Fariz Al Hazmi
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengelolaan Koleksi Museum Wayang Kekayon Sebagai Ruang Pelestarian Seni Budaya Fariz Al Hazmi; Herdina Rizki Damayanti
JURNAL IMAJINASI Vol 6, No 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v6i1.32734

Abstract

Museum Wayang Kekayon merupakan salah satu museum yang berperan penting dalam pelestarian kesennian wayang. Sebagai ruang publik yang menyimpan wayang-wayang dari berbagai daerah khususnya dari jawa, Museum Wayang Kekayon mengelola koleksinya sebagai bagian dari perawatan dan pengarsipan karya. Pengelolaan terhadap koleksi karya seni sangat penting dilakukan untuk menjaga kualitas karya yang dipamerkan dalam museum. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Museum Wayang Kekayon sebagai museum pelestarian budaya mengelola koleksi kesenian wayang mereka dan menjadi warisan budaya. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan observasi lapangan untuk mendapatkan data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki oleh Museum Wayang Kekayon beragam yang berasal dari 90% koleksi pribadi dan sebagian lainnya berasal dari hibah dan titipan. Perawatan dilakukan secara tradisional tanpa perawatan dengan bahan-bahan khusus dan menggunakan proses Mutrani apabila koleksi wayang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Kemudian pengelolaan lainnya dilakukan pencatatan dan pendokumentasian bahan, ukuran dan keterangan lainnya secara jelas. Sehingga data tersebut dapat digunakan di berbagai aspek seperti arsip pribadi, sarana informasi, edukasi, penelitian dan lain-lain.
Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Mental Melalui Pelatihan Membatik di Yayasan Jiwa Layang Caecilia Tridjata S; Ataswarin Oetopo; Fariz Al Hazmi
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/diklus.v6i2.47968

Abstract

Abstrak: Penyandang disabilitas mental (PDM) seperti halnya individu normal yang menaruh perhatian dan ketertarikan pada aktivitas belajar berkesenian. Faktor ketunaan yang disandangnya mempengaruhi kemampuan perseptual dan kemampuan sosial menjalin relasi dengan masyarakat. Realitas tersebut menghendaki dikembangkannya solusi kreatif dengan pendekatan integratif berbeda untuk mengembangkan pelatihan keterampilan. Pelatihan membatik dengan alat cap berbahan kertas dapat menjadi solusi masalah yang dihadapi oleh PDM dan membantu program pengembangan keterampilan di Yayasan Jiwa Layang. Pendekatan craft therapy dapat menciptakan suasana pelatihan yang lebih atraktif dan menyenangkan, sehingga PDM lebih termotivasi untuk lebih produktif dalam membuat beragam jenis karya Batik Cap. Dampak dari aktivitas yang kreatif dan produktif ini dapat meminimalisir kekambuhan PDM dan dapat belajar mandiri dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Hasil dari pelatihan menunjukkan peserta berada pada kategori “terampil” dengan persentase nilai rata-rata  2,9, sehingga disimpulkan bahwa peserta dapat membuat karya batik sesuai dengan keterampilan yang diberikan. Empowerment of People with Mental Disabilities through Batik Training at the Jiwa Layang FoundationAbstract: People with mental disabilities (PDM) are like normal individuals who pay attention and are interested in art learning activities. The disability factor that he has affects his perception ability and social ability in building relationships with the community. This reality requires the development of creative solutions with different integrative approaches to developing skills training. Batik training using a paper stamp tool can be a solution to the problems faced by PDM and help the skills development program at the Jiwa Layang Foundation. The craft therapy approach can create a more interesting and enjoyable training atmosphere, so that PDM is more motivated to be more productive in making various types of Batik Cap works. The impact of these creative and productive activities can minimize the recurrence of PDM and be able to learn independently and live a better life. The results of the training showed that participants were in the "skilled" category with an average score of 2.9, so it was concluded that participants could make batik works according to the skills given. 
The application of natural dyes from rambutan skin for eco-printing on tanned leather RA. Ataswarin Oetopo; Ririn Despriliani; Fariz Al Hazmi
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 51, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um015v51i12023p107

Abstract

The use of natural materials is a creative and innovative process to increase the potential of the surrounding environment, such as the use of natural dyes. As rambutan skin has been rarely used and reported as a natural dye, this study explores its usage on leather. In this study, we applied rambutan skin as a natural dye to tanned leather from goat crust skin using the creative eco-printing method. We used an experimental method with a pre-experiment one-shot case study design. Each sample was dyed at different times using distinct solutions during the mordant process. The solution was made from rambutan skin and different solvents, such as alum (AI2(SO4)3), calcium oxide (Ca(OH)2), and ferrous sulfate (FeSO4). The results show that crust-tanned leather from goat skin can be successfully colored with natural dye from rambutan skin. The more amount of dyes used results in a darker color. In addition, the type of mordant used produces a different color. In the eco-printing process, the background color is influenced by the type of mordant used on the blanket, which serves as a cover for the eco-print process. Meanwhile,  the leaves stop the mordant from penetrating the leather and become the source of the motive.Keywords: natural dyes; rambutan skin; eco-printing; tanned leatherPenerapan pewarna alami dari kulit rambutan dalam kreasi eco printing pada kulit tersamakMemanfaatkan bahan alam sebagai proses berkreasi adalah salah satu upaya dalam mela­kukan inovasi untuk meningkatkan potensi lingkungan sekitar, salah satunya melalui penggunaan pewarna alami. Pemanfaatan kulit rambutan sebagai pewarna alami masih terbatas pada media yang digunakan sehingga perlu adanya eksplorasi terhadap bahan lain seperti bahan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan kulit rambutan sebagai pewarna alami yang diterapkan pada bahan kulit kambing tersamak jenis crust dan penerapan pada proses berkreasi eco printing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk pre-eksperimen jenis one-shot case study. Setiap sampel dicelup dengan jumlah pencelupan yang berbeda lalu dilakukan proses mordant dengan larutan yang berbeda yaitu tawas (AI2(SO4)3), kapur (Ca(OH)2), dan tunjung (FeSO4). Hasil menunjukkan bahwa kulit kambing tersamak jenis crust dapat diberi warna dengan larutan pewarna alami kulit rambutan. Semakin banyak jumlah pence­lupan, maka warna yang dihasilkan semakin pekat dan jenis mordant yang digunakan menghasilkan warna yang berbeda. Dalam proses eco printing, warna pada latar di­penga­ruhi oleh jenis mordant yang digunakan pada blanket sebagai penutup proses eco­print dan motif yang dihasilkan berasal dari daun yang merintangi zat mordant masuk ke dalam kulit.Kata kunci: pewarna alami; kulit rambutan; eco printing; kulit tersamak