Filariasis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi nematoda. Terjadinya kasus filariasis di masyarakat dipengaruhi oleh tiga unsur utama yaitu agent, host dan environment. Penularan filariasis dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial, ekonomi dan budaya. Sanitasi lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi keberadaan vektor filariasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi habitat vektor secara spasial dengan kejadian filariasis di wilayah kerja Puskesmas Sotimori. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasi deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Populasi dalam penelitian ini adalah habitat vektor yang mempengaruhi kejadian filariasis. Sampel yang digunakan adalah habitat vektor filariasis antara lain keberadaan semak, rawa, cekdam atau laguna, sawah, dan keberadaan ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebaran kasus hanya ada di 5 desa yaitu desa Lifuleo, desa Boletena, desa Daiama, desa Sotimori dan desa Daurendale sedangkan 2 desa lainnya yaitu Desa Tenalai dan Desa Pukuafu tidak ada kasus. Keberadaan habitat vektor filariasis antara lain habitat semak ditemukan di 5 dari 7 desa kecuali desa Pukuafu dan Tenalai, keberadaan habitat sawah ada di 5 dari 7 desa kecuali Desa Pukuafu dan Desa Tenalai, keberadaan habitat rawa di 7 desa, keberadaan habitat Cekdam di 2 desa yaitu Desa Daiama dan Desa Daurendale dan keberadaan ternak terdapat di 5 desa kecuali Desa Pukuafu dan Desa Tenalai.