Ana Hardiana
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RUMAH DERET DAN KRITERIA BERKELANJUTAN DI KOTA SURAKARTA Ridho Wicaksono; Ana Hardiana; Hakimatul Mukaromah
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v3i1.35112.92-102

Abstract

Di Kota Surakarta, rumah deret merupakan salah satu solusi untuk penataan bantaran Kali Pepe dan penyediaan hunian. Setiap tahun selama kurun waktu 2015 – 2018 dibangun rumah deret di beberapa titik bantaran Kali Pepe Kota Surakarta. Pembangunan tersebut dinilai memiliki potensi untuk mewujudkan hunian bagi masyarakat di permukiman kumuh, bahkan diperkirakan memiliki potensi lebih besar dibandingkan dengan rumah susun. Rumah deret dibangun dengan memperhatikan aspek fisik, sosial, ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan rumah deret di Kota Surakarta terhadap kriteria keberlanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan teknik analisis skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari delapan variabel, rumah deret telah sesuai dengan tujuh kriteria berkelanjutan. Tujuh variabel tersebut, yaitu: 1) pemberdayaan fisik lingkungan yang bermanfaat bagi sekitar; 2) penyediaan sarana prasarana dasar perumahan & permukiman; 3) pemberdayaan ekonomi masyarakat; 4) daya dukung institusi/lembaga ekonomi, sosial, budaya; 5) pembangunan sumber daya manusia; 6) pembangunan tidak merusak integritas sosial masyarakat; 7) mempertahankan keanekaragaman budaya. Pengecualian adalah pada variabel dampak terhadap lingkungan yang menunjukkan bahwa rumah deret kurang sesuai dengan kriteria berkelanjutan dari aspek ini. Secara keseluruhan, penilaian skoring menunjukkan kesesuaian antara pembangunan rumah susun dan prinsip-prinsip keberlanjutan.
PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN BAGIAN BARAT URBAN FRINGE KOTA SURAKARTA Nabila Anindita; Winny Astuti; Ana Hardiana
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v3i1.31490.61-76

Abstract

Perkembangan Kota Surakarta menjadikanya memiliki daya tarik yang kuat bagi pendatang. Hal tersebut menjadi pendorong berkembangnya daerah di sekitarnya. Perkembangan yang pesat, ramai, dan padat meminimalkan ketersediaan lahan serta menjadikan Kota Surakarta tidak lagi sesuai untuk menjadi lokasi tempat tinggal. Urban fringe merupakan daerah perbatasan antara kota dan desa yang memiliki sifat mirip dengan perkotaan. Sejalan dengan perkembangan Kota Surakarta yang mempunyai berbagai aktivitas yang kompleks, urban fringe berfungsi sebagai penyangga yang secara langsung mendapat dampak terhadap perkembangan Kota Surakarta. Kebutuhan tempat tinggal merupakan permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas kependudukan. Semakin banyaknya penduduk, semakin banyak pula kebutuhan akan rumah. Minimnya ketersediaan lahan di Kota Surakarta untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, dan kondisi bagian barat urban fringe Kota Surakarta yang ternyata mempunyai kriteria sebagai lokasi yang sesuai sebagai daerah perumahan dan permukiman, mendorong munculnya perumahan-perumahan baru. Sebagai dampaknya perumahan baru yang dibangun di bagian barat urban fringe Kota Surakarta antara lain  Perumahan Permata Buana, Perumahan Puri Angkasa, Perumahan The Aleya, dan lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor prioritas yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta menggunakan analisis AHP. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa faktor prioritas secara berurutan yaitu kenyamanan lingkungan perumahan, kemudahan dalam aksesibilitas, ketersediaan sarana & prasarana penunjang perumahan, kondisi lingkungan fisik & sosial, kebijakan & hukum pendirian perumahan, dan harga kawasan perumahan.