Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Analisis Asuhan Keperawatan Luka Kaki Diabetik Pada Ny. N Dan Tn. A Dengan Penggunaan Polyurethane Foam Sebagai Balutan Sekunder Di Wocare Center Bogor Oktania Nuraeni; Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 11 (2022): Volume 5 No 11 November 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i11.7538

Abstract

ABSTRAK Diabetes Melitus (DM) menurut American Diabetes Association, (2005) adalah sekelompok penyakit metabolik yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Salah satu komplikasi pada penderita DM adalah luka kaki diabetik. Luka kaki diabetik harus ditangani dengan baik dan benar, metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah menggunakan prinsip moisture balance atau yang dikenal sebagai metode modern dressin. Salah satu balutan yang sering digunakan adalah polyurethane foam sebagai balutan sekunder. Tujuan penelitian untuk menganalisa hasil dari perawatan luka modern dengan penggunaan polyurethane foam sebagai balutan sekunder. Metode penelitian menggunakan case study, sampel yang digunakan adalah 2 klien dengan menggunakan Instrumen pengkajian luka yang digunakan WINNERS Scale. Hasil dari penelitian ini adalah perawatan luka modern dengan polyurethane foam efektif digunakan pada luka kaki diabetik dengan eksudat sedang sampai banyak. Kesimpulannya adalah perawatan luka harus diimbangi dengan kadar gula darah yang terkontrol dan nutrisi yang baik sehingga diharapkan kepada petugas pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan lagi hal tersebut. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Luka Kaki Diabetik, Modern Dressing,       Polyurethane Foam ABSTRACTAccording to the American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus is a collection of metabolic diseases caused by abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. One of the complications in people with diabetes mellitus is diabetic foot ulcers. Diabetic foot wounds must be treated properly, the current method of wound care is using the principle of moisture balance or what is known as the modern method of dressing. One of the frequently used dressings is polyurethane foam as a secondary dressing. The aim of the study was to analyze the results of modern wound care using polyurethane foam as a secondary dressing. The research method uses a case study, the sample used is 2 clients using the wound assessment instrument used by the WINNERS Scale. The result of this study is that modern wound care with polyurethane foam is effective for diabetic foot wounds with moderate to large exudate. Conclusion: Wound care must be balanced with controlled blood sugar levels and good nutrition, so it is hoped that health care workers will pay more attention to this. Keywords: Diabetic Mellitus, Diabetic Foot Ulcer, Modern Dressing,       Polyurethane 
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU MAHASISWA TERHADAP KEJADIAN PANDEMI COVID-19 DI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA Nita Sukamti; Rizki Hidayat; Ratna Siti Hodijah
JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA Vol 8, No 2 (2022): JAKHKJ September 2022
Publisher : Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Covid-19 yang dapat menyebar dengan sangat cepat, dengan berinteraksi dengan jarak yang dekat, menyebabkan berbagai Negara menerapkan tindakan karantina, isolasi sosial untuk berdiam dirumah. Dengan kontrol diri yang baik dapat mengarahkan kearah perilaku yang lebih baik dan sesuai dengan situasi yang terjadi. Perubahan pada perilaku juga terjadi karna adanya wabah ini karna perilaku dapat dipengaruhi oleh lingkungannya dan perilaku juga merupakan respon atau reaksi yang ada pada seseorang ketika menghadapi sebuah stimulus yang datang dari luar, sehingga dapat menjadi upaya dalam pencegahan dari penularan penyakit Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku mahasiswa terhadap kejadian pandemi covid-19.Metode : Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan variable independent kontrol diri dan variabel dependent perilaku mahasiswa. Sampel pada penelitian ini sebanyak 189 responden yang di ambil menggunkan purposive sampling. Instrument penelitian ini berupa angket kontrol diri dan perilaku. Data dianalisis menggunakan uji statistic parametik menggunakan pearson prosuct moment.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kontrol diri dengan perilaku mahasiswa terhadap kejadian pandemi covid-19 dengan hasil yang di dapat pValue 0.000˂0.05.Kesimpulan :  Kontrol diri yang baik akan mampu mengarahkan tindakan perilaku yang sesuai dengan keadaan serta situasi yang terjadi saat ini. Kata Kunci : covid-19, kontrol diri, perilaku.
Analisis Asuhan Keperawatan Luka Kaki Diabetik pada Ny.E Dan Tn.A dengan Penggunaan Zink Krim sebagai Balutan Primer di Wocare Center Bogor Anggun Puja Yanti; Rizki Hidayat
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i4.8804

Abstract

ABSTRAK Salah satu komplikasi dari diabetes yang sering ditemui adalah ulkus kaki diabetik. Ulkus diabetikum adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan atau destruksi ke jaringan kulit yang paling dalam di kaki pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah arteri perifer.(Roza, et al 2015). Salah satu modern dressing yang terbukti dapat digunakan sebagai perawatan ulkus diabetikum dengan metode autolisis debridemen ialah zink krim. Zink krim dapat digunakan sebagai balutan primer dan berfungsi untuk menjaga kelembapan pada luka sekaligus mempercepat regenerasi jaringan. Tujuan penelitian untuk menganalisa hasil dari perawatan luka modern dengan penggunaan zink krim sebagai balutan primer. Metode penelitian menggunakan wawancara dan observasi. , sampel yang digunakan adalah 2 klien dengan menggunakan Instrumen pengkajian luka yang digunakan WINNERS Scale. Hasil dari penelitian ini adalah perawatan luka modern dengan zink krim efektif dalam menjaga kelembaban pada luka kedua klien oleh karna itu proses autolisis debridemen menggunakan Zinc Cream sebagai balutan primer dianggap lebih efisien dan aman untuk digunakan dalam mengobati luka, terutama luka kaki diabetik, Kesimpulan pada penelitian ini Penggunaan zinc cream signifikan dalam mengurangi jaringan nekrotik dan mampu mempercepat proses penyembuhan luka. Penggunaannya bisa menjadi bahan acuan  berbasis evidence base practice baik untuk penulis,  wocare center  dan bisa menjadi pustaka untuk di universitas Kata Kunci: Diabetes Melitus, Luka Kaki Diabetik, Zink Krim  ABSTRACT One of the most common complications of diabetes is diabetic foot ulcers. Diabetic ulcer is a condition where infection, ulcers and/or destruction of the deepest skin tissue on the feet is found in patients with Diabetes Mellitus (DM) due to nerve abnormalities and peripheral arterial disorders. (Roza, et al 2015). One of the modern dressings that is proven to be used as a treatment for diabetic ulcers with the autolysis debridement method is zinc cream. Zinc cream can be used as a primary dressing and functions to maintain moisture in the wound while accelerating tissue regeneration. The aim of this study was to analyze the results of modern wound care using zinc cream as a primary dressing. The research method uses interviews and observation. , the samples used were 2 clients using the WINNERS Scale instrument for assessing wounds. The results of this study are modern wound care with zinc cream is effective in maintaining moisture in the wounds of both clients. Therefore, the autolysis debridement process using Zinc Cream as a primary dressing is considered more efficient and safe to use in treating wounds, especially diabetic foot wounds, The conclusion in this study is that the use of zinc cream is significant in reducing necrotic tissue and is able to accelerate the wound healing process. Its use can be a reference material based on evidence base practice both for writers, wocare centers and can become a library for universities Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetic Foot Sores, Zinc Cream
Penyuluhan Manajemen Luka Kaki Diabetik dalam Situasi Pandemic Covid -19 pada Tenaga Kesehatan di Cilegon Banten Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah; Amanda Rizki
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 10 (2023): Volume 6 No 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i10.11532

Abstract

ABSTRAK Luka Kaki diabetik merupakan penyakit vaskular mikroangiopati dan salah satu komplikasi kronik utama diabetes melitusyang terkait 16 makroangiopati, mikroangiopati, neuropat. Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) jumlah total populasi 9 penderita diabetes tipe 1 dan 2 mencapai 3% dari total jumlah populasi penduduk di seluruh dunia. Prevalensinya sekitar 4-10% di antara populasi penderita diabetes melitus, dengan insiden mengalami luka kaki diabetik selama masa hidup penderitanya mencapai 25%. Luka kaki diabetik dalam jangka waktu yang lama juga memberi dampak negatif pada konsep diri pasien, penghargaan diri sendiri, kualitas hidup, Kesehatan fisik dan emosi, harapan pasien untuk sembuh serta tingkat spiritual pasien. Adapun salah satu dampak dari luka kaki diabetik yaitu amputasi yang dimana itu seharusnya menjadi usaha terakhir yang dilakukan untuk mengatasi persoalan menyelamatkan kaki diabetik. Adapun tujuan Penyuluhan Manajemen Luka Terkini Pada Luka Kaki Diabetik  Dalam Situasi Pandemic Covid -19 bagi Para Tenaga Kesehatan di Jakarta selatan dapat mengetahui Manajemen perawatan luka terkini di situasi pandemic covid 19, memberikan edukasi kepada masyarakat tentang upaya promosi, prevensi dan lurasi di bidang Kesehatan kulit di situasi pandemic covid 19, mampu memahami perawatan luka berbasis lembab (Moist), Mampu melaksanakan asuhan keperawatan  berupa upaya promotive preventif dan kuratif dan rehabilitative di situasi covid 19. Diperlukan penilaian luka secara menyeluruh meliputi penilaian terhadap faktor predisposisi, faktor prognosis dan penampilan luka. Dokumentasikan hasil penilaian luka secara sistematis. Manajemen luka berbeda untuk tiap jenis luka dan tahapan penyembuhan luka. Lakukan penilaian kembali (re-assessment) secara periodik untuk menyesuaikan penatalaksanaan yang akan diberikan. Kata Kunci: Perawatan Luka Terkini, Luka Kaki Diabetik  ABSTRACT Diabetic foot ulcers are a microangiopathic vascular disease and one of the main chronic complications of diabetes mellitus associated with macroangiopathy, microangiopathy, and neuropathies. The World Health Organization (WHO) estimates that the total population of 9 people with type 1 and 2 diabetes reaches 3% of the total population worldwide. Its prevalence is around 4-10% among the population with diabetes mellitus, with the incidence of experiencing diabetic foot sores during the sufferer's lifetime reaching 25%. Diabetic foot wounds in the long term also have a negative impact on the patient's self-concept, self-esteem, quality of life, physical and emotional health, the patient's hope for recovery and the patient's spiritual level. As for one of the effects of diabetic foot wounds, namely amputation which should be the last resort made to overcome the problem of saving diabetic feet. The aim of Counseling on the Latest Wound Management on Diabetic Foot Wounds in a Pandemic Covid -19 Situation for Health Workers in South Jakarta can find out the latest Wound care Management in a situation of the Covid 19 pandemic, provide education to the public about promotion of efforts, prevention and resolution in the field of Skin health in the covid 19 pandemic situation, able to understand moisture-based wound care (Moist), able to carry out pain relief in the form of preventive and curative and rehabilitative promotive efforts in the covid 19 situation. A thorough wound assessment is required including an assessment of predisposing factors, prognostic factors and wound appearance. Document the results of wound judgment in a systematic manner. Wound management is different for each type of wound and the stages of wound healing. Carry out periodic re-assessments to adjust the management that will given. Keywords: Latest Wound Care, Diabetic Foot Wound
Pemeriksaan Kaki Diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok Jawa Barat Khairul Bahri; Rizki Hidayat; Muhammad Fadli; Hardeza Anggara; Rifa Qidya Ardi; Eviyanti Nurmalasari; Mareta Fitria Wulandari; Eko Susanto; Mella Marianti Putri; Rizki Hidayat
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11294

Abstract

ABSTRAK Hiperglekemia, atau peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi normal, dikenal sebagai diabetes mellitus. Kadar glukosa darah harus lebih dari 200 mg/dl saat puasa, lebih dari 126 mg/dl saat puasa, dan lebih dari 200 mg/dl setelah dua jam puasa. Kegiatan ini bertujuan untuk deteksi dini mencegahan luka kaki diabetes  dan mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat sekitar Wisma Caring Sejahtera sebanyak 45 orang yang mengalami diabetes mellitus. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan 1) pemeriksaan kaki diabetes dengan menggunakan lembar pengkajian Inlow’s 60 second, 2) edukasi hasil pengkajian dan cara perawatan kaki diabetest. Pemeriksaan kaki diabetes dilakukan dengan cara memeriksa per orang dengan mengecek langsung kaki, pemeriksaan monofilament test 10 gr, pemeriksaan vibrasi dengan grapulata test 128 Hz, pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan ABPI (ankle brachial pressure index), pemeriksaan bentuk kaki, sepatu yang digunakan dan tanyak jawab terkait Riwayat luka dan diabetes mellitus. Hasil kegiatan ini menunjukkan perbedaan tingkat risiko luka kaki diabates sebanyak 85,4% risiko sangat rendah dan 15,6% risiko rendah. Perempuan lebih cendrung terjadinya risiko luka kaki diabetes sebanyak 88,9% dibandingkan laki-laki sebanyak 11,1%. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah risiko luka kaki diabetes lebih dapat terdeteksi dan dapat dicegah sejak dini dengan mengetahui risiko luka kaki diabetes. Saran dari kegiatan ini adalah pemeriksaan kaki mencegah terjadinya luka dengan cara mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabates. Kata Kunci: Pemeriksaan Kaki, Risiko Kaki Diabetes, Diabetes Mellitus  ABSTRACT Hyperglycaemia, or an increase in blood glucose levels that exceed normal, is known as diabetes mellitus. Blood glucose levels should be more than 200 mg/dl, more than 126 mg/dl when fasting, and more than 200 mg/dl after two hours of fasting. This activity aims to prevent early diabetic foot injuries and teach how to care for diabetic feet at Wisma Caring Sejahtera Depok. The target of this activity is the community around Wisma Caring Sejahtera, where as many as 45 people have diabetes mellitus. There are two activities carried out: 1) examination of diabetic feet using Inlow's 60-second assessment sheet; 2) education on the results of the assessment and how to care for diabetic feet. Examination of diabetic feet is carried out by checking per person by checking directly the feet, a monofilament test (10 gr), a vibrational examination with granulate test (128 Hz), an examination of blood vessels using the ABPI (ankle brachial pressure index), an examination of foot shape, shoes used, and questions and answers related to the history of injuries and diabetes mellitus. The results of this activity showed a difference in the risk level of diabetic foot injury of as much as 85.4% very low risk and 15.6% low risk. Women are more likely to have a risk of diabetic foot injuries by as much as 88.9% than men by as much as 11.1%. This activity concludes that the risk of diabetic foot injuries is more detectable and can be prevented early by knowing the risk of diabetic foot injuries. This activity suggests that foot examinations prevent injuries by teaching people with diabetes how to care for their feet. Keyword: Foot Examination, Risk of Diabetic Foot, Diabetes Mellitus
Penyuluhan Senam Kaki Diabetik sebagai Pencegahan Luka Kaki Diabetik pada Tenaga Kesehatan di Karawang Banten Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah; Amanda Rizki
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 10 (2023): Volume 6 No 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i10.11534

Abstract

ABSTRAK Neuropati perifer merupakan sebuah penyakit yang mempengaruhi saraf serta menyebabkan gangguan sensasi, gerakan, dan aspek kesehatan lainnya tergantung pada saraf yang terkena. Peripheral Artery Disease (PAD) atau penyakit arteri perifer adalah penyakit pada ekstremitas bawah karena terjadinya penyumbatan arteri yang disebabkan oleh atherosklerosis. Kelainan bentuk kaki disebabkan oleh neuropati diabetes sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan kulit saat berjalan. Imunopati terlibat dalam kerentanan yang ada pada pasien diabetes terhadap infeksi serta potensi untuk meningkatkan respons normal inflamasi. Gejala awal neuropati perifer meliputi : rasa nyeri, kesemutan, mati rasa dikaki, tubuh lemah atau hilang keseimbangan dan luka dikaki yang tidak disadari penyebabnya segera lakukan pemeriksaan medis dan menghubungi tenaga medis agar resiko terjadinya komplikasi akibat neuropati perifer dapat dicegah (Indriyani, 2019).  Adapun tujuan Penyuluhan Senam Kaki Diabetik  Sebagai Pencegahan Luka Kaki Diabetik  Pada  Tenaga Kesehatan  di Karawang  Banten adalah agar tenaga kesehatan mengetahui mengenai senam kaki sebagai upaya promosi, dan prevensi di bidang pelayanan Kesehatan. Tenaga Kesehatan mampu memahami senam kaki Mampu meminimalisir kejadian luka kaki. Dalam melakukan senam kaki, sangat penting untuk memahami faktor-faktor yang memperberat resiko terjadinya luka, Perhatikan status kesehatan umum dan adanya penyakit-penyakit tertentu pada pasien yang dapat mempengaruhi resiko terjadinya luka, Dokumentasikan hasil penilaian luka secara sistematis, Manajemen senam kaki sangat penting untuk pencegahan luka. Kata Kunci : Senam kaki Diabetik, Luka Kaki Diabetik  ABSTRACT Peripheral neuropathy is a disease that affects the nerves and causes disturbances in sensation, movement, and other aspects of health depending on the nerves affected. Peripheral Artery Disease (PAD) or peripheral arterial disease is a disease of the lower extremities due to blockage of the arteries caused by atherosclerosis. Foot deformities caused by diabetic neuropathy result in increased skin pressure when walking. Immunopathy is implicated in the existing susceptibility of diabetic patients to infection as well as the potential to enhance the normal inflammatory response. Early symptoms of peripheral neuropathy include: pain, tingling, numbness in the legs, weakness or loss of balance and leg injuries that are not recognized as the cause, immediately do a medical examination and contact medical personnel so that the risk of complications due to peripheral neuropathy can be prevented (Indriyani, 2019). The purpose of counseling on diabetic foot exercise as a prevention of diabetic foot injury to health workers in Karawang, Banten is for health workers to know about foot exercise as a means of promotion and prevention in the field of health services. Health workers are able to understand foot exercises Able to minimize the incidence of foot injuries. In doing foot exercises, it is very important to understand the factors that increase the risk of injury, Pay attention to general health status and the presence of certain diseases in patients that can affect the risk of injury, Document the results of systematic wound assessment. Management of foot exercises is very important for wound prevention. Keywords: Diabetic foot exercise, Diabetic Foot Injury
Efektivitas Polyurethane Foam Dressing terhadap Kontrol Hipergranulasi pada Luka Kronis Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah; Agnes Dea Saputri
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.9854

Abstract

ABSTRACT Chronic wounds are wounds whose healing phase does not match the physiological phase of wound healing. Wound care already uses modern dressings such as polyurethane foam dressings which function to absorb exudate, treat hypergranulation, and help protect wounds from trauma.  To determine the effectiveness of polyurethane foam dressing to control hypergranulation in chronic wounds. The research design is in the form of a quasi-experimental with a pretest – posttest design approach, namely this design is carried out with initial measurements through the pretest, then given action or intervention, after that it is continued by giving a posttest. The sample technique used is total sampling with a total sample of 25 respondents. The research instrument used was the BWAT sheet. The statistical test used is the paired sample t-test. The research results obtained an average pre-test BWAT score of 35.76 ± 8.115 and a post-test of 23.80 ± 5.204. The results showed that there was a difference between the BWAT scores before and after being given polyurethane foam dressing with a p-value of 0.000 (p<0.05). After using polyurethane foam dressing to control hypergranulation in chronic wound patients, a p-value of 0.000 (p <0.05) was obtained so that polyurethane foam dressing was effective against hypergranulation control. Patients with chronic wounds are expected to be able to use polyurethane foam dressings as an effort to control hypergranulation and efforts in the wound healing process. Keywords: BWAT, Hypergranulation Control, Chronic Wound, Polyurethane Foam Dressing.  ABSTRAK Luka kronis adalah luka yang fase penyembuhannya tidak sesuai dengan fase fisiologis penyembuhan luka. Perawatan luka sudah menggunakan modern dressing seperti polyurethane foam dressing yang berfungsi untuk menyerap eksudat, mengatasi hipergranulasi, dan membantu melindungi luka dari trauma. Mengetahui efektivitas polyurethane foam dressing terhadap kontrol hipergranulasi pada luka kronis.  Desain penelitian berbentuk quasi eksperiment dengan pendekatan pretest – posttest design yaitu desain ini dilakukan pengukuran awal melalui pretest, kemudian diberikan tindakan atau intervensi, setelah itu dilanjutkan dengan memberikan posttest. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 25 responden. Instrument penelitian yang digunakan yaitu lembar BWAT. Uji statistik yang digunakan yaitu uji paired sample t-test. Hasil penelitian diperoleh rata-rata skor BWAT pre test sebesar 35,76 ± 8,115 dan post test sebesar 23,80 ± 5,204. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara skor BWAT sebelum dan sesudah diberikan polyurethane foam dressing dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Setelah penggunaan polyurethane foam dressing terhadap kontrol hipergranulasi pada pasien luka kronis didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga polyurethane foam dressing efektif terhadap kontrol hipergranulasi. Penderita luka kronis diharapkan dapat menggunakan polyurethane foam dressing sebagai salah satu upaya untuk kontrol hipergranulasi dan upaya dalam proses penyembuhan luka.                                                                                             Kata Kunci : BWAT, Kontrol Hipergranulasi, Luka Kronis, Polyurethane Foam Dressing       
Pengaruh Hydrocolloid Dressing untuk Mengatasi Maserasi Luka Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah; Zahrah Mufidah
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 10 (2023): Volume 5 Nomor 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i10.9855

Abstract

ABSTRACT Any wound will have risks and side effects leading to maceration. Maceration is a break in the skin due to damage to the skin's protective function (acute wound). If maceration occurs, the surrounding wound will feel painful and uncomfortable. Indications for maceration in wounds that have minimal exudate, then using hydrocolloid dressing. This study aims to determine the effect of hydrocolloid dressing to treat wound maceration. The research design is quasi-experimental with a pretest - posttest design approach, namely this design is carried out initial measurement through pretest, then given action or intervention, after which it is continued by giving a posttest. The sample technique used was total sampling with a sample size of 20 respondents. The research instrument used was the BWAT sheet. The statistical test used was the paired sample t-test. The results of the study found an average BWAT score with a pretest of 33.15 ± 9.697 and a posttest of 21.85 ± 7.242. The results showed a difference between BWAT measurement scores before and after being given hydrocolloid dressing with a p-value of 0.000 (p <0.05). After being given hydrocolloid dressing for wound maceration, the p-value is 0.000 (p<0.05) so that hydrocolloid dressing has an influence in overcoming wound maceration. Keywords: BWAT, Hydrocolloid Dressing, Maceration, Wound   ABSTRAK Setiap luka akan memungkinkan berdampak pada resiko dan efek samping yang menyebabkan maserasi (luka akut). Maserasi merupakan kerusakan pada fungsi perlindungan kulit pada sekitar luka akibat retensi cairan. Jika terjadi maserasi, maka sekitar luka akan terasa sakit dan tidak nyaman. Indikasi maserasi pada luka yang memiliki minim eksudat, maka dengan menggunakan hydrocolloid dressing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hydrocolloid dressing untuk mengatasi maserasi luka. Desain penelitian berbentuk quasy eksperiment dengan pendekatan pretest – posttest design yaitu desain ini dilakukan pengukuran awal melalui pretest, kemudian diberikan tindakan atau intervensi, setelah itu dilanjutkan dengan memberikan posttest. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 20 responden. Instrument penelitian yang digunakan yaitu lembar BWAT. Uji statistik yang digunakan yaitu uji paired sample t-test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata skor BWAT dengan pretest sebesar 33,15 ± 9,69 dan posttest sebesar 21,85 ± 7,24. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara skor pengukuran BWAT sebelum dan sesudah diberikan hydrocolloid dressing dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Setelah diberikan hydrocolloid dressing untuk maserasi luka, maka didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga hydrocolloid dressing memiliki pengaruh dalam mengatasi maserasi luka. Kata Kunci: BWAT, Hydrocolloid Dressing, Luka, Maserasi
Analisis Asuhan Keperawatan dengan Luka Kaki Diabetik pada Ny. K dan Ny.R dengan Penggunaan Zink Krim dan Hyaluronic Acid pada Fase Proliferasi Sebagai Balutan Primer di Klinik Wocare Center Bogor Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah; Putri Sahara Riyanto
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12480

Abstract

ABSTRAK Luka kaki diabetikum adalah salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien memiliki diabetes melitus. Prevalensi di Indonesia kejadian luka pada kaki akibat diabetes melitus adalah 12% dan risiko luka pada kaki diabetes adalah 55,4%. Modern derssing dengan Zink Krim dan Hyaluronic Acid dapat digunakan mempercepat proses penyembuhan luka, memberikan kelembapan pada luka,  dan  pembentukan jaringan granulasi. Menganalisis asuhan keperawatan dengan luka diabetikum pada Ny. K dan Ny. R dengan penggunaan Zink Cream dan Hyaluronic Acid di klinik wocare center bogor. Tindakan keperawatan dimulai pada tanggal 21 Juli s/d 28 Juli 2023 di Klinik Wocare Center Bogor. Implementasi pada diagnosa keperawatan gangguan integritas kulit melibatkan perawatan luka dengan menggunakan metode modern dressing. Zink Krim dan Hyaluronic Acid (Metcovazin Red) adalah jenis balutan menjaga kelembapan,membantu proses pembentukan epitelisasi, dan penyembuhan luka granulasi pada dasar luka berwarna merah.perawatan luka modern dressing dengan Zink Krim dan Hyaluronic Acid (Metcovazin Red)  terbukti mempercepat proses penyembuhan luka, namun pada Ny.K dan Ny.R belum terlihat efek yang signifikan dikarenakan proses penyembuhan luka kronis membutuhkan waktu yang panjang. Perawatan luka harus diimbang dengan kadar gula darah yang terkontrol  dan nutrisi yang baik, sehingga diharapkan kepada petugas pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan lagi hal ini. Kata Kunci:  Luka Kaki Diabetikum, Zink Krim, Hyaluronic Acid  ABSTRACT Diabetic foot ulcers are one of the complications that occur in patients with diabetes mellitus. The prevalence in Indonesia of foot injuries due to diabetes mellitus is 12% and the risk of diabetic foot injuries is 55.4% . Modern derssing with Zink Cream and Hyaluronic Acid can be used to accelerate the wound healing process, provide moisture to the wound, and form granulation tissue. To analyze nursing care with diabetic wounds in Mrs. K and Mrs. R with the use of Zink Cream and Hyaluronic Acid at the Bogor wocare center clinic. The nursing care measures will commence from July 21st to July 28th, 2023, at the Wocare Center Clinic in Bogor. The implementation for the nursing diagnosis of skin integrity disturbance involves wound care using the modern dressing method. Zink Cream and Hyaluronic (Metcovazin Red) are types of dressings to maintain moisture, help the process of epithelialization formation, and healing granulation wounds on a red wound base. Modern wound care dressings with Zink Cream and Hyaluronic Acid (Metcovazin Red) are proven to accelerate the wound healing process, but in Mrs. K and Mrs. R there has not been seen a significant effect because the process of healing chronic wounds takes a long time. Wound care must be balanced with controlled blood sugar levels and good nutrition, so it is hoped that health care workers will pay more attention to this. Keywords: Diabetic Foot Wounds, Zinc Cream, Hyaluronic Acid
Analisis Asuhan Keperawatan Pada Biofilm di Luka Kaki Diabetik pada Ny. M dan Ny.L Dengan Penggunaan PHMB sebagai Cairan Pencuci Luka di Klinik Wocare Center Bogor Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah; Tesalonika Sembiring
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12481

Abstract

ABSTRAK Luka kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes mellitus. Biasanya  luka kaki dibetik disebabkan oleh kontrol glikemik yang buruk, neuropati yang mendasari, penyakit pembuluh darah perifer, atau perawatan kaki yang buruk. Prevalensi luka kaki diabetik di Indonesia diperkirakan sekitar 15% dan angka amputasi sebanyak 30%, dengan angka mortalitas 32%, selain itu angka kematian 1 tahun pasca amputasi sebesar 14,8%.Modern wound dressing dengan penggunaan PHMB sebagai cairan pencuci luka efektif mengatasi masalah biofilm pada luka kaki diabetik. Menganalisis Asuhan Keperawatan Pada Biofilm Di Luka Kaki Diabetik Pada Ny. M Dan Ny. L Dengan Penggunaan PHMB Sebagai Cairan Pencuci Luka Di Klinik Wocare Center Bogor. Tindakan keperawatan dimulai tanggal 24 Juli 2023 s/d 28 Juli 2023 Di Wocare Center Bogor. Implementasi pada diagnosa keperawatan gangguan integritas kulit dilakukan perawatan luka modern dressing yang difokuskan pada pencucian luka dengan PHMB. Penggunaan PHMB sebagai cairan pencuci luka sangat efektif untuk menangani biofilm di luka kaki diabetik dibuktikan dengan berkurangnya biofilm pada luka kaki Ny. M dan Ny. L sehingga dengan berkurangnya biofilm dapat dilihat bahwa pertumbuhan jaringan granulasi semakin cepat. Dalam mempercepat penyembuhan luka harus diseimbangi dengan pengontrolan gula darah dan nutrisi yang baik. Kata Kunci: Luka Kaki Diabetik, PHMB  ABSTRACT Diabetic foot sores are a complication of diabetes mellitus.Diabetic foot sores are usually caused by poor glycemic control, underlying neuropathy, peripheral vascular disease, or poor foot care.The prevalence of diabetic foot wounds in Indonesia is estimated to be around 15% and the amputation rate is 30%, with a mortality rate of 32%, besides that the mortality rate 1 year after amputation is 14.8%. biofilm in diabetic foot wounds. Analysis Of Nursing Care on Biofilm in Diabetic Foot Ulcers in Mrs. M Dan Mrs. L With the Use of PHMB as Wound Wash Liquid at Wocare Center Bogor.  Nursing actions begin on July 24 2023 to July 28 2023 at the Bogor Wocare Center. The implementation of nursing diagnoses of impaired skin integrity is carried out by modern wound dressings which are focused on washing wounds with PHMB. The use of PHMB as a wound washing fluid is very effective for treating biofilm in diabetic foot wounds as evidenced by the reduced biofilm in Mrs. M and Mrs. L so that with reduced biofilm it can be seen that the growth of granulation tissue is getting faster. In accelerating wound healing, it must be balanced with controlling blood sugar and good nutrition. Keywords: Diabetic Foot Ulcer, PHMB