Mochamad Budi Santoso
Faculty Health Science Technology, Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN SELF-MANAGEMENT DAN SELF-EFFICACY PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI KOTA BANDUNG Sari, Citra Windani Mambang; Yamin, Ahmad; Santoso, M. Budi
KEPERAWATAN Vol 6, No 1 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.236 KB)

Abstract

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang memiliki komplikasi. Jumlah pasien Diabetes Melitus meningkat karena keterbatasan dalam mengelola Diabetes Melitus (self-management Diabetes Melitus). Konsep self-efficacy efektif dapat merubah perilaku kesehatan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan antara self-management Diabetes Melitus dengan self-efficacy pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Bandung. Sampel sebanyak 62 pasien Diabetes Melitus dari 8 Puskesmas di Kota Bandung yang mempunyai angka kunjungan Diabetes Melitus tertinggi dengan teknik purposive. Pengukuran self-management menggunakan kuesioner modifikasi dari Summary of Diabetes Self Care Activity and Diabetes Self-Management Instrument, sedangkan Self-efficacy dikembangkan dari Standford Patients Education Research Center. Kedua kuesioner terdiri dari 5 komponen yaitu nutrisi, olahraga, aktivitas, pengobatan dan monitor gula darah. Data dianalisis menggunakan Pearson. Hubungan antara self-management dan self-efficacy bermakna (r = 0.538 , p = 0.00). Ada hubungan positif dengan kekuatan korelasi sedang antara self-management Diabetes Melitus dengan self-efficacy pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Bandung. Saran dari penelitian bagi perawat komunitas agar dapat meningkatkan self-efficacy pada pasien Diabetes Melitus sehingga dapat meningkatkan self-management Diabetes Melitus dengan cara mengembangkan program edukasi yang terstruktur. Kata kunci : Diabetes Melitus, self-management, self-efficacy
PENGARUH SARI KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN ANAK USIA SEKOLAH DENGAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI Mochamad Budi Santoso; Rini Mulyati; Avisya Fadila Rukmana
Journal of Maternity Care and Reproductive Health Vol 3, No 2 (2020): Journal of Maternity Care and Reproductive Health
Publisher : Ikatan Perawat Maternitas Indonesia Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36780/jmcrh.v3i2.134

Abstract

Anemia defisiensi zat besi merupakan salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia. Prevalensi anemia defisiensi zat besi di Indonesia berdasarkan karakteristik usia untuk anak usia sekolah (5-14 tahun)  mencapai 26,4%, sedangkan di Cimahi, prevalensi anemia defisisnesi zat besi pada anak usia sekolah mencapai 7%. Anak usia sekolah memiliki pola makan yang cenderung tidak teratur, selera makan yang tidak menentu, dan kesukaran untuk makan makanan bergizi. Hal ini mengakibatkan anak sangat rentan mengalami anemia defisiensi zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau (Vigna radiata) terhadap kadar Hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi. Penelitian ini menggunakan desain “Praeksperiment” dengan rancangan “One group pretest posttest”. Jumlah sampel sebanyak 15 orang yang diambil menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Paired T-test (t-test dependent). Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata kadar hemoglobin anak usia sekolah sebelum diberikan sari kacang hijau adalah 11,4, dan rerata setelah pemberian sari kacang hijau adalah 13,3. Hasil statistik diperoleh p value (0,001) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa sari kacang hijau efektif untuk meningkatkan kadar Hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi. Sari kacang hijau dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan dalam meningkatkan kadar hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi.
PERBANDINGAN INTENSITAS NYERI PADA INSERSI FOLLEY CATHETER PRIA DENGAN MENGGUNAKAN PELUMAS YANG DIMASUKKAN KE URETRA DAN PELUMAS YANG DIOLESKAN DI FOLLEY KATETER Mochamad Budi Santoso
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 7 No 2 (2021): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v7i2.611

Abstract

Pendahuluan : Masalah pada system perkemihan perkemihan yang sering dialami klien salah satunya adalah retensi urin. Salah satu intervensi untuk mengurangi retensi urin  yaitu pemasangan kateter. Namun prosedur kateterisasi dapat menimbulkan rasa nyeri. Beberapa teknik penggunaan jelly pelumas kateterisasi urin pria dapat dilakukan untuk mempermudah masuknya selang kateter antara lain teknik pengolesan jelly pada selang kateter, dan teknik memasukkan jelly kedalam meatus uretra. Tujuan penelitian untuk menganalisa perbedaan rerata skala nyeri sesudah dilakukan pemasangan folley catheter dengan teknik jelly yang dimasukkan ke uretra dan jelly yang dioleskan di folley catheter. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment dengan rancangan two group post test only design. Teknik sampling dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik consecutive sampling dengan besar sampel 22 orang untuk  kelompok treatment dan kelompok kontrol. Analisa dilakukan dengan metode univariat dan bivariate menggunakan Mann Whitney. Hasil : rerata skala nyeri sesudah pemasangan kateter dengan jelly yang dimasukan ke uretra adalah 3,23. Rerata skala nyeri sesudah pemasangan kateter dengan jelly yang dioleskan ke selang kateter  4,91. Hasil bivariate didapatkan nilai p value = 0,0001. Hal ini menunjukkan (alpha 5 %) terdapat perbedaan tingkat nyeri yang signifikan antara teknik pemasangan kateter jelly yang dimasukan ke uretra dan jelly yang dioleskan pada kateter. Diskusi : pemasangan kateter dengan cara jelly yang dioleskan di kateter lebih nyeri dibandingan dengan jelly yang dimasukkan ke uretra. Perbedaan skala nyeri tersebut terjadi dikarenakan jelly yang dimasukan langsung ke uretra akan membuka lumen uretra saat jelly dimasukan, sehingga didalam uretra terlubrikasi lebih maksimal.  
Effect Of Active Cylindrical Exercise On The Grip Power In Stroke Patient M. Budi Santoso; Gini Sari Puspita
Journal of Nursing Care Vol 4, No 2 (2021): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v4i2.22904

Abstract

Stroke is one of the non-communicable diseases that is increasing in prevalence. One of the effects of stroke patients is weakness on one side of the body. Therefore stroke patients need rehabilitation which is fast and precise with the range of motion exercises joints; one of them is grip strength. The recommended exercise is the Active Range of Motion Cylindrical Grip. This study aimed to determine the effect of cylindrical grip on the gripping power in stroke ischemic patients. The method used is Pre-Experiment with pre and post-test one-group design. This research uses Purposive Sampling of as many as 16 ischemic stroke patients. Active Range of Motion Cylindrical Grip exercise given as much as two times a day in 10 minutes for four days. The analysis used is a nonparametric test of Wilcoxon. Results of non-parametric test analysis Wilcoxon obtained p-Value = 0.001 (α <0.05). This value indicates a significant influence between the strength value grips. It is expected that health workers can apply Active Cylindrical Grip ROM exercise as an alternative to increasing the gripping power in ischemic stroke patients who experience weakness and can improve the quality and service of healing ischemic stroke.
Community-Based Education Program on Knowledge and Self-Efficacy of Type 2 Diabetes Mellitus’ Patients in Bandung Citra Windani Mambang Sari; Ahmad Yamin; Mochmad Budi Santoso
Indonesian Contemporary Nursing Journal Volume 2 No. 1 Agustus 2017
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.455 KB) | DOI: 10.20956/icon.v2i1.3583

Abstract

Introduction. Type 2 Diabetes Mellitus was a chronic disease have complicated. Amount of patient Type 2 Diabetes Mellitus (DM) was increased. Knowledge and self-efficacy is mainly important for self-care behavior. The purpose of this study was aimed to examine knowledge, and self-efficacy among patients with Type 2 DM in Bandung, Indonesia. Methods. The research was a quasi-experimental with pre and posttest control group. Sixty two type 2 DM were recruited from 8 working area Primary Health Centers in Bandung who have diagnosed DM, using purposive sampling technique. Knowledge questionnaire from Michigan Diabetes Research and Training Center’s Brief Diabetes Knowledge Test, Self-efficacy were measured by the developed Stanford Patients Education Research Center. Both of questionnaires comprised five dimensions: nutrition, sport and activity, drugs and glucose monitoring. Patients of in intervention group received 2 weeks Diabetes Mellitus education program be given healthcare workers. Techniques used in this program consisted of community-based education, goal setting, follow-up and face-to-face interview. Data were analyzed by independent t-test. Results. There are significantly different of knowledge and self-efficacy after community-based education program in intervention (M = 9.26, SD = 2.8 ; M = 53.26, SD = 10.50) and control group (M = 7.39, SD = 2.4; M = 36.74, SD = 4.49).  This study revealed that community-based education program significantly improved self-efficacy (p=0.000) but not improved for knowledge (p=0.180). Conclusion. These findings indicated that Knowledge and Self-efficacy of type 2 Diabetes Mellitus patients in Bandung required improvement. Therefore, further study regarding the effective in improving knowledge and self-efficacy type 2 Diabetes Mellitus is extremely needed.
The Effect of Community-Based Intervention on Self-Management of Hypertension Patients Citra Windani Mambang Sari; Ahmad Yamin; Mochamad Budi Santoso
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 8, No 1 (2022): Volume 8, Nomor 1(2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v8i1.44362

Abstract

ABSTRACT Introduction: Hypertension is one of the chronic diseases that can cause complications. Patients need a support system in the management of the disease. One of the ways to prevent hypertension complications is by using self-management. Community involvement is integrated into the program to have a social support system in performing self-management. Objective: This study aimed to determine the effect of a community-based intervention on the self-management of hypertension patients in one district in West Java. Methods: The study method is a quasi-experiment with pre and post-test control group design. The samples consist of 60 respondents taken by using the cluster sampling technique. The subjects were divided into control groups who were given routine treatment from primary health care and intervention groups who were given community visit groups about self-management for four weeks, including health education, counseling, and support. The data were collected using a questionnaire about hypertension self-management sub-variables which consisted of diet, smoking, physical activities, stress management, body weight control, alcohol, blood pressure monitoring, and medication. The data analysis techniques were descriptive and inferential statistics using a t-test. Results: The study results showed that the total score for self-management after the intervention was significantly higher than the total score before the intervention (M= 131,62; SD = 12,9; p=0.02). The intervention group's self-management full scores were considerably higher than the control group in the 4th week (p=0.005). Discussions: Community nurses can do one of the interventions by involving the community and forming hypertension volunteer groups that can act as educators to increase hypertension self-management.  ABSTRAK Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan komplikasi. Pasien membutuhkan sistem pendukung dalam pengelolaan penyakitnya. Salah satu cara untuk mencegah komplikasi hipertensi adalah dengan menggunakan manajemen diri. Keterlibatan masyarakat diintegrasikan ke dalam program untuk memiliki sistem dukungan sosial dalam melakukan manajemen diri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi berbasis komunitas terhadap manajemen diri pasien hipertensi di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan pre and post-test control group design. Sampel terdiri dari 60 responden yang diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Subyek dibagi menjadi kelompok kontrol yang diberikan pengobatan rutin dari pelayanan kesehatan primer dan kelompok intervensi yang diberikan kelompok kunjungan masyarakat tentang manajemen diri selama empat minggu, meliputi pendidikan kesehatan, konseling, dan dukungan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tentang subvariabel manajemen diri hipertensi yang terdiri dari diet, merokok, aktivitas fisik, manajemen stres, kontrol berat badan, alkohol, pemantauan tekanan darah, dan obat-obatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial menggunakan uji-t. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor total manajemen diri setelah intervensi secara signifikan lebih tinggi daripada skor total sebelum intervensi (M= 131,62; SD = 12,9; p=0,02). Skor penuh manajemen diri kelompok intervensi jauh lebih tinggi daripada kelompok kontrol pada minggu ke-4 (p=0,005). Diskusi: Perawat komunitas dapat melakukan salah satu intervensi dengan melibatkan masyarakat dan membentuk kelompok relawan hipertensi yang dapat berperan sebagai edukator untuk meningkatkan self-management hipertensi.