Rahmat Setiadi
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EKSPLORASI PEMBERDAYAAN COURSEWARE SIMULASI PhET UNTUK MEMBANGUN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA Rahmat Setiadi; A. Ainun Muflika
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 17, No 2 (2012): JPMIPA: Volume 17, Issue 2, 2012
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i2.36106

Abstract

ABSTRAKPenelitian mengenai pemberdayaan courseware simulasi PhET dalam mengembangkan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA telah dilakukan menggunakan kelas XI dari salalah satu SMA di kota Bogor sebagai pengguna. Penelitian bertujuan untuk mengkaji keterampilan KPS apa saja yang dapat dikembangkan menggunakan courseware PhET dan bagaimana implementasinya di dalam kelas. Penelitian didahului dengan menganalisis isi materi kimia di dalam PhET untuk mengkaji kesesuaiannya dengan kurikulum SMA dan bagaimana model interaksi dalam tahap-tahap simulasi yang tersedia untuk memperkirakan jenis KPS yang dapat dikembangkan. Dengan panduan LKS yang dirancang khusus, siswa mengerjakan simulasi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan dan merespon setiap pertanyaan yang diberikan dalam LKS dan jawabannya dikumpulkan segera sebelum atau setelah suatu simulasi dilakukan tergantung jenis KPS mana yang diobservasi.  Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa simulasi PhET dapat diberdayakan untuk mengembangkan keterampilan mengamati, menafsirkan, meramalkan, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan data skor siswa, simulasi ini dapat membedakan siswa kelompok atas, tengah dan bawah secara signifikan (F=7,38, p=0,05, n=30) dengan skor rata-rata ketiga kelompok siswa berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa PhET dengan arahan guru atau fasilitator berpotensi untuk digunakan dalam pengembangan keterampilan KPS siswa SMA.ABSTRACTResearch on PhET simulation has been conducted to explore its potentials in developing  high school student scientific proccess skill. The research was initiated by examinating the content of PhET in the light of  the Indonesian high school curriculum content and the interactivity involved in the simulation steps of the PhET in order to explore the scientific proccess skill types might be developed since that the courseware was not specially designed for that spesific skills. Thirty students of grade eleven of high school from the city of Bogor, West Java, had participated on this research. They asked to run the simulation and answered the questions on the student worksheet following the simulation on the solubility and solubility product topic. The worksheet was designed as an instrument to explore the ability of student on the scientific proccess skill. The sheet was divided by theme and cut separately and collected as soon as the student completed their answer before or after they did the simulation depend on the type of skill observed. Results show that the PhET simulation potentially support the learning activity in developing student scientific proccess skill on observation (mengamati), interpreting results (menafsirkan pengamatan), prediction (meramalkan), and communication (berkomunikasi). Splitting  student score into three groups by the high, middle, and low categorization,  shows that the three groups significantly different (F=7,38, p=0,05).  In conclusion, the  PhET simulation potentially usefull for developing high school student scientific proccess skill.
PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUB-KONSEP KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR YANG DIPERLUAS DALAM BENTUK MULTIMEDIA Budiman Anwar; Rd. r. Srie Ernawati; Rahmat Setiadi; Wiji Wiji
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 17, No 2 (2012): JPMIPA: Volume 17, Issue 2, 2012
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i2.36108

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian yang menghasilkan representasi kimia berbasis intertekstual berupa multimedia pada sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan evaluatif yang merupakan bagian dari Penelitian dan Pengembangan (R D). Prosedur penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan kerja, yaitu: (1) penentuan materi subjek, (2) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada standar isi serta contoh silabus BSNP untuk menentukan indikator dan konsep, (3) pengumpulan multimedia existing, (4) analisis multimedia existing berdasarkan kajian aspek konten, pedagogi, dan multimedia, (5) pembuatan script dan storyboard yang divalidasi berdasarkan aspek konten dan pedagogi, (6) revisi script dan storyboard, (7) pembuatan multimedia yang kemudian di validasi pada aspek multimedia. Multimedia ini kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa untuk mengetahui kualitas multimedia berdasarkan kriteria/ indikator yang telah ditentukan melalui angket. Hasilnya diolah secara deskriptif persentase. Angket diberikan kepada lima orang guru mata pelajaran Kimia dan 30 orang siswa SMA kelas XI dan XII yang telah mempelajari mengenai sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Berdasarkan data angket guru diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) kualitas multimedia adalah 84%, (2) kejelasan penyampaian materi/ konsep adalah 96%, (3) peran multimedia adalah 100%, dan (4) pengembangan multimedia adalah 100%. Secara keseluruhan respon guru terhadap multimedia terletak pada daerah positif. Berdasarkan data angket siswa diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) motivasi pada multimedia adalah 85.31%, (2) konten pada multimedia adalah 84.7%, (3) navigasi pada multimedia adalah 86%, (4) multimedia dan interaktivitasnya adalah 90.84%, dan (5) tampilan multimedia adalah 86.77%. Secara keseluruhan respon siswa terhadap multimedia terletak pada daerah setuju. Dengan demikian representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada sub-konsep konfigurasi elektron model atom Bohr yang diperluas dalam bentuk multimedia yang telah dikembangkan dapat digunakan.ABSTRACTHas done research that results in the form of textual representations of chemical-based multimedia sub-concept of electron configurations based on the extended Bohr model of the atom. This study used a descriptive and evaluative methods that are part of the Research and Development (R D). Procedure of the research work carried out in several stages, namely: (1) determination of the subject matter, (2) a standard assessment and basic competencies contained in content standards and sample syllabi BSNP to define indicators and concepts, (3) existing multimedia collection, (4 ) analysis of existing multimedia based study aspects of content, pedagogy, and multimedia, (5) creation scripts and storyboards are validated based on aspects of content and pedagogy, (6) the revised script and storyboard, (7) multimedia creation later in the validation of the multimedia aspect. Multimedia is then taken up by teachers and students to determine the quality of multimedia based on the criteria / indicators that have been determined through a questionnaire. The results are processed by descriptive percentages. Questionnaires given to five teachers of Chemistry subjects and 30 high school students of class XI and XII who have studied the concept of sub-electron configuration by the extended Bohr model of the atom. Based on data from the teacher questionnaire obtained results that the level of agreement to: (1) multimedia quality is 84%, (2) clarity of delivery of materials / concepts was 96%, (3) the role of multimedia is 100%, and (4) development of multimedia is 100% . Overall the response of teachers to the multimedia lies in the positive region. Based on data from student questionnaires obtained results that the level of agreement to: (1) multimedia motivation is 85.31%, (2) the contents of multimedia is 84.7%, (3) navigation in multimedia is 86%, (4) multimedia and interaktivitasnya is 90.84% and (5) multimedia display is 86.77%. Overall the students' response to the multimedia lies in the area agreed. Thus the textual representation of chemical-based schools in the sub-concepts of the Bohr model of the atom the electron configurations are expanded in the form of multimedia that has been developed can be used.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TERMOKIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL UNTUK MEMBANTU PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA Sukasih Sukasih; Cindy Lestari; Muhamad Nurul Hana; Ijang Rohman; Gun Gun Gumilar; Rahmat Setiadi; Heli Siti Munawaroh; Abraham Mora
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v11i1.60599

Abstract

Media memiliki peran penting dalam membantu peserta didik mencapai hasil dan tujuan pembelajaran secara optimal. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan media pembelajaran yang mengintegrasikan bahan-bahan yang terdapat di sekitar siswa untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi termokimia. Kelayakan media yang dikembangkan dievaluasi melalui penilaian materi, media, dan respon pengguna. Keefektifan media pembelajaran diukur melalui pencapaian ketuntasan belajar siswa terhadap nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada penelitian dan pengembangan ini digunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). Validasi media oleh guru sejawat menunjukkan bahwa media pembelajaran termokimia berbahan dasar material lokal yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan materi dan telah memenuhi kriteria menarik, praktis, dan sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran termokimia. Hampir seluruh siswa memberikan tanggapan positif terhadap media yang dikembangkan dan menilai bahwa media termokimia berbahan dasar material local dapat membantu pengembangan aspek bekerjasama dan berkomunikasi siswa. Penilaian terhadap ulangan harian siswa selama tiga tahun menunjukkan bahwa hampir sebagian besar siswa memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai KKM, yang mengindikasikan bahwa media yang digunakan efektif dalam membantu pencapaian ketuntasan belajar siswa. Media yang dikembangkan menyediakan alternatif inovasi pembelajaran yang mampu membantu pencapaian ketuntasan belajar siswa.