Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

JAROG DANCE FOR CHILDREN WITH SPECIAL Needs : Case Study in The Celebration of The International Dance Day in Surakarta Wahyu, Eko
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 13, No 2 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, December 2013)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v13i2.2776

Abstract

The International Dance Day is celebrated every year as a self-expression since dances belong to the world. Jarog dance was created to facilitate children with special needs in order to celebrate the International Dance Day in Surakarta in 2013. The research method applied was data collection consisting of observation, interview and documentation. The data analysis was the narrative one by using qualitative approach. The research result shows that Jarog is a new creation dance which combines Jaranan dance and Reog dance. The main functions of Jarog dance are character education, entertainment, and self-confidence improvement. Persistent learning, special commands by beating kendhang loudly and raising hands highly in every movement change and the rhythm of the instruments supporting the dance are needed. There were internal and external factors which support and obstruct the dance performance. The internal supporting factors were motivation, identification, sympathy and audience’s interest, while the external supporting factors were the influence of the world recognition, the motto ”Solo Berseri”, and the development of technology. The obstructing internal factors were the difficulties in practicing and adapting the movement, gendhing which was memorized easily, the beats of kendhang and other instruments which should have been louder. The external obstructing factors were the time-consuming rehearsal which interfered the children’s study hours, less attention from their parents, and the poor cooperation with the supporting karawitan musicians. Hari tari dunia diperingati setiap tahun sebagai ekspresi diri karena tari dianggap sebagai milik dunia. Tari Jarog diciptakan untuk memenuhi anak berkebutuhan khusus dalam rangka merayakan hari tari dunia di Surakarta tahun 2013.  Metode penelitian meliputi pengumpulan data yang terdiri atas observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data bersifat naratip, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang dicapai, Jarog merupakan tari kreasi baru yang menggabungkan antara tari Jaranan dengan tari Reog. Fungsi utama tari Jarog adalah sebagai pendidikan karakter, hiburan yang menyenangkan, dan meningkatkan kepercayaan diri. Diperlukan pembelajaran yang ulet, aba-aba khusus melalui pukulan kendhang yang keras dengan angkatan tangan yang tinggi pada waktu perpindahan gerak tari serta bunyi irama instrumen sebagai pendukung tari. Terdapat faktor  yang mendukung dan menghambat dalam pentas tari, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor  internal yang mendukung adalah motivasi, identifikasi, simpati dan animo penonton dari luar. Adapun faktor eksternal yang mendukung adalah pengaruh pengakuan dunia, slogan Solo berseri, dan perkembangan teknologi. Faktor penghambat dari dari dalam antara lain kesulitan dalam berlatih dan membiasakan gerak, gendhing mudah yang dihafal, bunyi kendhang dan instrumen tertentu harus lebih keras. Faktor penghambat dari luar antara lain pada saat berlatih  menyita banyak waktu belajar, kurangnya perhatian orang tua, kerjasama dengan musik  karawitan pendukungnya.
JAROG DANCE FOR CHILDREN WITH SPECIAL Needs : Case Study in The Celebration of The International Dance Day in Surakarta Wahyu, Eko
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 13, No 2 (2013): December 2013
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v13i2.2776

Abstract

The International Dance Day is celebrated every year as a self-expression since dances belong to the world. Jarog dance was created to facilitate children with special needs in order to celebrate the International Dance Day in Surakarta in 2013. The research method applied was data collection consisting of observation, interview and documentation. The data analysis was the narrative one by using qualitative approach. The research result shows that Jarog is a new creation dance which combines Jaranan dance and Reog dance. The main functions of Jarog dance are character education, entertainment, and self-confidence improvement. Persistent learning, special commands by beating kendhang loudly and raising hands highly in every movement change and the rhythm of the instruments supporting the dance are needed. There were internal and external factors which support and obstruct the dance performance. The internal supporting factors were motivation, identification, sympathy and audience’s interest, while the external supporting factors were the influence of the world recognition, the motto ”Solo Berseri”, and the development of technology. The obstructing internal factors were the difficulties in practicing and adapting the movement, gendhing which was memorized easily, the beats of kendhang and other instruments which should have been louder. The external obstructing factors were the time-consuming rehearsal which interfered the children’s study hours, less attention from their parents, and the poor cooperation with the supporting karawitan musicians. Hari tari dunia diperingati setiap tahun sebagai ekspresi diri karena tari dianggap sebagai milik dunia. Tari Jarog diciptakan untuk memenuhi anak berkebutuhan khusus dalam rangka merayakan hari tari dunia di Surakarta tahun 2013.  Metode penelitian meliputi pengumpulan data yang terdiri atas observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data bersifat naratip, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang dicapai, Jarog merupakan tari kreasi baru yang menggabungkan antara tari Jaranan dengan tari Reog. Fungsi utama tari Jarog adalah sebagai pendidikan karakter, hiburan yang menyenangkan, dan meningkatkan kepercayaan diri. Diperlukan pembelajaran yang ulet, aba-aba khusus melalui pukulan kendhang yang keras dengan angkatan tangan yang tinggi pada waktu perpindahan gerak tari serta bunyi irama instrumen sebagai pendukung tari. Terdapat faktor  yang mendukung dan menghambat dalam pentas tari, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor  internal yang mendukung adalah motivasi, identifikasi, simpati dan animo penonton dari luar. Adapun faktor eksternal yang mendukung adalah pengaruh pengakuan dunia, slogan Solo berseri, dan perkembangan teknologi. Faktor penghambat dari dari dalam antara lain kesulitan dalam berlatih dan membiasakan gerak, gendhing mudah yang dihafal, bunyi kendhang dan instrumen tertentu harus lebih keras. Faktor penghambat dari luar antara lain pada saat berlatih  menyita banyak waktu belajar, kurangnya perhatian orang tua, kerjasama dengan musik  karawitan pendukungnya.
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Nilai Moral di SD Binjai Utara Wahyu, Eko
Komprehensif Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : CV Edu Tech Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menanamkan nilai moral di SD Binjai Utara. Pendidikan moral merupakan aspek penting dalam pengembangan karakter siswa, dan guru PAI memiliki peran strategis dalam proses ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru PAI, observasi kelas, dan analisis dokumen kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI di SD Binjai Utara berperan aktif dalam mengajarkan nilai-nilai moral melalui materi pelajaran, teladan pribadi, dan kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, guru PAI juga berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat untuk memperkuat penanaman nilai moral. Faktor pendukung meliputi komitmen guru, dukungan sekolah, dan keterlibatan orang tua, sementara tantangan yang dihadapi meliputi kurangnya waktu dan fasilitas yang memadai. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran guru PAI sangat signifikan dalam pembentukan karakter siswa, dan diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengoptimalkan proses tersebut.
HUBUNGAN FEAR OF MISSING OUT DENGAN PERILAKU PHUBBING PADA REMAJA DI KOTA SAMARINDA WAHYU, EKO; SUHESTY, AULIA
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v5i1.4281

Abstract

Teenagers become less concerned with their surroundings because they are too focused on the smartphone in their hands. Teenagers who have a high level of fear of missing out usually use smartphones excessively. The quality of interaction that someone feels when communicating with others will decrease when the person they are talking to is involved in phubbing behavior. This study aims to determine the relationship between fear of missing out and phubbing behavior in adolescents in Samarinda City. This study uses a quantitative approach. The research sample was 150 adolescents in Samarinda City using a purposive sampling technique with the criteria for respondents being adolescents aged 15-18 years and actively using smartphones for more than 7 hours. The data collection method used a Likert scale consisting of two scales, namely the fear of missing out scale and the phubbing behavior scale. The collected data were analyzed using the Kendall Tau correlation test. The results of this study indicate that there is a positive and significant relationship between fear of missing out and phubbing behavior in adolescents in Samarinda City with a value of r = 0.531 and p = 0.000. This means that the higher the fear of missing out, the lower the phubbing behavior in adolescents in Samarinda City. Likewise, the lower the fear of missing out, the higher the phubbing behavior in adolescents in Samarinda City. ABSTRAKRemaja menjadi kurang sadar akan lingkungan di sekelilingnya karena terlampau terfokus pada samartphone yang ada di tangannya. Remaja yang memiliki tingkat fear of missing out yang tinggi biasanya lebih sering menggunakan smartphone mereka secara berlebihan. Kualitas interaksi yang dirasakan seseorang saat berkomunikasi dengan orang lain akan menurun ketika lawan bicaranya terlibat dalam perilaku phubbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anatara fear of missing out dengan perilaku phubbing pada remaja di kota samarinda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel ini adalah remaja di kota samarinda sebanyak 150 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria responden yaitu remaja yang berusia 15-18 tahun dan aktif menggunakan smartphone selama lebih 7 jam. Metode pengumpulan data menggunakan sekala likert yang terdiri dari dua skala yaitu skala fear of missing out dan skala perilaku phubbing. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji korelasi kendall tau. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan anatara fear of missing out dengan perilaku phubbing pada remaja di kota samarinda dengan hasil nilai r = 0.531 dan p = 0.000. Hal ini berarti semakin tinggi fear of missing out maka semakin rendah perilaku phubbing pada remaja di kota samarinda. Begitu pula sebaliknya rendah fear of missing out maka akan semakin tinggi perilaku phubbing pada remaja di kota samarinda.
Pemanfatan Media Grafis Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTS Darul A’mal Fahrizal, Sawali; Wahyu, Eko; Sari, Endah Permana; Jannah, Siti Roudhotul
EL-Hadhary: Jurnal Penelitian Pendidikan Multidisiplin Vol 3 No 02 (2025): El-Hadhary
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elhadhary.vol302.2025.116-130

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of using graphic media in improving students' understanding of the Fiqh subject at MTs Darul Amal. The background of this research is the low level of student comprehension of Fiqh material, which is often abstract and theoretical. The research method used is Classroom Action Research (CAR), conducted in two cycles. Each cycle includes planning, action, observation, and reflection stages. The research subjects were 30 eighth-grade students. Data were collected through observation, comprehension tests, and documentation. The results showed a significant improvement in students' understanding after using graphic media, as indicated by the increase in the average test scores from the first to the second cycle. Furthermore, students showed greater interest and enthusiasm during the learning process. The conclusion of this study is that the use of graphic media is proven to be effective in enhancing students’ understanding of Fiqh at MTs Darul Amal. It is recommended that teachers utilize graphic media more frequently to make learning materials more accessible and engaging. )