Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Asupan Garam dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Senja Atika Sari HS; Uswatun Hasanah; Nuri Luthfiatil Fitri; Sri Nurhayati; Viki Yusri
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11601

Abstract

ABSTRACT Hypertension, known as the 'silent-killer', affects more than 1.3 billion people in the world, 1 in 4 men and 1 in 5 women suffer from this disease. Hypertension has caused various serious impacts such as heart failure and coronary heart disease and even stroke. The risk factors that cause hypertension are multi-factorial, so this disease must be a concern. The purpose of this study was to determine the relationship between age, gender and salt intake with blood pressure of hypertension sufferers in the Banjarsari Health Center. This type of research is an analytic study with a cross-sectional design. The population in this study were patients with primary hypertension, the samples taken were 42 people. Analysis using chi square test. Patients with hypertension were dominated by age <60 years (69.0%), female gender (73.8%), and not limiting salt intake behavior (54.8%), blood pressure generally being at grade II (42.8%). 9%). The results of the analysis showed that there was a relationship between age (p-value 0.038; OR: 6.769) and salt intake (p-value 0.035; OR: 4.857) with blood pressure in patients with hypertension. Meanwhile, gender was not shown to have a significant relationship with blood pressure (p-value 0.731). It is hoped that people with hypertension can apply a healthy lifestyle such as doing physical activity and limiting salt intake. Keywords: Age, Gender, Salt Intake, Blood Pressure  ABSTRAK Hipertensi yang dikenal sebagai ‘silent-killer’ telah diderita oleh lebih dari 1,3 milyar penduduk dunia, 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita menderita penyakit ini. Hipertensi telah menimbulkan berbagai dampak yang cukup serius seperti gagal jantung dan penyakit jantung koroner dan bahkan stroke. Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi bersifat multi faktor sehingga penyakit ini harus menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan asupan garam dengan tekanan darah penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari. Jenis penelitian studi analitik rancangan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi primer, sampel yang diambil sebanyak 42 orang. Analisis menggunakan uji chi square. Penderita hipertensi didominasi usia <60 tahun (69,0%), jenis kelamin perempuan (73,8%), dan memiliki perilaku tidak membatasi asupan garam (54,8%), tekanan darah uumumnya berada pada derajat II (42,9%). Hasil analisis menunjukkan ada hubungan usia (p-value 0,038; OR: 6,769) dan asupan garam (p-value 0,035; OR: 4,857) dengan tekanan darah pada penderita hipertensi. Sementara jenis kelamin tidak terbukti memiliki hubungan signifikan dengan tekanan darah (p-value 0,731). Diharapkan penderita hipertensi dapat menerapkan pola hidup sehat seperti melakukan aktivitas fisik dan membatasi asupan garam. Kata Kunci: Usia, Jenis Kelamin, Asupan Garam, Tekanan Darah
Edukasi Hipertensi Dan Upaya Pengendalian Tekanan Darah Dengan Senam Hipertensi Senja Atika Sari; Nury Lutfiatil Fitri; Uswatun Hasanah; Sri Nurhayati
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v3i2.208

Abstract

Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu diantisipasi dan menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular. Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan darah lebih dari 90 mmHg berdasarkan dua pengukuran atau lebih. Terapi komplementer seperti senam hipertensi dianggap mampu sebagai pengobatan tekanan darah tinggi. Dengan senam, aliran darah dan suplai oksigen ke otot dan rangka aktif, khususnya otot jantung akan meningkat. Latihan dan aktivitas fisik meningkatkan kebutuhan oksigen dalam sel untuk proses produksi energi, menyebabkan peningkatan denyut jantung, yang meningkatkan curah jantung dan volume sekuncup. Hal ini meningkatkan tekanan darah. Setelah istirahat, pembuluh darah membesar atau membesar selama kurang lebih 30 hingga 120 menit sehingga menyebabkan penurunan aliran darah untuk sementara, setelah itu tekanan darah  kembali ke tekanan darah sebelum berolahraga. Olahraga teratur dan terus menerus menurunkan tekanan darah dalam jangka waktu lama dan meningkatkan elastisitas pembuluh darah. Mekanisme penurunan tekanan darah setelah olahraga adalah relaksasi pembuluh darah akibat olahraga. Ketika pembuluh darah membesar, tekanan darah menurun. Metode yang digunakan dalam memberikan layanan ini adalah pendidikan kesehatan, peragaan senam hipertensi dan role play. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mulojati Metro Barat. Selepas kegiatan dilakukan, seluruh peserta dapat menyerap informasi secara utuh dan 80% peserta dapat mengikuti pelatihan kembali mengenai hipertensi.