Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam Muhammad Cholid Abdurrohman
Rayah Al-Islam Vol 6 No 01 (2022): Rayah Al-Islam April 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v6i01.524

Abstract

Abstrak Kurikulum dalam pendidikan Islam adalah pengalaman belajar. Segala kegiatan pembelajaran yang terjadi di lembaga pendidikan adalah bagian dari kurikulumm baik itu kegiatan di luar ataupun di dalam kelas. Sekolah adalah miniatur masyarakat. Bila sekolah baik maka masyarakat juga demikian. Proses perencanaan adalah usaha untuk menyiapkan masa yang akan datang melalui keputusan keputusan yang diambil pada masa kini. Perencanaan dalam pendidikan adalah keputusan yang dibuat tentang tujuan belajar beserta strategi dan metode yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut serta telaah tentang efektivitas dan makna dari metode dan strategi tersebut. Kurikulum mengandung empat komponen inti yaitu: tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya terletak orientasinya yang menuju pada kehidupan setelah kematian. Perencanaan kurikulum pendidikan Islam harus berasaskan nilai nilai ketuhanan dan berlandaskan pada sumber sumber Islam itu sendiri, karena pendidikan Islami adalah bagian dari misi Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dalil dalil dari Al Qur’an dan Hadits adalah ruh dan hikmah dalam perencanaan kurikulum pendidikan Islam. Perencanaan kurikulum yang baik akan menjadikan output pendidikan Islam sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicanangkan. Abstract The curriculum in Islamic education is a learning experience. All learning activities in educational institutions are part of the curriculum, both outside and inside the classroom. Schools are small communities. If the school is good, then the community is too. The planning process attempts to prepare for the future through decisions made in the present. Planning in education is a decision made about learning objectives and the strategies and methods needed to achieve these goals and a study of the effectiveness and meaning of these methods and techniques. The curriculum contains four core components: objectives, content, processes, and evaluation. The difference between Islamic education and other education lies in its orientation towards life after death. Islamic education curriculum planning must be based on religious values ​​and Islamic sources because Islamic education is part of the Islamic mission that is rahmatan lil 'alamin (mercy to the world). The arguments from the Qur'an and Hadith are the spirit and wisdom in planning Islamic education curriculum. Good curriculum planning will make the output of Islamic education following the educational goals that have been proclaimed.
KOMPETENSI GURU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus SDIT Al Kawaakib, Kebon Jeruk) Muhammad Cholid Abdurrohman; Santi Lisnawati; Hasbi Indra
Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 6, No 01 (2023): Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/im.v6i01.2531

Abstract

Pendidikan adalah penentu dalam perkembangan sebuah bangsa, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun politik. Dalam proses pendidikan guru adalah komponen yang sangat penting, ia berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Guru adalah tenaga profesional yang memiliki tugas memberikan bimbingan, arahan, dan binaan kepada peserta didik. Sebagai tenaga profesional maka dibutuhkan kumpulan kecakapan dan keterampilan yang mendukung profesinya, hal tersebut disebut dengan kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kompetensi guru pada lembaga pendidikan Islam yang memiliki kekhasan dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya, khususnya tingkat sekolah dasar yang menekankan pada penanaman sikap dan karakter pada peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan yang dilakukan di SDIT Al Kawaakib, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data primer pada penilitian ini adalah hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Guru. Sumber data sekunder adalah dokumen sekolah dan artikel artikel jurnal yang berkaitan dengan tema penelitian. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi guru di SDIT Al Kawaakib terbagi menjadi empat kategori, yaitu kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam UU Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 dan Permendiknas nomor 16 tahun 2007, hanya saja terdapat perbedaan pada detail subkompetensi dimana kompetensi guru di Al Kawaakib lebih menitikberatkan pada nilai nilai Islam di kompetensi inti guru, nilai nilai Islam menjadi landasan pada seluruh proses pendidikan, termasuk pada kompetensi guru.