Indonesia merupakan negara yang memiliki tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai obat. Salah satunya adalah daun papaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius) yang terbukti mengandung antioksidan dan secara empiris dapat mengobati demam berdarah dan hipertensi. Penelitian ini membandingkan aktivitas antioksidan dari sampel daun pepaya jepang yang diekstrak dengan pelarut yang berbeda. tujuan dari penelitian yaitu untuk Mengetahui pengaruh jenis kepolaran pelarut ekstraksi dalam aktivitas antioksidan ekstrak dari daun papaya jepang dengan metode FRAP. Pada penelitian ini simplisia daun pepaya jepang diekstraksi dengan cara maserasi. Skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dilakukan pada kedua ekstrak. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power). Aktivitas antioksidan diuji secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang 695 nm dengan baku pembanding yang digunakan adalah asam askorbat. Hasil analisis kualitatif menunjukan ekstrak etanol 96% positif mengandung flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, fenolik, steroid. sedangkan pada ekstrak etil asetat negatif saponin. Kekuatan antioksidan dari nilai FRAP dapat dinyatakan dalam mg ascorbic acid equivalent / gram sampel (mgAAE/g sampel). Sehingga didapat nilai mgAAE/g ekstrak etanol daun pepaya jepang sebesar 81,49 mgAAE/g, dan ekstrak etil asetat sebesar 131,33 mgAAE/g. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun papaya jepang menggunakan pelarut etanol 96% mengasilkan aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingankan dengan pelarut etil asetata serta menunjukkan perbedaan yang signifikan antara dua pelarut yang digunakan pada uji independent sampel t test.