Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ASSISTANCE IN SOCIALIZATION OF THE TAPAK DARA PLANT AS A MOSQUITO REPELLENT Rochmat, Rustam Aji; Suriani, Suriani; Lusiani, Dewi; Aji, Sherly Ratih Frichesyarius Santi; Ayuningtyas, Roro Aji; Fahlevi, Reza; Wijaya, Yohannes; Andini, Indah Fitri
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 3: September-Desember 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i3.3551

Abstract

During the transition season, there are lots of mosquitoes around, some of which contain the dengue virus which can transmit dengue hemorrhagic fever (DHF) which is transmitted through the bite of the Aedesaegypti mosquito. Students understand and are able to explain the purpose of community service activities. The initial survey was carried out at 09.00 – 10.00 WIT, Saturday 20 July February 2024. Providing socialization there were 4 pots of periwinkle plants in class VI.B and 18 pots of periwinkle plants in the yard of class VI B.SDN.07 Rejang Lebong. The school's suggestion is to cultivate it by planting more periwinkles indoors (in the classroom) and outdoors in the environment outside the school classroom as a mosquito repellent.
GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI INDIVIDU DEWASA DENGAN DISLEKSIA PADA BIDANG AKADEMIK: STUDI NARATIF Wijaya, yohannes; Fahlevi, Reza
Journal of Social and Economics Research Vol 7 No 1 (2025): JSER, June 2025
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v7i1.687

Abstract

Dyslexia merupakan kondisi neurologis kompleks yang memengaruhi kemampuan individu dalam membaca, menulis, dan mengeja yang dikenal sebagai gangguan belajar (learning disability). Individu dengan disleksia mengalami kesulitan dalam membuat catatan, memahami materi pelajaran, dan mencapai kinerja baik pada akademik. Hal ini dapat menyebabkan perasaan frustrasi, rendah diri, dan isolasi, karena tidak dapat bersaing. Penyesuaian diri adalah aspek fundamental dari perilaku manusia yang mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespons secara efektif terhadap perubahan dalam lingkungan, dinamika sosial, atau keadaan pribadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif terhadap satu subjek individu dewasa awal (25 tahun) dengan diagnosa Specific Learning Disorder (Disleksia) dan sedang menempuh pendidik tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami pengalaman hidup individu menghadapi tantangan akademik, strategi adaptasi, dan mekanisme coping terhadap stres. Penelitian ini menemukan bahwa individu dengan disleksia mengalami tantangan di dalam proses pemahaman dan penyesuaian dari segi akademik, hal ini berdampak kepada rasa frustasi dan harga diri yang rendah. Dalam strategi penyesuaian diri dan coping menghadapi stres ditemukan upaya untuk penerimaan diri dan memfokuskan pada kelebihan yang dimiliki serta upaya menemukan cara belajar efektif seperti gaya belajar auditory dan menemukan media penyaluran emosi ketika mengalami frustasi melalui hobi.
GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI INDIVIDU DEWASA DENGAN DISLEKSIA PADA BIDANG AKADEMIK: STUDI NARATIF Wijaya, yohannes; Fahlevi, Reza
Journal of Social and Economics Research Vol 7 No 1 (2025): JSER, June 2025
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v7i1.687

Abstract

Dyslexia merupakan kondisi neurologis kompleks yang memengaruhi kemampuan individu dalam membaca, menulis, dan mengeja yang dikenal sebagai gangguan belajar (learning disability). Individu dengan disleksia mengalami kesulitan dalam membuat catatan, memahami materi pelajaran, dan mencapai kinerja baik pada akademik. Hal ini dapat menyebabkan perasaan frustrasi, rendah diri, dan isolasi, karena tidak dapat bersaing. Penyesuaian diri adalah aspek fundamental dari perilaku manusia yang mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespons secara efektif terhadap perubahan dalam lingkungan, dinamika sosial, atau keadaan pribadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif terhadap satu subjek individu dewasa awal (25 tahun) dengan diagnosa Specific Learning Disorder (Disleksia) dan sedang menempuh pendidik tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami pengalaman hidup individu menghadapi tantangan akademik, strategi adaptasi, dan mekanisme coping terhadap stres. Penelitian ini menemukan bahwa individu dengan disleksia mengalami tantangan di dalam proses pemahaman dan penyesuaian dari segi akademik, hal ini berdampak kepada rasa frustasi dan harga diri yang rendah. Dalam strategi penyesuaian diri dan coping menghadapi stres ditemukan upaya untuk penerimaan diri dan memfokuskan pada kelebihan yang dimiliki serta upaya menemukan cara belajar efektif seperti gaya belajar auditory dan menemukan media penyaluran emosi ketika mengalami frustasi melalui hobi.
INTERVENSI ART THERAPY DALAM PENANGANAN KECEMASAN REMAJA BINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK X JAKARTA Wijaya, Yohannes; Woro Kurnianingrum; Sofia Tri Putri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.3876.2023

Abstract

Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan khawatir tentang kemungkinan bahaya pada masa depan. Terdapat masalah eksternal dan internal yang terjadi pada remaja. Jika individu memiliki masalah eksternalisasi, individu akan mengeluarkan masalahnya keluar dan muncul menjadi bentuk perilaku bermasalah. Sementara itu, jika individu mengalami masalah internalisasi, individu akan membawa masalah ke dalam diri mereka sendiri dan muncul dalam bentuk kecemasan dan depresi. Salah satu dari permasalahan tersebut adalah kenakalan remaja yang akhirnya dapat membuat remaja tersebut menjadi warga binaan di lembaga pembinaan. Kecemasan dapat terjadi karena persepsi masyarakat tentang warga binaan secara berlebihan memberikan efek buruk terhadap persepsi warga binaan di masyarakat tentang diri mereka, sehingga narapidana kehilangan rasa kepercayaan diri dan merasakan kecemasan menghadapi penerimaan masyarakat setelah hukuman berakhir. Dampak pada diri warga binaan yang mengalami kecemasan tidak hanya mempengaruhi fisiologis, tetapi juga pada aspek emosional dan aspek kognitif. Akhirnya, penerapan art therapy digunakan pada tujuh remaja untuk mengurangi tingkat kecemasan remaja tersebut. Ketujuh partisipan menunjukkan perilaku cemas yang dikeluhkan oleh petugas di lembaga pembinaan. Penelitian ini menggunakan quasi experimental one group pre-test post-test design di mana tes grafis dianalisa untuk mengetahui hasil sebelum dan sesudah dijalankan intervensi. Hasil akhir dari intervensi menyatakan bahwa art therapy dapat menurunkan kecemasan pada remaja.