Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Paket Biochar Plus dan Azotobacter terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning Maylani Lucky; Sutarman Gafur; Saeri Sagiman
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 25, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/agrium.v25i1.8180

Abstract

Padi (Oryza sativa L) merupakan komoditi pangan utama di Indonesia yang kebutuhannya terus meningkat. Upaya peningkatan produksi beras saat ini terganjal oleh berbagai kendala, seperti konversi lahan sawah subur yang masih terus berjalan, penyimpangan iklim, penurunan kualitas sumber daya lahan yang berdampak terhadap penurunan atau pelandaian produktivitas. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi padi adalah dengan cara pemanfaatan budidaya padi unggul lokal yang potensial dikembangkan pada lahan kering. Salah satu lahan kering yang digunakan yaitu tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) dicirikan oleh pH tanah rendah ( 5,0), C-organik rendah, dan tingkat kesuburan tanah juga rendah. Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan melalui pemberian bahan organik seperti biochar plus (biochar sekam padi + kompos + pupuk NPK). Penyedia nitrogen secara hayati adalah dengan memanfaatkan Azotobacter spitrogen hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa paket biochar plus dan bakteri Azotobacter sp terhadap pertumbuhan dan hasil padi lokal pada tanah PMK. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak terberbagi (RPB). Petak utama yaitu penggunaan Azotobacter sp (B) B0 = Tanpa Azotobacter sp, dan B1 = Menggunakan Azotobacter sp. Anak petak yaitu penggunaan paket biochar plus (A) terdiri dari A0 = Tanpa Biochar Plus, A1 = Biochar (7,5%) + Kompos 5% + NPK (600kg/ha), A2 = Biochar (7,5%) + Kompos 5% + NPK (300kg/ha), A3 = Biochar (7,5%) + Kompos 5%, A4 = Biochar (7,5%) + NPK (300kg/ha). Terdapat 10 kombinasi perlakuan dalam penelitian ini, setiap perlakuan di ulang 3 kali dan terdapat 3 tanaman sampel sehingga terdapat 90 tanaman sebagai unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian paket biochar plus berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan, sedangkan pemberian Azotobacter sp berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif. Paket biochar (7,5%) + kompos 5% + pupuk majemuk NPK (300 kg/ha) dianggap lebih efektif karena memberikan hasil yang sama dengan perlakuan yang memberikan hasil tertinggi.
Pengaruh Frekuensi POC Rebung terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Maylani Lucky
Hunatech Vol. XXX, No. XXX Vol 1 No 2 (2022): Hunatech
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59967/hunatech.v1i2.23

Abstract

Mustard (Brassica juncea L.) is one type of horticultural plant that has good prospects for development. The organic fertilizers used can be in the form of liquid organic fertilizers and solid organic fertilizers. Efforts to increase the productivity of mustard plants with organic fertilization have not been satisfactory. The use of liquid organic fertilizer (POC) is considered to be able to quickly overcome nutrient deficiencies and be able to provide nutrients quickly for mustard plants. The purpose of this study was to determine the effect of POC of bamboo shoots extract on the growth and yield of mustard plants, and to determine the frequency of POC of bamboo shoots extract on the growth and yield of mustard plants. This study used a completely randomized design (CRD) with one factor, namely the frequency of organic fertilizers (f) with 5 levels of treatment and each treatment consisted of 4 replications and each treatment unit consisted of 4 plants, so that in total there were 80 plants. Treatment frequency of liquid organic fertilizer for bamboo shoots (f) is: f1: frequency of 3 days, f2: frequency of 6 days, f3: frequency of 9 days, f4: frequency of 12 days, f5: frequency of 15 days. Observation variables were plant height (cm), leaf (strand), leaf width (cm) and plant fresh weight (g). The frequency of POC of bamboo shoots has an effect on the growth and yield of mustard plants. The frequency of presenting POC bamboo shoots once every 3 days gave high yields, namely 12.37 cm at plant height 2 WAP, and 13.58 cm at plant height 3 MST, at 2 MST leaf number was 10.13 strands, leaf number 3 MST was 12,31 strands, plant fresh weight was 25.81 g/plant and leaf area was 7.11 cm. presenting POC bamboo shoots once every 6 days was considered more effective because it gave the same results as the treatment that gave the highest yield on the variable.
KONVERSI PERTANIAN LADANG MENJADI TANAMAN KELAPA SAWIT DI SEKADAU HULU Maylani Lucky; Misto Misto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i2.2927

Abstract

This study aims to describe the conversion of agricultural land to oil palm plantations in Sekonau Village, Sekadau Hulu District and to describe, identify and explain the factors that encourage land conversion to oil palm plantations. The research was conducted in Sekonau Village, Sekadau Hulu District, Sekadau District. The research will be carried out starting in December 2022. The tools and materials used in this research are stationery, cameras, and questionnaires as tools for gathering information or data. Data collection was carried out through interviews using a list of questions as an interview and observation guide. The shifting of the function of dryland agriculture to oil palm plantations was caused by a decrease in rice production and also a decrease in the quality of lowland agricultural land. The impact of the conversion of plantation agricultural land into community oil palm plantations in Sekonau Village on the economic activities of the community has quite a positive impact, but the community has not felt its maximum effect, this is because the oil palm planted by the community has not produced much.INTISARIPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan alih fungsi lahan pertanian ladang menjadi perkebunan kelapa sawit di Desa Sekonau Kecamatan Sekadau Hulu dan menguraikan, mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Desa Sekonau, Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2022. Alat dan bahan digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis menulis, kamera, dan daftar pertanyaan sebagai alat bantu pengumpulan informasi atau data. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara dan observasi. Alih fungsi pertanian ladang menjadi lahan tanaman kelapa sawit disebabkan oleh penurunan hasil produksi padi dan juga menurunnya kualitas lahan pertanian ladang. Dampak alih fungsi lahan pertanian ladang menjadi perkebunan kelapa sawit masyarakat di Desa Sekonau pada aktivitas ekonomi masyarakat cukup berdampak positif, namun masih belum maksimal dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat, hal ini dikarenakan memang tanaman sawit yang masyarakat tanam belum bagitu menghasilkan.
TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT GUGUR DAUN KARET PADA KELOMPOK TANI SENARA JAYA Tobing, Laurensius; Maylani Lucky; Dendinel
Jurnal Abditani Vol. 8 No. 1 (2025): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v8i1.408

Abstract

Karet merupakan salah satu andalan ekspor yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Indonesia memiliki perkebunan karet dengan luas yang mencapai 3,68 juta ha pada 2019 yaitu 85% didominasi oleh perkebunan rakyat. Luasan tersebut memberikan kontribusi produksi sebesar 3,30 juta ton dan produktivitas 1,03 ton per ha. perubahan iklim global menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan cendawan patogen, salah satunya Pestalotiopsis sp. penyebab penyakit pada tanaman karet. Penyebab penyakit gugur daun ini sebelumnya diduga disebabkan oleh Fusicoccum. Dalam rangka mendukung penanganan GDK Pestalotiopsis sp maka kami memberikan pendampingan kepada kelompok tani senara jaya terkait pengendalian penyakit gugur daun karet yang berada di dusun sungai ringin desa sungai ringin kecamatan Sekadau Hilir kabupaten Sekadau. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Teknik Pengendalian Penyakit Gugur daun Karet Pada Kelompok Tani Sinar Jaya dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2024, bertempat di Dusun Senuruk Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten sekadau. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dibagi menjadi dua tahap yaitu pemberian materi dan praktek pengendalian secara langsung. Pelaksanaan oleh 3 orang dengan rincian 1 orang mengoperasikan alat dan 2 orang memandu. Penyakit Gugur daun karet merupakan salah satu penyakit yang bisa menurunkan produksi karet bisa sampai 45%, maka teknik pengendalian yang tepat dapat menekan penyebaran dan mengurangi tingkat serangan. Ada beberapa metode pengendalian yang bisa dilakukan yaitu Sanitasi Lingkungan, Pemupukan yang berimbang, Pengasapan Fogging dan Penyemprotan Permukaan Tanah dengan Insektisida.