Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pelatihan Tari Dance Camp 2017 “Imitari Improvisalam”: Suatu Inovasi Pembelajaran Tari Gita Kinanthi Purnama Asri
Pelataran Seni Vol 2, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i1.5202

Abstract

Dance Camp atau perkemahan tari merupakan salah satu bentuk pelatihan tari dengan format berkemah (menginap dengan tenda). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dua malam di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Peserta sengaja dibatasi 15 orang karena pelatihan bersifat “semi private”. Pelatihan ini mengusung tema “imitari improvisalam”, yakni mengenai pemahaman imitasi dan improvisasi bagi penari di alam. Imitasi merupakan metode yang bertujuan untuk mengamati dan meniru suatu objek, sedangkan improvisasi adalah bagian dari tahap mencipta tarian dengan fokus pada kebebasan gerak. Kegiatan ini mengarahkan peserta agar mampu mengimitasi salah satu objek di alam Tahura Sutan Adam yang kemudian diekspresikan melalui improvisasi. Kegiatan pelatihan tari dalam pendidikan nonformal dalam perkembangannya dapat diinovasikan dengan memanfaatkan ruang alam sebagai ruang studi, sehingga dapat memberikan pengalaman baru yang menarik dan mendukung kualitas penari serta penata tari.Kata kunci: dance camp, pelatihan tari, pembelajaran tari, imitasi, improvisasi
PERKULIAHAN DARING : PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI TENGAH WABAH COVID-19 Gita Kinanthi Purnama Asri
Pahlawan Vol. 16 No. 1 (2020): April, 2020
Publisher : Universitas Achmad Yani Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.039 KB) | DOI: 10.57216/pah.v16i1.334

Abstract

This paper is a response and an educational experience created to describe online lectures by involving creativity in learning cultural arts in the midst of the COVID-19 outbreak. Jargon at home has suddenly become popular since the outbreak of COVID-19 became a terror among Indonesian people. Government appeals to the community Work From Home (WFH), Study From Home (SFH) and Pray From Home (PFH) are serious matters that should be obeyed by the community. Since mid-March, teachers and students in the country have been collaborating with each other to conduct online lectures independently from their homes. Learning Cultural Arts as one of the compulsory subjects in the Elementary School Teacher Education Study Program (PGSD) at STKIP Banjarmasin, requires students to be smart in recognizing, understanding and mastering creative local culture based on local wisdom. The results of his study will be brought as basic skills in teaching arts and culture at elementary school level. Elementary art and culture learning is important to be implemented because it has a positive impact on the formation of learners' character, is multidimensional, multicultural and its content is unique that is not possessed by other subjects. This online lecture utilizes the rampant conditions of the COVID-19 epidemic by making learning products that are beneficial to society. This also helped the government in breaking the chain of COVID deployment19. Students use smartphones and existing applications such as KineMaster, Instagram, YouTube, Facebook, WhatsApp and others. The application functions as a production tool, product upload media, and product dissemination through social media. Here are some forms of online learning outcomes for art and culture learning; individual assignments make insta stories to write 100 words related to local cultural arts, make a 6-step video of the correct hand washing version of WHO, in the video students are required to search for and use elements of local cultural art in South Kalimantan such as the use of banjar songs as backsound, Banjar Language as the contents of oral texts, use of traditional clothing or Sasirangan nuances. Students are asked to make a stream related to the practice of various basic dances and folk songs. The activity of giving comments to each other is also carried out so that communication occurs interactively. Learning evaluation efforts are obtained by collecting tasks in a disciplined and neat manner, for example in accordance with task instructions and timely collection. Of course this is still far from the maximum, but this online learning should be continued in the future because there are still many things that can be explored by utilizing creativity and technological progress as an effort to deliver teaching materials.
Pemanfaatan Smartphone Sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Koreografi dan Komposisi Tari I Gita Kinanthi Purnama Asri (Adinda)
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 14 No 2 (2019): EDISI DIES NATALIS XXXIV
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.668 KB) | DOI: 10.33654/jpl.v14i2.894

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan smartphone sebagai media pembelajaran mata kuliah koreografi dan komposisi tari I. Substansi mata kuliah ini adalah memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang seni menata, menyusun, mengungkapkan gagasan yang berdasarkan unsur-unsur tari sehingga menjadi suatu kesatuan yang sarat dengan nilai estetik dan ikut serta membangun karakter masyarakat serta melestarikan kebudayaan lokal. Alma M Hawkins menyatakan terdapat tiga tahap proses koreografi yaitu tahap eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Tentu saja pembelajaran ini tidak boleh ketinggalan zaman, sehingga perlu suatu yang inovatif dalam aktivitasnya. Kehadiran smartphone yang menjadi pusaka serta budaya baru di kalangan milenial menjadi inspirasi dari penelitian ini. Tujuannya adalah (1) mendeskripsikan penggunaan smartphone yang terintegrasi dengan internet sebagai media pembelajaran untuk penelusuran, pemberian-penerimaan informasi; (2) mendeskripsikan penggunaan smartphone sebagai media komunikasi pembelajaran; (3) mendeskripsikan manfaat smartphone sebagai sistem pendokumentasian selama proses pembelajaran koreografi dan komposisi tari I. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, menggunakan sampling purposive yaitu mahasiswa angkatan 2017 Program Studi Pendidikan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan deskriptif interpretatif. Hasil penelitian ini adalah terciptanya suasana pembelajaran yang lebih efektif dalam proses transfer informasi, komunikasi yang terjalin antara dosen mahasiswa terjadi lebih ringan dan menyenangkan, interaktif dalam mengekspresikan hasil belajar, menghasilkan dokumen proses pembelajaran sehingga memberi kemungkinan untuk dosen dan mahasiswa saling mengembangkan pikiran, memotivasi diri dan keterampilannya dalam pembelajaran koreografi dan komposisi tari. Secara spesifik smartphone mampu menjadi: (1) alat penelusuran informasi dan pengetahuan (berbagi, memberi dan menerima) koreografi melalui penggunaan google dan youtube; (2) alat komunikasi atau perantara antara mahasiswa dan dosen secara tidak tatap muka dan diutamakan di luar jadwal kuliah, dimanfaatkan untuk konsultasi dan pendistribusian tugas kuliah, peran aplikasi whatsapp, email dan instagram sangat menguntungkan dalam memonitor tugas koreografi; (3) alat perekam dan pencatatan pada proses pembelajaran koreografi, sehingga menghasilkan dokumen yang tersimpan dan mampu menjadi pendukung dalam sistem evaluasi pembelajaran koreografi di kemudian hari.
HERIYADI HARIS: BIOGRAFI DAN PROSES KREATIF DI SANGGAR PERPEKINDO Khairuz Zulfa; Gita Kinanthi Purnama Asri Adinda; Dewi Rukmini Sulistyawati
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.241 KB) | DOI: 10.33654/tdk.v1i1.1237

Abstract

Abstract: This study aims to (1) describe Heriyadi Haris' life history as a dance artist, (2) describe Heriyadi Haris' creative process as a dance artist at Sanggar PERPEKINDO and (3) describe Heriyadi Haris' works and achievements as a dance artist. used is a qualitative method. Data collection techniques using observation, interviews and documents. The research results obtained are. (1) Heriyadi Haris' journey as a dance artist has been quite unique for 40 years, the change of profession from being an athlete to being a dance artist was due to an interest in art since his childhood, according to him, dance is not limited by age and has a certain beauty that is able to elevate the name of his own region. In 1981 he joined the PERPEKINDO studio, his persistence made himself a dancer to a choreographer and even became the leader of the group in 2003. (2) The character in his creative process is influenced by his communicative, cooperative personality and always involves members of the PERPEKINDO studio. Through 4 stages, namely preparation, incubation, illumination and verification or evaluation. (3). In 2011 he received the Borneo Award as a dance artist in South Kalimantan. The dance works that have been created are always based on local culture, either Banjar or Dayak in South Kalimantan. Around 40 works, of which have received various achievements and are displayed at the regional, national and international levels.
FUNGSI DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM WAYANG GUNG ANGGADA BALIK Dewi Rukmini Sulistyawati; Suwarjiya; Gita Kinanthi Purnama Asri
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.448 KB) | DOI: 10.33654/tdk.v1i2.1433

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada grup Wayang Gung Pasopati yang ada di desa Gudang Hirang, Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan. Dari beberapa grup Wayang Gung yang ada di Kalimantan Selatan, grup Pasopati relatif masih aktif meskipun sangat jarang tampil dikarenakan sepinya peminat. Grup ini terbentuk pada 04 Maret tahun 1993. Seperti kesenian tradisional di Indonesia yang lain, didalam Wayang Gung mengandung nilai dan memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakat. Beberapa waktu yang lalu grup Pasopati mendapat kesempatan untuk tampil di Taman Budaya secara Virtual dengan membawakan cerita Anggada Balik. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengkaji dan menengok kembali fungsi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam kesenian tradisional tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran secara deskriptif, 1)Fungsi- fungsi dari pertunjukan teater tradisi Wayang Gung di masyarakat. 2) Aspek-aspek pertunjukan teater tradisi Wayang Gung yang mengandung nilai pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data didapat hasil sebagai berikut, pertunjukan Virtual Wayang Gung Anggada Balik memiliki fungsi sebagai hiburan, media pendidikan, dan estetik. Di dalamnya mengandung nilai pendidikan religius, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial. Nilai-nilai tersebut terdapat pada dialog dan adegan yang dibawakan. Kata kunci: Wayang Gung, Nilai pendidikan, Fungsi, Anggada Balik, Grup Pasopati
Analisis Tabuhan Babun pada Iringan Tari Kuda Gipang di Sanggar Asam Rimbun Desa Pantai Hambawang Timur Suwarjiya Suwarjiya; Gita Kinanthi Purnama Asri Adinda; Muhammad Mahmud
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 5, No 4 (2023): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), May
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v5i4.1776

Abstract

The purpose of this study was to describe the pattern of the typical Baboon wasp/Banjar dialect to the accompaniment of the Kuda Gipang dance at the Asam Rimbun studio through sound study and notation. Qualitative descriptive research methods are used as a reference in implementing data collection techniques by interviewing, observing and documenting. The data that has been obtained is then analyzed to get the conclusion of the research findings in the form of the Banjar baboon notation. In this study, the Kuda Gipang Igal Anak dance was the sample. This activity lasts for 4-5 months. The results of the study are as follows: The Variety of Movements in the Kuda Gipang Dance at the Asam Rimbun Art Studio, is very much based on the rhythm of wasps of baboons. There are 11 distributions of wasp patterns based on the variety of motions, namely (1) Initial punch, (2) Timangan 1, (3) Timangan 2, (4) Kijik Punch, (5) Lagurih Punch, (6) Kapak Taguk Punch, (7) Punch Jumping Horse, (8) Horse Ax Punch, (9) Hunjal Punch, (10) Dump, (11) Sambah Dump. Baboons have Pambaduk and Rumpiang parts. There are 10 basic sound colors for baboons, 3 of which are produced by Pambaduk, 5 for Rumpiang and 2 for Pambaduk and Rumpiang Combined. Each pattern has 8 beats, using a 4/4 time scale, where there are 4 beats/counts in each bar -his. The. The baboon tabuhan in the Kuda Gipang Igal Anak dance has a role in harmony between the movements and the dance accompaniment and requires harmonization between the dancers and the musicians.
Bentuk Penyajian dan Struktur Gerak Tari Pat Kupati di Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin Khafifah; Andi Wijaya; Gita Kinanthi Purnama Asri Adinda
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 2 No 2 (2022): Volume 2 No.2 Oktober 2022
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/tdk.v2i2.1909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian pada tari Pat Kupati di Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin. Dan untuk mendeskripsikan Struktur Gerak Tari Pat Kupati. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, manfaat teoritis bagi mahasiswa(i) program studi pendidikan seni tari STKIP PGRI Banjarmasin melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan media publikasi dan informasi untuk bahan referensi apabila ada yang ingin meneruskan penelitian yang berkaitan tentang tarian ini. Sedangkan manfaat praktis bisa menambah wawasan sumber belajar dan apresiasi seni tari khususnya untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) tari pat kupati merupakan salah satu tari kreasi pedalaman yang pertama kali diciptakan Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin dan mendapatkan predikat II pada acara Festival karya tari daerah tahun 2021, (2) bentuk penyajian tari Pat Kupati memiliki 11 aspek meliputi, judul, sinopsis, gerak, penari, pola lantai, tata busana, tata rias, iringan tari, tata cahaya, tempat pertunjukan, dan properti. (3) struktur gerak tari pat kupati terbagi menjadi 3 yaitu gugus gerak (pembuka,isi,dan penutup), 21 kalimat gerak, 20 frase gerak, dan 63 motif gerak untuk penari perempuan sedangkan penari Laki-laki 3 gugus gerak, 15 kalimat gerak, 15 frase gerak, dan 45 motif gerak.
Tik Tok media pengembangan karakter melalui kreativitas tari kreasi Dayak Asri, Gita Kinanthi Purnama; Suwarjiya, Suwarjiya; Aulia, Nur
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 21, No 1 (2023): IMAJI APRIL
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v21i1.47882

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan nilai karakter pendidikan yang muncul melalui kreativitas tari kreasi Dayak dengan pemanfaatan aplikasi Tik-tok sebagai media pengembangan karakter siswa ekstrakurikuler di SMPN 1 Kapuas Murung. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, tes dan studi pustaka. Penelitian ini menghasilkan 2 tari kreasi Dayak berjudul tari Ular Naga dan tari Inting melalui metode ATM(amati, tiru dan modifikasi), hasilnya diupload di aplikasi Tik Tok pada 12 Juni 2021.(2) Terdapat 12 nilai karakter yang muncul yaitu karakter cinta tanah air, kreatif, disiplin, mandiri, jujur, kerja keras, demokratif, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, menghargai prestasi, peduli sosial, dan tanggung jawab.(3)Aplikasi Tik Tok sebagai aplikasi yang digemari kalangan peserta didik, mampu mendukung pembelajaran kreativitas tari secara efektif, sebagai ruang ekspresi dan apresiasi. Kata Kunci: tik tok, kreativitas tari, pendidikan karakter, tari kreasi, dayak   TIK TOK CHARACTER DEVELOPMENT MEDIATHROUGH THE CREATIVITY OF DAYAK CREATIVE DANCE   AbstractThe purpose of this research is to describe the value of the educational character that emerges through the creativity of Dayak dance creations using Tik-tok application for extracurricular students at SMPN 1 Kapuas Murung. This research is an experimental research with a qualitative and qualitative approaches. Collecting data using interview techniques, observation, documentation, tests and literature study. This research produced 2 works entitled Ular Naga dance and Inting dance through the ATM method (observe, imitate and modify as a result of dance creativity, uploaded via Tik Tok on June 12, 2021. (2) There are 9 character values that appear, namely the character of love of the homeland, creative, disciplined, independent, hard working, democratize, curiosity, friendly/communicative, and responsibility. (3) The Tik Tok application as an application that is popular with students, is able to support learning dance creativity effectively, as a space for expression and appreciation. Keywords: tik tok, character development media, creativity dance, Dayak