder 10/20cm dan balok 10x10x50cm, dan di uji pada umur beton 7, 14, 21, dan 28 hari.Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa campuran beton yang menggunakan pasir dari Girian Bitung memiliki nilai Kuat Tarik yang lebih tinggi. Berat volume beton rata-rata umur 28 hari pasir Bune Talaud 2055,012 kg/m3, pasir Girian Bitung 2038,777 kg/m3. Nilai optimum Kuat Tarik Belah pasir Bune Talaud 1,894 MPa, pasir Girian Bitung 2,451 MPa, untuk Kuat Tarik Lentur pasir Bune Talaud 3,200 MPa, pasir Girian Bitung 4,667 MPa.Berdasarkan berat volume beton, beton beragregat kasar batu Ape dapat dikatakan berada pada daerah transisi antara Beton Ringan dan Beton Normal.Kata kunci : Batu Ape, Beton Ringan, Kuat Tarik
TINJAUAN KARAKTERISTIK BEBERAPA GEMPA BESAR Tamboto, Winny J.; Windah, Reky Stenly
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 2, No 1 (2012): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A response spectrum is a plot of the peak values of the response (displacement, velocity, or acceleration) of a number of SDOF systems with different natural vibration periods subjected to the same seismic input. Therefore, an acceleration response spectrum represents the peak accelerations that a suite of SDOF systems with a range of natural periods may exhibit when subject to a given ground motion component.In general, the acceleration response spectrum associated with a specific time-history recorded at a given location has a jagged shape with significant peaks and valleys. The response spectrum for another ground motion recorded at the same site during a different earthquake will exhibit also an irregular shape, but the peaks and valleys will not necessarily coincide with those in the previous one. Therefore, appropriately smoothed spectra are usually defined for design and evaluation purposes. These spectra are termed design response spectra. They do not represent the particular acceleration response from a single ground motion time-history, but rather they are intended to be more representative of general characteristics for a reasonable range of expected ground motions at a given site.Keywords: response spectrum, SDOF system, time-history, ground motions
ANALISA PORTAL GABLE MENGGUNAKAN METODE CONSISTENT DEFORMATION, SLOPE DEFLECTION DAN MOMENT DISTRIBUTION Tanudjaja, Chandra Hansun; Wallah, Steenie E.; Windah, Reky S.; Tamboto, Winny J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perhitungan yang paling dasar untuk perencanaan suatu struktur bangunan adalah mencari besar gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur tersebut. Jika perhitungan tersebut dilakukan secara manual sangat rumit. Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi, maka penggunaan komputer membuat perhitungan dapat menjadi lebih mudah. Struktur yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Portal Gable dengan Satu Arah Goyangan dan Portal Gable dengan Dua Arah Goyangan. Metode-metode yang dipakai dalam menganalisa adalah Consistent Deformation Method (Cara Utuh dan Cara Potong) dan Slope Deflection Method dengan bantuan program Maple, serta Moment Distribution Method dengan bantuan spreadsheed Microsoft Excel. Metode-metode ini dipilih karena ketiganya sama-sama menggunakan cara eksak, dimana kemungkinan error yang terjadi sangat kecil yaitu hanya disebabkan oleh round of error (ROE) yaitu kesalahan oleh pembulatan atau pemotongan desimal dan banyaknya proses penyelesaian persamaan. Dengan memasukkan sembarang nilai beban vertikal, bentang, tinggi kolom dan kekakuan pada program untuk setiap portal gable, bisa diperoleh besarnya gaya-gaya ujung elemen dan rotasi serta translasi di titik simpul sampai dengan bidang gaya dalam. Perbandingan hasil perhitungan gaya-gaya ujung, rotasi dan translasi pada CDM, SDM dan MDM sangat dekat yakni berbeda tidak melebihi 2.5E-05%. Pada CDM Cara Utuh kemungkinan error yang terjadi bisa sedikit lebih besar karena jumlah persamaan yang harus diselesaikan jauh lebih banyak. Kata kunci: portal gable, gaya gaya dalam, consistent deformation method, slope deflection method, moment distribution method