Wahyu Utaminingrum
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EVALUASI KEPATUHAN DAN RESPON MUAL MUNTAH PENGGUNAAN ANTIEMETIK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Wahyu Utaminingrum; Lukman Hakim; Budi Raharjo
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 02 Desember 2013
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v10i2.797

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara merupakan salah satu kanker dengan insidensi terbanyak, terutama pada wanita. Perkembangan terapi banyak dilakukan untuk meningkatkan survival dan prognosis pasien kanker payudara. Variasi pilihan terapi kanker payudara diberikan dengan mempertimbangkan banyak faktor, meliputi usia, status menopausal, komorbid, stadium kanker, faktor biologis dan riwayat kemoterapi. Optimasi kualitas hidup selama terapi merupakan hal yang sangat penting. Chemotherapy Induced Nausea Vomitting (CINV) merupakan efek samping yang sering terjadi dan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker yang melakukan kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui respon mual muntah, kepatuhan pasien terhadap obat anti mual muntah yang diberikan dan hubungan antara kepatuhan penggunaan anti mual muntah dan respon mual muntah pasien kanker payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo terhadap obat anti mual muntah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan dengan rancangan studi deskriptif dan analitik melalui penelusuran data secara prospektif terhadap pasien kanker payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Respon mual muntah merupakan respon terbanyak yang ditimbulkan oleh pemberian agen kemoterapi baik pada fase acute emesis (80%) dan delayed emesis (90%). Sebanyak 79% pasien patuh terhadap regimen antiemetik yang diberikan. Tidak ada hubungan antara kepatuhan penggunaan antiemetik dan respon mual muntah pada pasien kanker payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Kata kunci: kanker payudara, CINV, respon mual muntah, kepatuhan. ABSTRACT Breast cancer is one of the cancers with the highest incidence, especially in women. The development of therapy has been implemented to improve the survival and prognosis of breast cancer patients. Breast cancer treatment is given by considering many factors, including age, menopausal status, comorbidities, stage of cancer, biological factors and history of chemotherapy. Optimization of quality of life during treatment is very important. Chemotherapy Induced Nausea vomitting (CINV) is a common side effect and can affect the quality of life of cancer patients. The aims of this study are to know response of nausea vomitting, patients adherence, relationship between adherence and response of nausea vomitting. This study is an observational study conducted by descriptive and analytic study design in Prof. Dr. Margono Soekarjo hospital. The results of this study are the nausea and vomitting response are the most in the acute emesis phase (80%) and delayed emesis (90%). A total of 79% were adherent to antiemetics therapy. There is no relationship between adherence and the response of nausea vomitting in Prof. Dr. Margono Soekarjo hospital. Key words: breast cancer, chemotherapy induced nausea and vomitting, antiemetics response, adherence.
OPTIMASI METODE PENETAPAN RANITIDIN DALAM PLASMA MANUSIA SECARA IN VITRO DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Pri Iswati Utami; Wahyu Utaminingrum; Nur Aida Masyitoh
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.880

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian Optimasi Penetapan Ranitidin dalam Plasma Manusia secara in vitro dengan metode spektrofotometri Ultraviolet-Visibel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ranitidin dalam plasma manusia secara in vitro dengan metode spektrofotometri Ultraviolet-Visibeldan untuk memperoleh hasil metode analisis ranitidin dalam plasma manusia secara in vitro dengan metode spektrofotometri yang optimal. Metode untuk Optimasi Penetapan Ranitidin dalam Plasma Manusia secara in vitro dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-VIS menggunakan pelarut HCl 0,1 N. Pada penelitian ini digunakan dua metode. Metode pertama larutan baku ranitidin ditambahkan di awal, sedangkan pada metode dua larutan baku ranitidin ditambahkan di akhir yaitu setelah TCA dan plasma dicampur, dan disentrifugasi. Dari metode dua diperoleh panjang gelombang maksimum sebesar 320,5 nm pada konsentrasi akhir ranitidin dalam plasma 500 ppm. Penentuan linieritas kurva kalibrasi menunjukkan hubungan yang linier antara konsentrasi dengan absorbansi pada rentang 200 sampai 600 ppm dengan koefisien korelasi (r) = 0,997, a = 0,081, dan b = 9,417x10¬¬ 4. Hasil uji ketelitian menggunakan metode 1 untuk 500 ppm (KV = 2,28%), sedangkan harga KV untuk konsentrasi 500 ppm dengan metode 2 adalah 1,60%. Batas deteksi= 43,64 ppm, batas kuantitasi = 145,48 ppm. Ketepatan dari rata-rata % Recovery 500 ppm = 104,99%. Metode kedua ini dapat diaplikasikan untuk uji bioavailabilitas dan bioekuivalensi ranitidin secara in vivo. Kata kunci : ranitidin; plasma manusia; optimasi metode; spektrofotometri ABSTRACT Research of determination ranitidine plasma concentration in vitro has been done. This research aimed to analysis ranitidine in human plasma in vitro with Ultraviolet-Visible spectrophotometry and to get result that optimal of analysis method in human plasma in vitro with Ultraviolet-Visible spectrophotometry. A method for determination ranitidine in human plasma in vitro used UV-VIS spectrophotometry with solvent HCl 0.1 N. This research was used two method. First method the ranitidine standard solution was added early, while the second method ranitidine standard solution was added after TCA and plasma had been mixed and sentrifugated. From second method has been gotten maximum wave length 320.5 nm in finish concentration ranitidine in human plasma 500 ppm. Determination of linearity calibration curve was linear between concentration with absorbantion range of 200-600 ppm with correlation efficient (r) = 0.997 a = 0.081 and b = 9.417x10-4. The result of precision with first method to 500 ppm (CV=2.28%), while CV value to 500 ppm with second method was 1.60%. Limit of detection was 43.64 ppm, limit of quantitation was 145.48%. The accuracy of recoveries 500 ppm was 104.99%. This second method was sufficiently applicable to bioavailability and bioequivalence studies of ranitidine in human plasma in vivo. Keywords : ranitidine; human plasma; method optimation; spectrophotometry.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN SEKSIO SESAREA DI RUMAH BERSALIN DAERAH (RBD) PANTI NUGROHO PURBALINGGA TAHUN 2009 Nuraliyah Nuraliyah; Indri Hapsari; Wahyu Utaminingrum
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 02 Agustus 2012
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v9i2.696

Abstract

ABSTRAK Seksio sesarea adalah teknik untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. Pada pelaksanaanya, seksio sesarea memerlukan antibiotika profilaksis yang diberikan pada penderita yang menjalani pembedahan, sebelum terjadi infeksi atau pencegahan Infeksi Luka Operasi (ILO). Operasi seksio sesarea merupakan operasi bersih dari kontaminasi, sehingga pemilihan antibiotika profilaksis harus disesuaikan dengan standar yang ada (antibiotic guidlines, dll). Berdasarkan literatur Antibiotic prophylaxis for cesarean section 2007, dan Urologic Surgery Antimicrobial Prophylaxis bahwa jenis antibiotika profilkasis pada seksio sesarea adalah golongan penicillin dan sefalosporin golongan I dan II. Penelitian tentang “Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Seksio sesarea Di Rumah Bersalin Daerah (RBD) Panti Nugroho Purbalingga” merupakan penelitian deskriptif non analitik secara retrospektif. Hasil penelitian terhadap 321 rekam medik pasien seksio sesarea, menunjukkan bahwa anibiotik profilaksis yang digunakan adalah 73,21% menggunakan golongan Sefalosporin generasi III (Ceftazidim 22,74% dan Ceftriaxon 50,26%), dan selebihnya menggunakan golongan penisilin (Amoxicillin 12,5% dan Ampisillin 11,53%). Dosis yang digunakan adalah 1 gram/12 jam untuk golongan sefalosporin dan 1 gram/ 6-8 jam untuk golongan penisilin, cara dan waktu pemberian adalah intravena yang diberikan 30 menit sebelum insisi atau setelah klamp tali pusar. Berdasarkan hasil evaluasi dosis, cara pemberian, waktu pemberian antibiotik profilaksis pada seksio sesarea telah sesuai dengan standar Antibiotic prophylaxis for cesarean section 2007. Berdasarkan hasil evaluasi jenis antibiotika profilaksis yang digunakan terdapat ketidaksesuaian penggunaan obat sebesar 73,21 % . Kata Kunci : Antibiotika, seksio sesarea, rumah bersalin daerah Panti Nugroho Purbalingga. ABSTRACT Caesareansection is a technique to born of fetus by opening the abdominal wall and uterine wall. In application, caesarean section requires antibiotic prophylaxis which given to patients who undergo surgery before the infection is happend, or the prevention of Operation Wound Iinfection (ILO). Caesarean section operation was a cleaned contaminated surgery. Cause of them, the selection of antibiotic prophylaxis should existing with standards (antibiotic guidlines, etc.). Based on the literature Antibiotic prophylaxis for cesarean section 2007, and Urologic Surgery Antimikrobial Prophylaxix that variety of antibiotic prophylaxis in caesarean section is a class of Penicillin and sefalosporin. The research about “Evaluation of The Antibiotic Used inCesareanSectionPatient in PantiNugrohoRegion MaternityHospital of Purbalingga in 2009” is descriptive-non analitical study with retrospective design.The result of study on 321 medical records ofcaesarean section patients, showed that profilactive antibiotic are used 73.21% using third-generation Cefalosporin group (22.74% and CeftriaxonCeftazidim 50 , 26%), and the used of penicillin group are Amoxicillin 12.5% and Amphicilin 11.53%.The dose are used 1g/ 12 hours for cefalosforin and 1 gram / 6-8 hours for penicilin, the rute of administration and time used is intravenous rute and 30 minutes before insisi or after craft klamp. Based on the evaluation results ofdoses,rute and time of antibiotic prophylaxis caesarean administrationshowed that any conformity with standard Antibiotic prophylaxis for cesarean section 2007.But based on class of antibiotic prophylaxis administration showed that, there are any inconformity with Antibiotic prophylaxis for cesarean section 2007, calculate 73,21 %. Key word : Antibiotic prophylaxis, caesarean section, Panti Nugroho public maternity hospital of Purbalingga
Evaluasi Adverse Drug Reactions (ADRs) Penyakit Kanker Payudara Dengan Kemoterapi Berbasis Antrasiklin Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Wahyu Utaminingrum
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 12 No. 01 Juli 2015
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara merupakan salah satu kanker dengan insidensi terbanyak padawanita. Salah satuterapi yang diberikan pada pasien kanker payudara adalah regimen berbasis antrasiklin. Penggunaan obat meningkatkan kemungkinan terjadinya Adverse Drug Reactions (ADRs) yang dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan metode pengambilan data secara prospektif. Data yang dikumpulkan berupa wawancara dengan skala naranjo. Sampel yang digunakan sebanyak 46 responden. Kejadian adverse drug reaction terbanyak yang terjadi adalah mual (89,15%), muntah (82,6%), alopecia (76.08%), anoreksia (71,74%), lemas (60,87%), diare (45,65%), dehidrasi (34,77%), demam (39,13%), insomnia (32,6%), sariawan (21,74%), dan anemia (13,04%). Berdasarkan hasil penelitian, adverse drug reactions yang paling sering terjadi pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi berbasis antrasiklin adalah mual. Kata kunci: mual, kemoterapi berbasis antrasiklin, skala naranjo. ABSTRACT Breast cancer is one of the most type of cancer with highest incidence in women. one of therapy in breast cancer is anthracycline-based chemotherapy. Drugs uses increases occurance of adverse drug reactions (ADRs) that may lead endanger the health and life patients. This research is a descriptive and analytical observational research with prospective data collection methods. Data collected by interview with naranjo scale. There were 46 patients included as samples of this research. The most frequently adverse drug reactions was nausea (89.15%), vomiting (82.6%), alopecia (76.08%), anorexia (71.74%), fatigue (60.87%), diarhea (45.65%), fever (39.13%), dehydration (34.77%), sleep disorder (32.6%), oral ulceration (21.74%), and anemia (13.04%). Based on the research, the most frequently adverse drug reactions of anthracycline-based chemotherapy in patient with breast cancer was nausea. Key words: anthracycline-based chemotherapy, naranjo scale, nausea.
TINGKAT KEBERHASILAN TERAPI TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2009 Sugeng Romandhani; Moeslich Hasanmihardja; Wahyu Utaminingrum
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 01 April 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v8i1.592

Abstract

ABSTRAK Penelitian mengenai tingkat keberhasilan terapi tuberkulosis telah dilakukan di puskesmas kabupaten Purbalingga tahun 2009. Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan terapi tuberkulosis dilihat dari angka konversi, angka kesembuhan, dan persentase angka penemuan penderita baru (CDR). Data diambil dari rekam medik yakni semua pasien tuberkulosis yang didiagnosa dan selesai masa pengobatan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2009. Data yang didapat sebanyak 138 kasus kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka konversi untuk kategori I sebesar 86,96% dan untuk kategori II sebesar 100% (target 80%). Angka kesembuhan untuk kategori I sebesar 86,96% dan untuk kategori II sebesar 100% (target 85%). Serta untuk persentasi angka penemuan penderita baru (CDR) sebesar 60% (target 70%),angka penjaringan suspek 71 orang,proporsi pasien TB BTA positif diantara suspek 21,59 %,proporsi pasien TB paru positif diantara semua pasien TB paru 100 %,proporsi pasien TB anak diantara seluruh pasien TB 6 %,angka notifikasi kasus (CNR) 49 orang,angka keberhasilan terapi 99,27 %.Dari hasil angka konversi, angka kesembuhan, dan persentase angka penemuan penderita baru tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi tuberkulosis di Puskesmas kabupaten Purbalingga dinyatakan belum berhasil karena untuk presentase angka penemuan penderita baru (CDR) masih dibawah standar yang telah ditetapkan DEPKES. Kata kunci : tingkat keberhasilan, tuberkulosis, Puskesmas Purbalingga ABSTRACT Research on tuberculosis treatment success rate has been performed in Purbalingga district health center in 2009. Tuberculosis is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis bacilli. The purpose of this study was to determine the level of success of treatment for tuberculosis seen from the conversion rate, cure rate, and percentage of new case detection rate (CDR). Data retrieved from medical records that all TB patients are diagnosed and completed treatment period from January until December 2009. Data obtained 138 cases and then analyzed by descriptive The results of this study indicate that the conversion rate to 86.96% for category I and category II by 100% (target 80%). Cure rate for category I by 86.96% and for 11 categories by 100% (target 85%). And for the percentage of new case detection rate (CDR) of 60% (target 70%), the rate of crawl of 71 suspects, the proportion of smear positive TB patients were suspected of 21.59%, the proportion of pulmonary TB patients were positive among all pulmonary TB patients were 100%, proportion of children among all TB patients 6% of TB patients, case notification rate (CNR) 49 persons, 99.27% success rate of therapy. From the results of the conversion rate, cure rate, it can be concluded that the therapy of tuberculosis in health centers Purbalingga declared unsuccessful due to a percentage, new case detection rate (CDR) was still below, the standards set DEPKES. Keywords: success rate, tuberculosis, health center Purbalingga
PERBANDINGAN TINGKAT KEBERHASILAN TERAPI TUBERKULOSIS PADA PUSKESMAS YANG SUDAH BERSERTIFIKAT ISO DAN TIDAK DI KABUPATEN PURBALINGGA Patmiatun Patmiatun; Moeslich Hasanmihardja; Wahyu Utaminingrum
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 01 April 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v8i1.597

Abstract

ABSTRAK Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sebagai penyebab kematian ke 3 terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan nomor 1 terbesar penyebab kematian dalam kelompok penyakit infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan terapi Tuberkulosis antara Puskesmas yang telah Sersertifikat ISO (Puskesmas Padamara) dan yang belum bersertifikat ISO (Puskesmas Serayu Larangan) dengan menggunakan indikator keberhasilan dan kemajuan penanggulangan TB dari Departemen Kesehatan RI dan perbandingan tingkat kesembuhan TBC menggunakan Chi Kuadrat Dua Sampel.. Data diambil dari rekam medik yaitu semua pasien yang didiagnosa dan selesai masa pengobatan mulai bulan Juli 2009 sampai bulan Juni 2010. Data kemudian dianalisis untuk mendapatkan indikator keberhasilan terapi TBC. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan antara puskesmas yang telah bersertifikat ISO 2001 - 2008 dan yang belum bersertifikat ISO. Kata kunci : Perbandingan terapi TBC, tuberkulosis, Sertifikat ISO. ABSTRACT Tuberculosis is a kind of disease caused by Mycobacterium tuberculosis basille. It belongs to the third most of the deadly disease after Cardiovaskuler and Respiration disease, while the first deadly disease comes from infection disease group. The aim of this research is to know the succesfull level of tuberculosis therapy between ISO certified Puskesmas (Puskesmas Padamara) and ISO uncertified puskesmas (Puskesmas Serayu Larangan) by using the succesfull indicator and the comparison of TBC’s cure rate with two samples chi-square test. The data was taken from medical record of all diagnosed patients whose its cure started from July 2009 until June 2010. The data then was analized to get the indicator of TBC’s successful level. This research shows that there is no difference between ISO 2001-2008 certified Puskesmas and ISO uncertifiedPuskesmas. Keywords : The comparison of TBC therapy, tuberculosis, ISO certificate.
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGOBATAN TUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 Laela Kurnianingsih; Iskandar Soedirman; Wahyu Utaminingrum
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 03 Desember 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i3.575

Abstract

ABSTRAK Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan yang baik dan tepat. Pengobatan tuberkulosis memerlukan lebih banyak obat dalam terapi sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya Drug Related Problems (DRPs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya DRPs yang terjadi pada pengobatan tuberkulosis (TB) yang meliputi obat salah, dosis berlebih, dosis kurang dan interaksi obat. Penelitian ini bersifat retrospektif dan dilakukan pada 170 pasien dengan diagnosis TB di instalasi rawat jalan poli paru RSUD Kardinah Tegal selama bulan Januari-Desember 2009. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis DRPs yang paling banyak terjadi adalah interaksi obat terjadi pada 98,24%, DRPs yang lain berturut-turut adalah berupa obat salah sebanyak 52,94%, dosis kurang sebanyak 29,41% dan dosis berlebih sebanyak 1,76%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat banyak kesalahan yang akan menimbulkan masalah pada pengobatan tuberculosis. Kata kunci : tuberkulosis, DRPs, obat salah, dosis berlebih, dosis kurang, interaksi obat. ABSTRACT Tuberculosis is a global health problem that needs to be overcome well and appropriately. The tuberculosis treatment needs more drugs of therapy so it causes Drug Related Problems (DRPs). The aim of this research was to explore the DRPs in the tuberculosis treatment covers wrong drug, over dosage, sub therapy dosage and drug interaction. This research was retrospectively and applicated to 170 patients of out patients in RSUD Kardinah Tegal during January-December 2009. Appropriate descriptive analysis was used. The results showed that unnecessary drug interaction 98,24%, the other DRPs were wrong drug (52,94%), sub therapy dosage (29,41%) and over dosage (1,76%). According to the results of this research can be concluded that there are many mistakes which will cause problem in tuberculosis treatment. Key words : tuberculosis, DRPs, wrong drug, over dosage, sub therapy dosage, drug interaction.