Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi dari segi kandungan nutrisi, kebaikan untuk sistem pencernaan dan sistem immun, perkembangan fisik, psikis, dan interaksi antara ibu dan bayi . Setiap tahun, sekitar 77 juta (50%) bayi baru lahir tidak mendapatkan ASI pada jam pertama kelahiran secara global. Ini membuat mereka rentan terhadap penyakit dan kematian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi naratif review dari berbagai jurnal tentang pendidikan nutrisi ibu pada inisiasi dini dan praktik pemberian ASI eksklusif yang dipublikasi dalam 10 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukan Inisiasi menyusu dini secara signifikan lebih tinggi pada wanita yang menerima pendidikan menyusui dibandingkan mereka yang tidak menerima (104(72·7 %) v. 85(59·9 %), P = 0·022) dan praktik pemberian ASI eksklusif juga secara signifikan lebih tinggi di antara wanita yang menerima pendidikan menyusui dibandingkan mereka yang tidak menerima (106(74·1 %). 86(60·6 %), P = 0·015). Pendidikan menyusui [AORs 1·55, 95 % CI (1·02, 2·36)], persalinan institusional [AOR 2·29, 95 % CI (1·21, 4·35)], persalinan pervaginam [AOR 2·85, 95 % CI (1·61, 5·41)] dan pemberian makan pra-lakteal [AOR 0·47, 95 % CI (0·25, 0·85)] adalah prediktor inisiasi menyusui dini . Pendidikan menyusui [AOR 1·72, 95 % CI (1·12, 2·64)] dan persalinan institusional [AOR 2·36, 95 % CI (1·28, 4·33)] juga merupakan penentu eksklusif praktek menyusui. Pendidikan ASI meningkatkan inisiasi menyusu dini dan praktik pemberian ASI eksklusif. Memberikan pendidikan berkelanjutan kepada perempuan tentang inisiasi dini dan praktik pemberian ASI eksklusif harus diperkuat.