Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TRENDS KRIMINAL DI PEKANBARU 2012-2016 Syahrul Akmal Latief; Fakhri Usmita; Riky Novarizal
SISI LAIN REALITA Vol. 2 No. 1 (2017): Sisi Lain Realita
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.393 KB) | DOI: 10.25299/sisilainrealita.2017.vol2(1).1381

Abstract

The least availability of criminal data for the community, makes it difficult to get a picture of the crime. This study aims to illustrate the trend of crime in Pekanbaru City in 2012-2016 by using a quantitative alignment in view of police criminal statistics in Pekanbaru. This study focuses on eight criminal acts, namely: theft of two-wheeled vehicles, theft by weight, maltreatment, narcotics abuse, embezzlement, domestic violence, motor vehicle theft, and deprivation. The results of this study indicate a fluctuation of crime rates for eight crimes under investigation. The crime total reached in 2014 was 928 cases, and relatively decreased for the following years. The average trend of increasing or decreasing crime amounted to 19.5 cases per year.
PENYULUHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TERHADAP ETNOGRAFI KEJAHATAN Kasmanto Rinaldi; Fakhri Usmita
BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 2 No. 1 (2022): BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Juni 2022
Publisher : LPPM UNIKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.012 KB) | DOI: 10.36378/bhakti_nagori.v2i1.2230

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya buat tingkatkan harkat serta martabat susunan warga yang dalam keadaan saat ini tidak sanggup buat membebaskan diri dari perangkap kemiskinan serta keterbelakangan. Sedangkan Etnografi kejahatan ialah satu disiplin ilmu yang mengkaji tentang fenomena kejahatan di bermacam wilayah di Indonesia, yang bentuk- bentuknya dipengaruhi oleh aspek budaya ataupun tradisi etnis tertentu di daerah- daerah tersebut. Pelaksanaan Pengabdian di Kelurahan Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri Hilir memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pemberdayaan masyarakat terhadap etnografi kejahatan. Metode pelaksanaan pengabdian dilaksanakan dengan tiga tahapan, dimana tahap pertama merupakan tahap persiapan dan tahap kedua adalah tahap pelaksanaan pengabdian. Tim pengabdian memberikan pengetahuan mengenai pemberdayaan masyarakat terhadap bentuk etnografi kejahatan. Hasil dari pengabdian ini yaitu Masyarakat Kelurahan Sungai Pagar, Kecamatan Kampar Kiri Hilir secara umum telah memahami defenisi kejahatan dan jenis-jenisnya tetapi tidak memahami tentang etnografi kejahatan di Indonesia, sehingga dengan dilakukannya sosialisasi terkait pemberdayaan etnografi kejahatan maka diharapkan masyarakat lebih mengenal lagi terkait dengan etnografi kejahatan. Kata kunci:masyarakat, etnografi, kejahatan
UPAYA PERANGKAT DESA DALAM MENCEGAH BERKEMBANGNYA RADIKALISME Fakhri Usmita; Kasmanto Rinaldi; Riska Ayu Saputri Rangkuti
BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 2 No. 2 (2022): BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Desember 2022
Publisher : LPPM UNIKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/bhakti_nagori.v2i2.2614

Abstract

Di dalam masyarakat tidak jarang berkembangnya paham-paham radikalisme. Maraknya radikalime di masyarakat dapat berimplikasi pada stabilitas dan keamanan antar umat beragama Radikalisme maupun terorisme sama-sama menggunakan instrumen kekerasan terbuka dalam mencapai kepentingannya. Radikalisme dapat dilakukan dengan mekanisme pencucian otak dan penolakan terhadap hukum maupun pancasila. Metode pengabdian dilaksanakan dalam tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksaaan. Perangkat desa adalah komponen penting didalam masyarakat, karena langsung bersentuhan dengan masyarakat, perangkat desa memiliki berbagai manfaat salah satunya yaitu dalam hal pencegahan. Hasilnya pengabdian ini berupa Masyarakat mengetahui tentang terorisme namun belum sepenuhnya paham terkait apa saja yang dikategorikan paham radikalisme selain itu, perangkat Desa tidak terlalu berperan aktif dan belum secara benar mengetahui cara mencegah berkembangnya paham radikalisme di masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan atau sosialisasi guna untuk mengedukasi anak mengenai upaya perangkat desa dalam mencegah berkembangnya radikalisme Kata Kunci: Radikalisme, Masyarakat, Perangkat Desa
Program Trauma Healing bagi Anak Korban Kekerasan Seksual di DP3APM Kota Pekanbaru Tahun 2023 Ricno Harlius; Fakhri Usmita
Mandub : Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora Vol. 3 No. 1 (2025): Mandub: Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora
Publisher : STAI YPIQ BAUBAU, SULAWESI TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59059/mandub.v3i1.2692

Abstract

Trauma healing programs for child victims of violence are crucial because they can help them recover physically, emotionally, and psychologically. Children who experience sexual violence are at risk of experiencing long-term trauma that impacts their mental and social development. This study aims to determine the implementation of the Trauma Healing Program for child victims of sexual violence, which was implemented by the Pekanbaru City Department of Women's Empowerment, Child Protection, and Community Empowerment (DP3APM) in 2023. This study used a qualitative approach with in-depth interviews. Seven informants participated in this study: the Head of DP3APM, the Head of the UPT PPA, community members, and a psychiatrist. This study found that the trauma healing program encompasses three main stages. First, the security and stabilization stage (establishing safety), carried out by providing compassionate therapy and support to the victim's parents. Second, the remembering and grieving stage (remembering and grieving), carried out by gathering information from the victim and providing healing therapy to restore their mental state. Third, the connecting and integrating stage (reconnection), which helps victims accept their condition and return to normal life. For victims whose condition remains unstable, the healing program will continue. The main obstacle to implementing this program is budget constraints, particularly for logistical needs such as accommodation, food, and transportation. Despite this, the trauma healing program conducted by the Pekanbaru DP3APM has been well-implemented and has provided victims with a gradual and structured response and recovery effort. The main obstacle to implementing this program is budget constraints, particularly in providing facilities such as housing, daily meals, and transportation.