Novi Kardyanti
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DAN MPASI DENGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI BADUTA PADA KELUARGA NELAYAN Novi Kardyanti; Suyatno Suyatno; Martha Irene Kartasurya
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 9, No 5 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.148 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v9i5.30619

Abstract

Praktik pemberian ASI dan MPASI perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas yang sesuai agar asupan zat gizi baduta terpenuhi secara maksimal. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pemberian ASI dan MPASI dengan tingkat kecukupan energi (TKE) dan protein (TKP) baduta usia 6-24 bulan di desa nelayan Kabupaten Demak.  Jenis penelitian explanatory research ini menggunakan desain cross sectional. Subjek penelitian (61 orang) dipilih secara purposive, menggunakan kriteria inklusi: masih diberi ASI, memiliki ayah nelayan serta tidak cacat fisik dan mental. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Rank spearman, dan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan rerata frekuensi pemberian ASI usia 6-12 bulan 9,1 kali/hari dan 12-24 bulan 6,9 kali/hari. Rerata durasi pemberian ASI 122,5 menit/hari. Baduta dengan pemberian MPASI lokal 65,6%, tekstur MPASI yang kurang sesuai 37,7%, rerata TKE 82,7%, kontribusi energi ASI 47,4%, kontribusi energi MPASI 40,5%, TKP 115,3%, kontribusi protein ASI 46,8%, kontribusi protein MPASI 84,5%. Ada hubungan antara frekuensi (p=0,008, r=0,336) dan durasi (p=0,001, r=0,412) pemberian ASI dengan TKE Baduta, tetapi tidak berhubungan dengan TKP baduta. Ada hubungan frekuensi pemberian MPASI (p=0,006, r=0,351) dan jenis MPASI (p=0,043) terhadap TKP Baduta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia baduta semakin sedikit kandungan zat gizi  yang di peroleh dari ASI, sehingga pemberian MPASI perlu diperhatikan baik dari frekuensi dan jenis MPASI yang diberikan.