Firman Firman
Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH KEJUTAN SUHU PANAS ( Heat shock ) YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS TELUR (Hatching rate) DAN KELANGSUNGAN HIDUP (Survival rate) LARVA IKAN KOMET ( Carrasius auratus auratus) Agustina, Nia; Pardiansyah, Dedi; Firman, Firman; Martudi, Suharun
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 16 No 1 (2018): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan hias merupakan salah satu komoditi yang banyak diminati karena mempunyai daya tarik tersendiri baik warna, bentuk  maupun tingkah lakunya yang unik. Komet (Carassius auratus auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. Namun pembudidaya sering menghadapi permasalahan adanya kecendrungan penurunan persentase daya tetas telur, mortalitas larva ikan yang tinggi serta warna ikan. Untuk itu maka harus dilakukan perbaikan genetik pada ikan budidaya dengan berbagai metode. Salah satunya dengan metode manipulasi kromosom, yaitu dengan cara pemberian teknik kejutan suhu panas. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kejutan suhu panas yang tepat pada daya tetas telur (hatching rate) dan kelangsungan hidup (survival rate) larva ikan komet( Carrasius auratus auratus ). Penelitrian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Februari – April 2018 yang berlokasi di Balai Benih Ikan Kelobak Kepahiang, dengan alat berupa akuarium heater, blower dan bahan induk ikan komet matang gonad. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kelompok dan 4 ulangan. K1 = Suhu 36oC, K2 = Suhu 38oC, K3 = Suhu 40oC, K4 = Suhu 42oC dan dilanjutkan dengan uji BNT. Variabel yang diamati adalah : (1) Waktu penetasan (2) Daya tetas telur (3) Kelangsungan hidup larva dan (4) Kualitas air
RESPON SAWI (Brassica juncea L) TERHADAP POC AIR LIMBAH BUDIDAYA LELE PLUS (ALBL PLUS) Firman Firman; Farida Aryani
Agriculture Vol. 15 No. 2 (2020): Jurnal Agriculture
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.509 KB) | DOI: 10.36085/agrotek.v15i1.1300

Abstract

Produksi sayuran termasuk Sawi (Brassica juncea L) organik masyarakat kita perlu ditingkatkan  diantaranya melalui pemberian pupuk organik cair.  Pupuk Organik Cair Air Limbah Budidaya Lele kaya nitrogen (POC ALBL-PLUS) merupakan pupuk organik cair kaya  hara nitrogen, sehingga sangat berpotensi untuk diberikan pada tanaman sayuran khususnya sawi.  Penelitian respon sawi (Brassica juncea) terhadap pupuk organik cair air limbah budidaya lele kaya nitrogen (POC ALBL-PLUS) perlu dilakukan untuk memperoleh rekomendasi aplikasi POC ALBL-PLUS yang terbaik pada tanaman sawi.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktor Tunggal dengan 6 ulangan.  Aplikasi POC ALBL-PLUS sebagai perlakuan adalah; A =  0,0 g/l (kontrol), B =   5 g/l  tiap 5 hari sekali,  C =   5 g/l tiap 10  hari sekali, D = 10 g/l tiap 5 hari sekali, E =   10 g/l tiap 10 hari sekali, F =   15 g/l tiap 5 hari sekali, G =  15 g/l tiap 10 hari sekali, H = 20 g/l tiap 5 hari sekali, I = 20 g/l tiap 10 hari sekali.  Aplikasi POC ALBL-PLUS tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan umur berbunga, berpengaruh nyata terhadap jumlah daun serta berpengaruh sangat  nyata terhadap berat berangkasan basah tanaman caesim (Brassica juncea L). Aplikasi POC ALBL_PLUS 5 g/l dengan waktu pemberian tiap lima hari sekali (perlakuan B) meningkatkan jumlah daun dua kali lebih banyak dan berat berangkasan basah  enam kali lebih berat dibandingkan tanpa aplikasi POC ALBL-PLUS (kontrol).Kata Kunci :  POC, Nitrogen, Sawi
PUPUK ORGANIK CAIR DARI AIR LIMBAH LELE SISTEM BIOFLOK HASIL FERMENTASI AEROB DAN AN AEROB Dedi Pardiansyah; Nasir Ahmad; Firman Firman; Suharun Martudi
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 17 No 1 (2019): Agroqua Journal
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.645 KB) | DOI: 10.32663/ja.v17i1.507

Abstract

The biofloc system catfish wastewater is in the form of accumulation of organic residues from feed residues, catfish manure, feed particles and bacteria and algae, because the biofloc catfish cultivation wastewater can be processed into organic fertilizer especially liquid organic fertilizer. The study used a completely randomized single factor treatment with an aerobic (A) fermentation process and Anaerobic fermentation process (B). Each treatment was repeated 8 times to obtain 16 experimental units. Furthermore, the results of the study data were analyzed by variance at the level of 5 percent. The results showed that the growth rate of catfish was very good. Where growth continues to increase the 10th day observation until the end of the study. While the content of N, P and K in the POC produced did not show a significant difference between POC fermented by Aerob and Anaerob. POC content fermented by Aerob; N = 1.645, P = 0.326 and K = 1.143 while Anaerobic fermentation; N = 2.189, P = 0.278 and K = 1.165.
Analisis Limbah Budidaya Ikan Patin (Pangasius Pangasius) Sistem Resirkulasi Terhadap Pertumbuhan Cacing Sutra (Tubifex sp) Suharun Martudi; Firman Firman; Endang Srilestari
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 15 No 2 (2017): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to know the effect of biofloc and intensive Patin culture cultivation using recirculation system to growth of silk worm (Tubifex sp). The study was conducted for 70 days at the laboratory of Faculty of Agriculture Universitas Prof.Dr.Hazairin, SH, using a complete randomized design (RAL) with 2 (two) Treatments ,, 6 (six) replications. Using the C / N ratio of 15, consisting of: Treatment A = biofloc Patin cultivation waste, B = intensive Patin intensive system waste.. The results showed that: Tubifex sp cultivation (Tubifex sp) is best in the treatment of cultivation with biofloc system. For the average biomass weight of 0.105 gr / cm² and the total number of individuals is 671,67 head / cm². Biodiversity cultivation of biofloc system is also good for increasing the number of individuals compared to intensive system cultivation waste. For tubifex sp culture should use fish culture cultivation system bioflok
PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA UNTUK PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN BENIH IKAN PUTIH (Tor sp) DALAM UPAYA DOMESTIKASI Zulkhasyni Zulkhasyni; Firman Firman; Rejo Sari
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 14 No 2 (2016): Agroqua Journal
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan Putih atau Ikan Semah (Tor sp ) adalah jenis ikan air tawar yang tergolong jenis ikan liar yang hampir punah dan sudah sulit sekali untuk didapatkan, atau dapat dikatakan sebagai hewan yang sudah langka. Pada saat ini permasalahan yang dihadapi adalah keberadaan jenis ikan semah sudah mulai terancam punah, karena penangkapan secara intensif berjalan terus. Agar populasi ikan semah tidak berkurang dan punah yang diakibatkan oleh penangkapan terus–menerus yang tidak memperhatikan norma konservasi serta untuk menjaga keseimbangan alam, maka ikan semah perlu untuk di budidayakan. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan empat perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang empat kali. Perlakukan tersebut adalah : A = Dosis Pakan Pellet 3%, B = Dosis Pakan Pellet 4%, C = Dosis Pakan Pellet 5% dan D = Dosis Pakan Pellet 6% dan dilanjutkan dengan uji BNT. Peubah yang diamati adalah (1) Panjang Mutlak, (2) Berat Mutlak, (3) Konversi Pakan, (4) Efisiensi Pakan dan (5) Kelangsungan Hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap Berat dan Panjang Mutlak, Konversi dan Efisiensi pakan, dosis 6% memberikan nilai yang baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan mempunyai tingkat kelansungan hadup mencapai 100%.
Studi Potensi Hara Makro Air Limbah Budidaya Lele Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Andriyeni Andriyeni; Firman Firman; Nurseha Nurseha; Zulkhasyni Zulkhasyni
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 15 No 1 (2017): Agroqua Journal
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study of catfish waste water macro nutrient potential was aimed to emphasize level of pH, nitrogen, phosphor, potasium, c-organic and C/N ratio in catfish waste water. Based on our research it was found that the level of pH was 7-8, N in liquid waste was 0.98-1.67% with an average of 1.32% and N in solid waste was 1.99 – 13.97 % with an average of 6.23 %, P in liquid waste was 1.89 – 3.40 % with an average of 2.64 % and P in solid waste was 4.10-4.69 % dengan rata-rata 4.46 % and Potassium in liquid waste was 0.01-1.03 % dengan rata-rata 0.35 % and Potassium in solid waste was 2.31-4.09 % dengan rata-rata 3.21 %. Furthermore, the level C-organic in liquid waste was 0.28-0.98 % with an average of 0.63 % and in solid waste 16.28 – 24.64 % with average 21.67%. In addition, C/N ratio in solid waste was about 1.71-12.38 % with average of 6.71%. The nutrient levels in liquid waste did not meet requirement of Indonesia Agricultural Ministry as liquid organic fertiliser, but pH level did. However, the nutrients in solid level did meet the requirement from the ministry number 70 year 2011 and meet the national standard SNI-19-7030-2004. Unfortunately, C/N ratio in both liquid and solid waste did not meet the requirement and SNI standard.