Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Educational Norms and Values in the Tradition of Dumia um Banua in North Minahasa Mayske Rinny Liando; Grace Shirley Luntungan; Gerry Kadamehang; Viktory Nicodemus Joufree Rotty; Chika Dwi Putri Ansik
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 3 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.42 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v14i3.1415

Abstract

Tradition is part of people's lives, because various activities are carried out according to traditions that have been passed from generation to generation. Likewise with the Dumia um Banua tradition which is an ancestral cultural heritage that has an important role in people's lives in Laikit Village. This study aims to describe the Dumia um Banua process, as well as the educational norms and values contained in the Dumia um Banua tradition in Laikit Village, Dimembe District, North Minahasa Regency. The method used is descriptive qualitative method. The results showed that the Dumia um Banua tradition took the form of a traditional ceremony as a form of thanksgiving and entertainment that contained religious, moral, and social educational values. Cultural assets that must be preserved and maintained.
ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SD NEGERI 1 MANADO Mayske R. Liando; Gerry Kadamehang
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.20203

Abstract

Model pembelajaran di sekolah menciptakan pemahaman peserta didik untuk dapat mempermudah dalam menyerap materi yang disajikan oleh guru. Tujuan penelitian ini memberikan kemudahan kepada guru dan peserta didik agar dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berbentuk kalimat. Hasil yang didapatkan ada empat model pembelajaran yaitu: model pembelajaran inquiry, model pembelajaran discovery, model pembelajaran berbasis proyek, dan model pembelajaran berbasis masalah. Analisis model pembelajaran ini mempermudah guru dalam penerapan pendidikan karakter terhadap peserta didik di sekolah.
Pengukuran Durasi dan Intensitas Tuturan Larangan dalam Bahasa Indonesia Menggunakan Aplikasi PRAAT Rohmad Tri Aditiawan; Ilma Oktafiana; Latifah Iryani; Aulia Cika Kartika; Gerry Kadamehang
Aksara Vol 37, No 1 (2025): AKSARA, EDISI JUNI 2025
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v37i1.4377.1-12

Abstract

This study discusses prohibitive utterances as a form of speech act that serves to prevent or stop actions that are undesirable to the speaker. The main objective of this study is to explain the measurement of the duration and intensity of prohibitive utterances in Indonesian spoken by male and female speakers, as well as to identify the greatest, smallest, and average stress based on sentence type. This study uses experimental phonetic methods with an acoustic approach to analyze language sounds, focusing on acoustic values and sound waves. Data in the form of recordings of prohibitive utterances in WAV format were collected through recording techniques from male and female respondents. The analysis was carried out using PRAAT software, focusing on the duration and intensity of the sound. The data were classified into three categories of utterances: short, medium, and long. The results showed that prohibitive utterances with short, medium, and long sentences tended to be spoken more quickly by male speakers. The greatest stress in long utterances was found on the word “don't,” both by male and female speakers, with higher intensity variations in males. In medium-length sentences, intensity was relatively balanced between genders. Short sentences tended to be spoken with stronger spontaneous emphasis, both by males and females. This study shows that physical variations in the sound of prohibitive utterances are influenced by sentence structure, emotion, and speaker gender, which has implications for effective communication strategies in prohibitive contexts. AbstrakPenelitian ini membahas tuturan larangan sebagai bentuk tindak tutur yang berfungsi mencegah atau menghentikan tindakan yang tidak diinginkan oleh penutur. Tujuan utama penelitian adalah menjelaskan pengukuran durasi dan intensitas tuturan larangan dalam Bahasa Indonesia yang diujarkan oleh penutur laki-laki dan perempuan, serta mengidentifikasi tekanan terbesar, terkecil, dan rata-rata berdasarkan jenis kalimat. Penelitian ini menggunakan metode fonetik eksperimental dengan pendekatan akustik untuk menganalisis bunyi bahasa dengan menitikberatkan pada nilai akustik dan gelombang bunyi. Data berupa rekaman tuturan larangan dalam format WAV dikumpulkan melalui teknik rekam dari responden laki-laki dan perempuan. Analisis dilakukan dengan perangkat lunak PRAAT, fokus pada durasi dan intensitas suara. Data diklasifikasikan ke dalam tiga kategori tuturan yakni singkat, sedang, dan panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan larangan dengan kalimat singkat, sedang, dan panjang cenderung lebih cepat durasi yang diujarkan oleh penutur laki-laki. Penekanan terbesar dalam tuturan panjang ditemukan pada kata “jangan”, baik oleh penutur laki-laki maupun perempuan dengan variasi intensitas yang lebih tinggi pada laki-laki. Pada kalimat sedang, intensitas relatif seimbang antar jenis kelamin. Kalimat singkat cenderung diujarkan dengan tekanan lebih kuat secara spontan, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa variasi fisik bunyi dalam tuturan larangan dipengaruhi oleh struktur kalimat, emosi, dan jenis kelamin penutur yang berimplikasi pada strategi komunikasi efektif dalam konteks larangan.