Muhammad Rizal Usman
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Profil Proses Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Teori Wallas Pada Siswa Kelas VIII SNP Negeri 24 Makassar Muhammad Rispandi; Muhammad Rizal Usman
JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) Vol 3 No 3 (2020): JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) Vol. 3 No. 3 November 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study attempts to knowledge and the capacity to think creative described students in solving mathematical problems based on theories wallas students VIII class SMPN Makassar 24 high representatives, medium and low. The research is the qualitative study designed to have a creative thinking a subject in solving a problem based on a theory Wallas mathematics.The data processed creative thinking in the solution is a process based on a theory Wallas mathematical problems.Technique used is the data collection test, and interview. About used the measures the solving a problem in an essay were about 3 number of matter relation and functions. Interview aims to have a creative thinking a subject in solving a problem based on a theory Wallas mathematics. Based on the data, processed obtained that subject representatives high at subject understand the problems and information That was given at about and also able to wrote indicated and asked in about (preparation) , the subject did not takes a long time to get the idea to address the issues (incubation) period is complete , the subject of able to get an idea to solve problems (of illumination) , the subject test ideas and check return for an answer obtained to obtain conclusion .The subject who performed well being the subject of trying to understand the problem but the subject are in doubt as to what made known ( preparation ) , the subject of trying to remember what has been taught before , but it also costs a long time even subject is leaving for a moment about other things to do (incubation) period is complete , the subject came up with this idea from the results of the incubation period is complete to solve the problems that given (of illumination) . The subject tends to result in check return for an answer because the subject already convinced whose answer already written (verification) .The subject who performed well low , the subject did not ready to answer about given because the subject have repeatedly read that situation but not understand a problem well (preparation) the subject needs a long time to think of solutions provided, from trouble even a subject see a printed book to resolve that situation (incubation) subject to produce an idea he found a printed book without bias explained how to get the value of the (illumination) the subject is not check returning the answer he wrote for sure answers that he had written because it comes from a printed book mathematics (verification).
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Muhammad Rizal Usman; Sri Satriani
JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) Vol 4 No 2 (2021): JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) vol. 4 No. 2 Juli 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/mathedu.v4i2.2769

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Kelas IX A SMP Negeri 13 Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan memberikan tes soal esai pada siswa kelas IX A yang kemudian dari hasil tersebut 3 subjek penelitian berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis kemampuan komunikasi matematis yang memuat 3 butir soal dengan materi lingkaran tipe HOTS dan pedoman wawancara. Hasil penelitian kemampuan komunikasi siswa dalam menyelesaikan soal HOTS yaitu pada ketiga subjek menunjukkan hasil yang berbeda-beda setiap subjek. Subjek S1 memiliki kemampuan komunikasi matematis yang paling tinggi secara tertulis dan lisan dengan mendapatkan 42 skor berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan. Kemudian, subjek S2 mendapatkan 38 skor dan subjek S3 memiliki kemampuan komunikasi matematis yang paling rendah diantara ketiga subjek yang ada yaitu mendapatkan 34 skor. Berdasarkan dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek yaitu S1, S2, dan S3 memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik dalam menyelesaikan HOTS.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED NOTE TAKING DENGAN SETTING KOOPERATIF Muhammad Rizal Usman; Indrayani Indrayani; Andi Husniati; Kristiawati Kristiawati
JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) Vol 6 No 2 (2023): JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) Juli 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/mathedu.v6i2.5320

Abstract

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode Guided Note Taking dengan setting kooperatif. Penelitian ini mengacu pada kriteria keefektifan pembelajaran, yaitu: (1) Hasil belajar matematika, (2) aktivitas siswa dan (3) respons siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah The One Group Pretest Posttest designs. Sampel eksperimennya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Enrekang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa dan angket respons siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika melalui penerapan metode Guided Note Taking dengan setting kooperatif efektif dilihat dari hasil belajar matematika siswa berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 87,71. Untuk aktivitas siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan metode Guided Note Taking dengan setting kooperatif efektif, rata-rata frekuensi aktivitas siswa yaitu 79,76% yang berada pada kriteria aktif. Sedangkan untuk respon siswa tergolong positif rata-rata persentasenya adalah 76,21. Dengan demikian metode Guided Note Taking dengan setting kooperatif efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Enrekang.
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP Muhammad Rizal Usman
Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No. 2 (2017)
Publisher : FKIP Universitas Tamansiswa Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu hal yang sangat penting pada masa sekarang, karena dampak yang diperoleh membuat manusia menjadi lebih terbuka, fleksibel dan dalam beradaptasi manusia mudah menghadapi berbagai situasi dan masalah kehidupannya. Perkembangan teknologi dan informasi yang lebih maju menuntut masyarakat harus lebih cerdas, kreatif dan mampu menyaring informasi yang diperolehnya. Untuk mewujudkan siswa menjadi aktif dan memiliki kemampuan dan disposisi berpikir kreatif matematis yang baik, tentu dibutuhkan model pembelajaran yang dapat mengeksplorasi dan melibatkan siswa secara aktif dan kreatif. Salah satu model pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran Inkuiri Model Alberta. Belajar dengan pembelajaran inkuiri dapat melibatkan siswa dan memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata. Siswa diharapkan dapat mengambil inisiatif sendiri, melatih dirinya mengaitkan materi-materi dalam matematika, memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh berbagai keterampilan atau kemampuan. Dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri Model Alberta, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan disposisi berpikir siswa juga semakin baik.