Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengembangan Daya Tarik Wisata di Kaliurang, Yogyakarta Anti Riyanti; Andhika Chandra Lesmana
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 5, No 1 (2022): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (April Edition)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v5i1.45008

Abstract

A b s t r a c tThis research was conducted to find out more about the potential of tourist attractions and their development in the Kaliurang Yogyakarta tourist area which is located in Sleman Regency, Yogyakarta Special Region with its stunning natural potential. Qualitative methods are used in this study. Data were collected through interviews, questionnaires, and also observation. With the 5A approach in the tourism component (Atraction, Accomodation, Accessibility, Awareness, and Ancillary Services), Kaliurang actually already has these elements, but it is necessary to develop other additional public facilities such as public transportation facilities to locations that are not yet available, providing at least one ATM machines, as well as the nearest health service post around the tourist area, which are currently far enough away to support tourism activities at this location, therefore synergy is needed between the Sleman Tourism Office and the management and local residents.A b s t r a kPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang potensi daya tarik wisata dan pengembangannya di daerah wisata Kaliurang Yogyakarta yang terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan potensi alamnya yang mempesona. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara, kuisioner, dan juga observasi. Dengan pendekatan 5A dalam komponen pariwisata (Atraction, Accomodation, Accesibility, Awareness, dan Ancillary Services), Kaliurang sebenarnya sudah memiliki unsur-unsur tersebut, namun perlu adanya pengembangan fasilitas umum tambahan lainnya seperti sarana angkutan umum menuju lokasi yang belum tersedia, disediakannya minimal satu mesin ATM, serta pos layanan kesehatan terdekat di sekitar kawasan wisata yang saat inikeberadaannya cukup jauh guna menunjang kegiatan wisata di lokasi ini, oleh karena itu diperlukan sinergitas antara Dinas Pariwisata Sleman dengan pihak pengelola maupun penduduk setempat.
Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat (Community Based Ecotourism) Dalam Rangka Mengentaskan Kemiskinan Di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu Lia Afriza; Titing Kartika; Anti Riyanti
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 3 No. 1 (2018): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018, kebijakan pembangunan wilayah pengembangan dimaksudkan untuk peningkatan ekonomi yang diharapkan dapat memberikan peningkatan kesejahteraan rakyat, salah satunya adalah wilayah pengembangan Ciayumajakuning (Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Pada penelitianini lokus Kabupaten Indramayu khususnya Desa Karangsong dipilih dengan pertimbangan bahwa Indramayu menjadi bagian wilayah pengembangan dengan potensi pesisir dan kelautan khususnya mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pengentasan kemiskinan yang ada di Desa Karangsong melalui sektor pariwisata khususnya pengembangan potensi mangrove.Berdasarkan data Desa Karangsong (2014) tingkat kemiskinan di Karangsong cukup tinggi yakni sekitar 38.1%. atau sekitar 2.192 orang, padahal jika dilihat dari potensi yang dimiliki Karangsong memiliki potensi alam laut dan pesisir khususnya mangrove yang dapat dijadikan peluang dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Mangrove tidak hanya sebagai pendekatan ekonomi namunjuga potensi alamnya dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian alam sehingga kedepannya pola pengembangan ini akan sesuai dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (tourism sustainable development). Pendekatan lain dari upaya pengentasan kemiskinan ini juga dilakukan melalui empat jalur strategi (four track strategy). Strategi empat jalur pembangunan ekonomi itumeliputi pembangunan ekonomi yang pro pertumbuhan (pro growth), pro penciptaan lapangan pekerjaan (pro job), pro pengurangan kemiskinan (pro poor), dan pro lingkungan (pro environment). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara yang ditindaklanjuti dengan FGD (Focus Group Discussion). Kegiatan penelitian ini akan melibatkan berbagai pihak diantaranya pemerintah, swasta (industri), asosiasi, serta masyarakat, nelayan, kelompok petani sehingga bentuk model yang dihasilkan adalah bentuk integrasi yang dapat memberikan multiflier effect (dampak berganda) di lintas sektor dimana pariwisata berperan sebagai leading sector.Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan yang terjadi pada pengelolaan kawasan mngrove adalah pengetahuan masyarakat itu sendiri. Sementara itu potensi yang dimiliki meliputi sumber daya alam kawasan mngrove, sungai dan pesisir pantai.Model yang dapat dikembangkan dalam upaya mengembangkan potensi wisata mngrove di daerah Karangsong dapat berupa model kolaborasi yang melibatkan masyarakat, pemerintah dan industri pariwisata.
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Curug Aseupan Parongpong Apay Safari; Anti Riyanti
Tourism Scientific Journal Vol. 8 No. 2 (2023): Vol 8 No 2 Juni 2023
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32659/tsj.v8i2.248

Abstract

This study aims to find out the tourist attraction of the Aseupan Parongpong Waterfall. Be a travel recommendation by improving what infrastructure is needed, increasing visits and knowing the positive and negative impacts of tourism development of Aseupan Parongpong Waterfall. This study uses descriptive qualitative methods where this research is carried out naturally with natural results according to what was obtained at the time of the research. Data collection techniques were carried out by observation, documentation, and interviews and then validated by triangulation. After validation, it is reprocessed with a SWOT analysis where this analysis aims to determine the intended target market. From the results of the research, the attractiveness of the Aseupan Parongpong waterfall is in a good category because tourists who visit want a beautiful natural atmosphere but for the satisfaction of tourists it is necessary to improve infrastructure and opening access roads to other waterfalls in the location so that it adds to the attraction. Other attractions are being worked on by the Pokdarwis to hold cultural performances around the location, so the attraction of Aseupan Parongpong Waterfall can be categorized as superior for increasing tourist visits. The development strategy that will be carried out by the manager is quite good which will improve the footpath infrastructure first, then the manager is proposing additional employees to maximize existing facilities so that the cleanliness of the location is more considered.