Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ART THERAPY UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PADA ANAK DIDIK LAPAS Ika Amalia Kusumawardhani; Woro Kurnianingrum; Naomi Soetikno
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1751

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapakan art therapy dalam mengPerubahan dramatis yang berkaitan dengan emosi, penilaian, perilaku, dan kontrol diri, cenderung menjadi penjelasan seorang remaja mengalami ledakan emosi dan melakukan kegiatan berisiko (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Perbuatan beresiko tersebut salah satunya adalah perbuatan yang melibatkan hukum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapakan art therapy dalam mengingkatkan kontrol diri pada andikpas (anak didik lapas) yang dilaporkan melakukan pelangaran di dalam instansi. Pelanggaran di dalam instansi lapas yang dilakukan oleh andikpas dapat berupa perkelahian, merokok, tidak bersekolah dan tidak mengikuti kegiatan pembinaan. Metode penelitian yang dilakukan adalah quasi eksperimental dengan jumlah partisipan 5 orang yang dilaporkan pernah hingga sering memasuki sel isolasi karena melakukan pelanggaran. Prosedur pemilihan partisipan diawali dengan melakukan pre-test menggunakan tes menggambar orang, menggambar pohon, dan kuesioner brief self-control scale milik Tangney et al (2004) berjumlah 13 butir item. Didapatkan 5 orang yang memiliki karakteristik kontrol diri yang rendah. Art therapy dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dalam 1 bulan. Hasil yang diperoleh melalui penerapan art therapy adalah, adanya peningkatan kontrol diri dilihat dari post test yang mencakup observasi dan penilaian perbedaan respon aitem dari partisipan pada saat pre-test dan post-test. Kontrol diri yang meningkat pada partisipan berkaitan dengan sikap pemalas, pengendalian diri, dan regulasi emosi
GAMBARAN KESEJAHTERAAN SISWA SEKOLAH MENENGAH DI JAKARTA: STUDI SELAMA PANDEMI COVID-19 Rahmah Hastuti; Pamela Hendra Heng; Naomi Soetikno
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.023 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.17469

Abstract

This study aims to examine empirically related to the conception of subjective well-being of high school students in Jakarta during the Covid-19 pandemic situation, through a quantitative survey. Measurement were carried out through testing the aspects contains in the subjective well-being as a meaning of evaluation from the student perspective. Data collection was carried out from November until early December 2020. The research instruments includer: informed consent, a questionnaire on the Satisfaction with Life Questionnaire (SWLS) developed by Diener, in the e-questionnaire form. Data collection was done by using convenience sampling technique. This type of sampling is a non-probability sampling. Based on the results on 107 high school students in Jakarta, the majority of whom are women (54.2%) than men. Students are in the range of 15 to 19 year, the majority are 16 years old (35.5%). From the results data processing, it was found that there were differences in student’s subjective well-being in terms of the sex of participants. Through this research findings show that students perceive about subjective well-being tends to be high (57.9%). However, based on the analysis with multiple responses that their subjective well-being during the pandemic were varied, some were negative, positive and neutral. The implication of this research, especially on family psychology, is that a meaningful relationship or quality is needed between the teenager and parents. High school student was in the adolescent stage, during the pandemic Covid-19 were feel boredom, sadness because they cannot interact with friends at school and they perceive that there are so many difficulties during school from home, but in the other hands their feel closer to their family.