Woro Kurnianingrum
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN TOTAL-TASK PRESENTATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK MODERATE INTELLECTUAL DISABILITY Fania Kusharyani; Woro Kurnianingrum
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.949

Abstract

Salah satu karakteristik anak dengan intellectual disability adalah adanya hambatan dalam hal fungsi adaptif, yang salah satunya adalah dalam melakukan perawatan diri. Individu intellectual disability dengan tingkat keparahan ringan (mild) dan sedang (moderate) diketahui dapat secara mandiri mengurus dan merawat kebutuhan sehari-hari jika diberikan kesempatan dalam mempelajarinya. Salah satu kemampuan adaptif yang dapat ditingkatkan pada individu dengan tingkat keparahan sedang adalah dalam hal kemampuan menggosok gigi. Kemampuan menggosok gigi merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dikuasai karena berkaitan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak-anak intellectual disability adalah peradangan gusi, gigi berlubang, dan gigi tidak beraturan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa jika tidak ditangani lebih lanjut, kesehatan gigi dan mulut juga dapat berdampak pada kesehatan tubuh dan dapat memicu berbagai penyakit mematikan. Dengan menggunakan teknik totak task presentation, satu orang anak dengan moderate intellectual disability mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menggosok gigi. Pemberian promt dan positive reinforcement juga digunakan dalam penelitian ini. Prompt yang diberikan meliputi pemberian verbal instruction, demonstration, serta physical guidance. Selama 16 sesi intervensi dilakukan. Hasilnya terdapat peningkatan kemampuan menggosok gigi yang signifikan pada anak dengan moderate intellectual disability. Pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik total task presentation diketahui dapat membantu anak intellectual disability untuk meningkatkan kemampuan menggosok gigi. Kata kunci: intellectual disability, total task presentation, menggosok gigi.
INTERVENSI ART THERAPY DALAM PENANGANAN KECEMASAN REMAJA BINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK X JAKARTA Wijaya, Yohannes; Woro Kurnianingrum; Sofia Tri Putri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.3876.2023

Abstract

Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan khawatir tentang kemungkinan bahaya pada masa depan. Terdapat masalah eksternal dan internal yang terjadi pada remaja. Jika individu memiliki masalah eksternalisasi, individu akan mengeluarkan masalahnya keluar dan muncul menjadi bentuk perilaku bermasalah. Sementara itu, jika individu mengalami masalah internalisasi, individu akan membawa masalah ke dalam diri mereka sendiri dan muncul dalam bentuk kecemasan dan depresi. Salah satu dari permasalahan tersebut adalah kenakalan remaja yang akhirnya dapat membuat remaja tersebut menjadi warga binaan di lembaga pembinaan. Kecemasan dapat terjadi karena persepsi masyarakat tentang warga binaan secara berlebihan memberikan efek buruk terhadap persepsi warga binaan di masyarakat tentang diri mereka, sehingga narapidana kehilangan rasa kepercayaan diri dan merasakan kecemasan menghadapi penerimaan masyarakat setelah hukuman berakhir. Dampak pada diri warga binaan yang mengalami kecemasan tidak hanya mempengaruhi fisiologis, tetapi juga pada aspek emosional dan aspek kognitif. Akhirnya, penerapan art therapy digunakan pada tujuh remaja untuk mengurangi tingkat kecemasan remaja tersebut. Ketujuh partisipan menunjukkan perilaku cemas yang dikeluhkan oleh petugas di lembaga pembinaan. Penelitian ini menggunakan quasi experimental one group pre-test post-test design di mana tes grafis dianalisa untuk mengetahui hasil sebelum dan sesudah dijalankan intervensi. Hasil akhir dari intervensi menyatakan bahwa art therapy dapat menurunkan kecemasan pada remaja.