Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PREDIKSI KESETIMBANGAN ADSORPSI URANIUM PADA AIR DAN BERBAGAI SEDIMEN Jasmi Budi Utami; Gede Sutresna Wijaya; Wahyudi Budi Sediawan; Bardi Murachman
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 9 No 1 Mei 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.08 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2015.9.1.3561

Abstract

PREDIKSI KESETIMBANGAN ADSORPSI URANIUM PADA  AIR DAN BERBAGAI SEDIMEN. Kegiatan penelitian, pengembangan, penambangan, dan pemurnian uranium berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Uranium merupakan salah satu logam berat berbahaya karena bersifat racun dan radioaktif sehingga perlu diketahui sampai sejauh mana sebaran uranium di lingkungan. Penelitian ini bertujuan meramalkan model kesetimbangan adsorpsi uranium yang dapat berlaku umum pada berbagai sedimen. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai  data dukung bagi kegiatan analisis dampak lingkungan dalam pembangunan PLTN. Percobaan adsorpsi uranium dijalankan dalam sistem batch. Air limbah sebanyak 100 mL yang mengandung uranium dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan pH larutan diatur menjadi 7. Sebanyak 0,5 g sedimen dengan berbagai kandungan bahan organik, dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer ditempatkan dalam shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 6 jam dan dibiarkan selama 24 jam sampai tercapai kesetimbangan. Filtrat yang terbentuk disaring dan dianalisis menggunakan spektrofotometer.  Lima model kesetimbangan isotermal diajukan untuk mendekati data kesetimbangan. Kesetimbangan Chapman cocok dalam mendekati data percobaan pada berbagai sedimen dengan berbagai kadar bahan organik. Hasil olah data menunjukkan hanya bahan organik yang signifikan berperan dalam adsorpsi uranium. Berdasarkan asumsi hanya bahan organik yang mengadsorpsi uranium diajukan suatu metode yang dapat dipakai untuk meramalkan kesetimbangan adsorpsi uranium yang berlaku umum pada berbagai  sedimen. Sebagai hasil, kesetimbangan Chapman memiliki nilai parameter α, β, γ berturut-turt sebesar 255 mg/g bahan organik; 0,049 L/mg, dan 1,9.
Karakterisasi dan Laju Pembakaran Biobriket Campuran Sampah Organik dan Bungkil Jarak (Jatropha curcas L.) Eddy Kurniawan; Wahyudi Budi Sediawan; Muslikhin Hidayat
Jurnal Rekayasa Proses Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.876 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.4697

Abstract

Potensi limbah biomassa dan bungkil jarak pagar cukup besar dan saat ini belum termanfaatkan. Kedua bahan tersebut dapat diolah menjadi bio-arang melalui proses pirolisis. Bio-arang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Tar dan tepung tapioka digunakan sebagai perekat dalam pembuatan briket arang. Pada penelitian ini digunakan briket arang dengan fraksi massa bungkil jarak pagar 0, 25, 50, 75 dan 100%. Percobaan diawali dengan pembuatan arang, penghalusan arang dan pengayakan ukuran 35 mesh, pencampuran bahan baku dengan pelbagai komposisi dengan penambahan perekat (tapioka atau tar) kemudian ditekan dengan tekanan 1 kg/cm2. Selanjutnya, briket dianalisis kuat tekan, kadar air, kadar bahan mudah menguap, kadar abu, karbon terikat dan nilai kalor. Pembakaran briket dilakukan untuk mempelajari laju pembakaran dengan model matematis. Hasil analisis model matematis menunjukkan bahwa laju pembakaran briket pada komposisi bungkil jarak 75% dengan perekat tar, lebih cepat. Briket yang menggunakan perekat tar memberikan asap pada saat dibakar, sedang penggunaan perekat tapioka tidak manghasilkan asap. Model matematis yang diajukan dapat menggambarkan laju pembakaran briket. Parameter kinetik dan laju pembakaran dapat diperoleh dari model yang diajukan. Kata kunci: briket, bahan perekat, laju pembakaran, parameter kinetik The potential of biomass municipal waste and jatropha cakes is abundant, but has not been utilized. These materials can be converted into biobriquette via pyrolisis, which can be used as alternative fuel. Tar and tapioca adhesive were applied for the binder. In this study, briquettes with the mass fraction of jatropha cakes of 0, 25, 50, 75 and 100% were used. Research was done by performing carbonization, screening (35 mesh), mixing raw materials (municipal waste, jatropha cakes, tapioca adhesive and tar adhesive) and pressing at 1 kg/cm². Briquettes were then analyzed for compressive strengh, heating value, the moisture content, volatile matter, ash and fixed carbon. The combustion of the briquette was undertaken to study the rate of combustion. Mathematical model showed that the rate of combustion of the briquette with composition of municipal waste and jatropha oil cakes (25% : 75%) with adhesive tar was faster. Briquettes with adhesive tar produce smoke when burned, while briquettes with tapioca adhesive is smoke-free. Therefore it is more preferable. The proposed mathematical model describes the rate of combustion of the briquette well. The kinetic parameter of the rate of combustion were also obtained. Keywords: Briquette, adhesive materials, rate of combustion, kinetics parameter.
Modifikasi Mekanisme Koufopanos pada Kinetika Reaksi Pirolisis Ampas Tebu (Bagasse) Emi Erawati; Wahyudi Budi Sediawan; Panut Mulyono
Jurnal Rekayasa Proses Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.757 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.4941

Abstract

Ampas tebu merupakan produk samping dari ekstraksi gula. Ampas tebu yang dihasilkan di pabrik gula sekitar 13% dari tebu yang digiling. Tujuan penelitian ini adalah menentukan energi aktivasi dan pre-exponential factor pada persamaan kinetika reaksi pirolisis ampas tebu. Pirolisis dilakukan dalam reaktor yang terbuat dari pipa besi jenis 5737 dengan diameter 7,62 cm dan panjang 37 cm. Reaktor ini dimasukkan ke dalam furnace yang berdiameter 15,24 cm dan panjang 40 cm. Seratus lima puluh gram ampas tebu dimasukkan ke dalam reaktor tanpa kehadiran oksigen pada tekanan atmosferis. Pirolisis dilakukan pada berbagai ukuran bahan, yakni: (-20+25), (-25+30), (-30+35), (-35+40), -40 mesh dengan kecepatan pemanasan bervariasi 100, 105, 115, dan 120 volt. Modifikasi mekanisme Koufopanos terdiri dari 4 tahap reaksi, yaitu: bahan baku bereaksi menjadi intermediate dan intermediate bereaksi menjadi gas, cair, dan padatan. Berdasarkan data eksperimen, diperoleh data parameter kinetika reaksi overall rata-rata E1, E2, E3, dan E4 masing-masing sebesar 8.750,48; 2.350,7;11.080,97; dan 6.625,49 J/mol, dengan pre-exponential factor yang bersesuaian A1, A2, A3, dan A4 sebesar 9,20x10-3; 2,13x10-2; 1,67; dan 2,31 detik pada variasi diameter partikel dan kecepatan pemanasan. Kata kunci: energi aktivasi, ampas tebu, mekanisme Koufopanos, pirolisis, kinetik. Bagasse is a side product of sugar cane extraction. A sugar factory produces bagasse of about 13% from the total cane milled. According to the data from BPPS (1999-2007) the total bagasse produced is about two million tons. The aim of this study is to determine the value of activation energy and pre-exponential factor of pyrolysis kinetics of sugar cane bagasse. Pyrolysis had been carried out in a reactor made of steel pipe type 5737 with a dimension of 7.62 cm dia and of 37 cm long.The reactor was inserted into a furnace with a diameter of 15.24 cm and a length of 40 cm. One hundred and fifty grams of bagasse had been added into the reactor without the presence of oxygen at atmospheric pressure. Pyrolysis had been carried out at the particle size of (-20+25) mesh, (-25+30) mesh, (-30+35) mesh, (-35+40) mesh, and -40 mesh and heating rate of 100, 105, 115, and 120 volt. Modification of Koufopanos mechanism described four reaction steps, namely the reaction to produce intermediate product and further reaction in which intermediate product converted into gas, bio-oil, and char product was the most appropriate reaction model. From the modified model the activation energy E1, E2, E3, and E4 was 8,750.48; 2,350.7 ; 11,080.97 ; and 6,625.49 J/mol, respectively, while the pre-exponential factor A1, A2, A3, and A4 was 9.20x10-3 ; 2.13x10-2 ; 1.67 ; and 2.31 second, respectively for various size particles and heating rates. Keywords: activation energy, bagasse, Koufopanos mechanism, pyrolysis, kinetic.
Prediksi Kesetimbangan Adsorpsi Uranium pada Air dan Sedimen pada Berbagai pH Jasmi Budi Utami; Wahyudi Budi Sediawan; Bardi Murachman; Gede Sutresna Wijaya
Jurnal Rekayasa Proses Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.109 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.4950

Abstract

Kegiatan yang melibatkan uranium sebagai bahan bakar nuklir berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Uranium merupakan salah satu logam berat berbahaya dan bersifat radioaktif sehingga perlu diketahui penyebarannya di alam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kesetimbangan adsorpsi uranium pada air dan sedimen. Model yang disusun diharapkan sesuai untuk berbagai pH air. Percobaan adsorpsi uranium dijalankan dalam sistem batch. Air limbah sebanyak 100 ml yang mengandung uranium dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan pH larutan diatur menjadi 3, 5, 7, atau 9. Sebanyak 0,5 g tanah dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer ditempatkan dalam shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 6 jam dan dibiarkan selama 24 jam sampai tercapai kesetimbangan. Filtrat yang terbentuk disaring dan dianalisis menggunakan spektrofotometer. Lima model kesetimbangan isotermal diajukan untuk mendekati data kesetimbangan. Sebagai hasil, kesetimbangan Chapman cocok dalam mendekati data percobaan pada berbagai pH air. Dari hasil perhitungan diketahui ion UO22+ memiliki nilai parameter α, β, γ masing-masing sebesar 25 mg/g, 2,3 l/mg, dan 18,1 sedangkan untuk ion (UO2)3(OH)7- masing-masing sebesar 19 mg/g, 0,095 l/mg, dan 3,4. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai data pendukung bagi analisis dampak lingkungan dalam pembangunan PLTN. Kata kunci: adsorpsi, kesetimbangan, uranium, prediksi, sedimen, pH Activities involving uranium as nuclear fuel has potentially polluted the environment. Since uranium is a toxic and radioactive heavy metal, it is necessary to identify its distribution in nature. This study aims to define uranium adsorption equilibrium model in water and sediment. The model is also supposed to be appropriate for various pH of water. Experiments were performed in a batch system. One hundred mL of waste water for National Atomic Energy Agency (BATAN) containing uranium was placed in an erlenmeyer flask and the pH was varied at 3, 5, 7, or 9. Soil was used as adsorbent. The process was shaken at 100 rpm for six hours and then was left for 24 hours to reach the equilibrium. The resulting filtrate was filtered and analyzed using a spectrophotometer. Five different isotherm equilibrium models were proposed in order to fit the equilibrium experimental data. It was found that Chapman equilibrium could fit the data more thoroughly than the other models. From the calculation, it was known that UO22+ parameter values of α, β, γ were 25 mg/g-soil, 2,3 l/mg, and 18,1 respectively, while for (UO2)3(OH)7- were 19 mg/g, 0,095 l/mg, and 3,4 respectively. It is expected that this research will be useful as supporting data for environment impact analysis in nuclear power plants development. Keywords: adsorption, equilibrium, uranium, sediment, pH
Penentuan Pelarut untuk Adsorpsi Oryzanol dari Minyak Bekatul dengan Investigasi Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatography) Ari Diana Susanti; Wahyudi Budi Sediawan; Sang Kompiang Wirawan; Budhijanto Budhijanto
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 1, No 2 (2017): Volume 1 No 2 July 2017
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v1i2.40424

Abstract

Oryzanol yang terkandung dalam minyak bekatul mempunyai kekuatan antioksidan lebih  tinggi  daripada vitamin E  dan  terbukti  mempunyai efek hipokolesteromik sehingga berguna untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Metode adsorpsi menggunakan adsorben silika merupakan salah satu metode isolasi oryzanol yang menjanjikan. Keberhasilan proses pemungutan oryzanol sangat ditentukan oleh pemilihan pelarut yang digunakan karena oryzanol merupakan senyawa ester sehingga sifatnya mirip dengan sifat trigliserida minyak bekatul yang ingin dipisahkan darinya. Oleh karena itu perlu ditentukan pemodifikasi pelarut sehingga diperoleh campuran pelarut yang cocok untuk proses tersebut. Modifikasi dilakukan terhadap pelarut utama n-heksana dan pemodifikasi potensial yang digunakan adalah etil asetat, diklorometana, kloroform, dan aseton. Performa campuran pelarut diuji menggunakan metode kromatografi lapis tipis (thin layer chromatography - TLC) menggunakan plat TLC silika gel grade 60. Hasil penelitian menunjukkan  kombinasi  n-heksana/aseton  =  85/15  memberikan  hasil  pemisahan oryzanol terbaik, sedangkan kombinasi    n-heksana/etil asetat = 90/10 patut dipertimbangkan apabila elusi secara gradien dipilih dalam proses pemisahan.
Karakterisasi dan Laju Pembakaran Biobriket Campuran Sampah Organik dan Bungkil Jarak (Jatropha curcas L.) Eddy Kurniawan; Wahyudi Budi Sediawan; Muslikhin Hidayat
Jurnal Rekayasa Proses Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.4697

Abstract

Potensi limbah biomassa dan bungkil jarak pagar cukup besar dan saat ini belum termanfaatkan. Kedua bahan tersebut dapat diolah menjadi bio-arang melalui proses pirolisis. Bio-arang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Tar dan tepung tapioka digunakan sebagai perekat dalam pembuatan briket arang. Pada penelitian ini digunakan briket arang dengan fraksi massa bungkil jarak pagar 0, 25, 50, 75 dan 100%. Percobaan diawali dengan pembuatan arang, penghalusan arang dan pengayakan ukuran 35 mesh, pencampuran bahan baku dengan pelbagai komposisi dengan penambahan perekat (tapioka atau tar) kemudian ditekan dengan tekanan 1 kg/cm2. Selanjutnya, briket dianalisis kuat tekan, kadar air, kadar bahan mudah menguap, kadar abu, karbon terikat dan nilai kalor. Pembakaran briket dilakukan untuk mempelajari laju pembakaran dengan model matematis. Hasil analisis model matematis menunjukkan bahwa laju pembakaran briket pada komposisi bungkil jarak 75% dengan perekat tar, lebih cepat. Briket yang menggunakan perekat tar memberikan asap pada saat dibakar, sedang penggunaan perekat tapioka tidak manghasilkan asap. Model matematis yang diajukan dapat menggambarkan laju pembakaran briket. Parameter kinetik dan laju pembakaran dapat diperoleh dari model yang diajukan. Kata kunci: briket, bahan perekat, laju pembakaran, parameter kinetik The potential of biomass municipal waste and jatropha cakes is abundant, but has not been utilized. These materials can be converted into biobriquette via pyrolisis, which can be used as alternative fuel. Tar and tapioca adhesive were applied for the binder. In this study, briquettes with the mass fraction of jatropha cakes of 0, 25, 50, 75 and 100% were used. Research was done by performing carbonization, screening (35 mesh), mixing raw materials (municipal waste, jatropha cakes, tapioca adhesive and tar adhesive) and pressing at 1 kg/cm². Briquettes were then analyzed for compressive strengh, heating value, the moisture content, volatile matter, ash and fixed carbon. The combustion of the briquette was undertaken to study the rate of combustion. Mathematical model showed that the rate of combustion of the briquette with composition of municipal waste and jatropha oil cakes (25% : 75%) with adhesive tar was faster. Briquettes with adhesive tar produce smoke when burned, while briquettes with tapioca adhesive is smoke-free. Therefore it is more preferable. The proposed mathematical model describes the rate of combustion of the briquette well. The kinetic parameter of the rate of combustion were also obtained. Keywords: Briquette, adhesive materials, rate of combustion, kinetics parameter.
Modifikasi Mekanisme Koufopanos pada Kinetika Reaksi Pirolisis Ampas Tebu (Bagasse) Emi Erawati; Wahyudi Budi Sediawan; Panut Mulyono
Jurnal Rekayasa Proses Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.4941

Abstract

Ampas tebu merupakan produk samping dari ekstraksi gula. Ampas tebu yang dihasilkan di pabrik gula sekitar 13% dari tebu yang digiling. Tujuan penelitian ini adalah menentukan energi aktivasi dan pre-exponential factor pada persamaan kinetika reaksi pirolisis ampas tebu. Pirolisis dilakukan dalam reaktor yang terbuat dari pipa besi jenis 5737 dengan diameter 7,62 cm dan panjang 37 cm. Reaktor ini dimasukkan ke dalam furnace yang berdiameter 15,24 cm dan panjang 40 cm. Seratus lima puluh gram ampas tebu dimasukkan ke dalam reaktor tanpa kehadiran oksigen pada tekanan atmosferis. Pirolisis dilakukan pada berbagai ukuran bahan, yakni: (-20+25), (-25+30), (-30+35), (-35+40), -40 mesh dengan kecepatan pemanasan bervariasi 100, 105, 115, dan 120 volt. Modifikasi mekanisme Koufopanos terdiri dari 4 tahap reaksi, yaitu: bahan baku bereaksi menjadi intermediate dan intermediate bereaksi menjadi gas, cair, dan padatan. Berdasarkan data eksperimen, diperoleh data parameter kinetika reaksi overall rata-rata E1, E2, E3, dan E4 masing-masing sebesar 8.750,48; 2.350,7;11.080,97; dan 6.625,49 J/mol, dengan pre-exponential factor yang bersesuaian A1, A2, A3, dan A4 sebesar 9,20x10-3; 2,13x10-2; 1,67; dan 2,31 detik pada variasi diameter partikel dan kecepatan pemanasan. Kata kunci: energi aktivasi, ampas tebu, mekanisme Koufopanos, pirolisis, kinetik. Bagasse is a side product of sugar cane extraction. A sugar factory produces bagasse of about 13% from the total cane milled. According to the data from BPPS (1999-2007) the total bagasse produced is about two million tons. The aim of this study is to determine the value of activation energy and pre-exponential factor of pyrolysis kinetics of sugar cane bagasse. Pyrolysis had been carried out in a reactor made of steel pipe type 5737 with a dimension of 7.62 cm dia and of 37 cm long.The reactor was inserted into a furnace with a diameter of 15.24 cm and a length of 40 cm. One hundred and fifty grams of bagasse had been added into the reactor without the presence of oxygen at atmospheric pressure. Pyrolysis had been carried out at the particle size of (-20+25) mesh, (-25+30) mesh, (-30+35) mesh, (-35+40) mesh, and -40 mesh and heating rate of 100, 105, 115, and 120 volt. Modification of Koufopanos mechanism described four reaction steps, namely the reaction to produce intermediate product and further reaction in which intermediate product converted into gas, bio-oil, and char product was the most appropriate reaction model. From the modified model the activation energy E1, E2, E3, and E4 was 8,750.48; 2,350.7 ; 11,080.97 ; and 6,625.49 J/mol, respectively, while the pre-exponential factor A1, A2, A3, and A4 was 9.20x10-3 ; 2.13x10-2 ; 1.67 ; and 2.31 second, respectively for various size particles and heating rates. Keywords: activation energy, bagasse, Koufopanos mechanism, pyrolysis, kinetic.
Prediksi Kesetimbangan Adsorpsi Uranium pada Air dan Sedimen pada Berbagai pH Jasmi Budi Utami; Wahyudi Budi Sediawan; Bardi Murachman; Gede Sutresna Wijaya
Jurnal Rekayasa Proses Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.4950

Abstract

Kegiatan yang melibatkan uranium sebagai bahan bakar nuklir berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Uranium merupakan salah satu logam berat berbahaya dan bersifat radioaktif sehingga perlu diketahui penyebarannya di alam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kesetimbangan adsorpsi uranium pada air dan sedimen. Model yang disusun diharapkan sesuai untuk berbagai pH air. Percobaan adsorpsi uranium dijalankan dalam sistem batch. Air limbah sebanyak 100 ml yang mengandung uranium dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan pH larutan diatur menjadi 3, 5, 7, atau 9. Sebanyak 0,5 g tanah dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer ditempatkan dalam shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 6 jam dan dibiarkan selama 24 jam sampai tercapai kesetimbangan. Filtrat yang terbentuk disaring dan dianalisis menggunakan spektrofotometer. Lima model kesetimbangan isotermal diajukan untuk mendekati data kesetimbangan. Sebagai hasil, kesetimbangan Chapman cocok dalam mendekati data percobaan pada berbagai pH air. Dari hasil perhitungan diketahui ion UO22+ memiliki nilai parameter α, β, γ masing-masing sebesar 25 mg/g, 2,3 l/mg, dan 18,1 sedangkan untuk ion (UO2)3(OH)7- masing-masing sebesar 19 mg/g, 0,095 l/mg, dan 3,4. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai data pendukung bagi analisis dampak lingkungan dalam pembangunan PLTN. Kata kunci: adsorpsi, kesetimbangan, uranium, prediksi, sedimen, pH Activities involving uranium as nuclear fuel has potentially polluted the environment. Since uranium is a toxic and radioactive heavy metal, it is necessary to identify its distribution in nature. This study aims to define uranium adsorption equilibrium model in water and sediment. The model is also supposed to be appropriate for various pH of water. Experiments were performed in a batch system. One hundred mL of waste water for National Atomic Energy Agency (BATAN) containing uranium was placed in an erlenmeyer flask and the pH was varied at 3, 5, 7, or 9. Soil was used as adsorbent. The process was shaken at 100 rpm for six hours and then was left for 24 hours to reach the equilibrium. The resulting filtrate was filtered and analyzed using a spectrophotometer. Five different isotherm equilibrium models were proposed in order to fit the equilibrium experimental data. It was found that Chapman equilibrium could fit the data more thoroughly than the other models. From the calculation, it was known that UO22+ parameter values of α, β, γ were 25 mg/g-soil, 2,3 l/mg, and 18,1 respectively, while for (UO2)3(OH)7- were 19 mg/g, 0,095 l/mg, and 3,4 respectively. It is expected that this research will be useful as supporting data for environment impact analysis in nuclear power plants development. Keywords: adsorption, equilibrium, uranium, sediment, pH
Distribusi Ukuran Granul dari Tepung Singkong dengan Tepung Tapioka sebagai Pengikat pada Rotary Drum Granulator Dian Purnami Handayani; Wahyudi Budi Sediawan; Daniel Timotius; Mitha Puspitasari
Eksergi Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v20i2.9170

Abstract

Granulation is a process of monoparticle attachment with a particular mechanism to form a bigger and compact particle which is called granule. Granulation application has been used on many industries like pharmacy and agriculture industries. Research about granulation has been done continuously to get predictive models for various cases. The model which is only applicable to the specific material used in this research is expected to be useful to optimize the perfomances of the granulator in the industries. This research aims to develop the kinetics model of granule size distribution of cassava flour and its connection to granulation time by varying the mass of tapioca starch as the binder in rotary drum granulator. 2 grams of Cassava flour and tapioca starch were mixed in the rotary drum granulator and then water was sprayed during the granulation process. The duration of granulation were 5, 10, 15, 20, and 25 minutes. The variations of mass of the binder used in this research were 1, 1,5, and 2 gram. The granules were dried in the oven at 80°C until 30 minutes, and afterwards the granules were screened through various screen layers with different mesh size. The results of this research show that binder mass variations do not influence the layering rate of granule, and the increase of binder mass will decrease the birth rate.
SINTESIS MONO- DAN DIASILGLISEROL DARI MINYAK GORENG KELAPA DAN GLISEROL Larasati Dian Permatasari; Wahyudi Budi Sediawan; Hary Sulistyo
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 13, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v13i1.9763

Abstract

Monoasilgliserol (MAG) dan Diasilgliserol (DAG) adalah surfaktan non-ionik yang banyak digunakan dalam industri makanan, farmasi, dan kosmetik. MAG dan DAG dapat disintesis melalui gliserolisis Triasilgliserol (TAG) atau esterifikasi asam lemak. Pada penelitian ini MAG, dan DAG disintesis dari reaksi gliserolisis antara minyak goreng kelapa dan gliserol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap konversi Triasilgliserol (TAG) dan fraksi konsentrasi produk. Penelitian dilakukan secara batch dengan perbandingan mol reaktan 1:1 dan variasi suhu 150°C, 160°C, 170°C, 180°C, dan 190°C. Katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah NaOH 1%. Sampel diambil setiap 15 menit selama 90 menit reaksi. Sampel dianalisis dengan Thin Layer Chromatography (TLC) untuk mengetahui fraksi konsentrasi produk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada rentang suhu tertentu, semakin tinggi suhu akan meningkatkan konversi. Namun, jika suhu optimal terlampaui, konversi akan menurun. Konversi tertinggi diperoleh pada suhu 170°C yaitu 52,16% dengan fraksi konsentrasi MAG 12,83% dan DAG 39,33%.