Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PREVALENSI PENDERITA DERMATOFITOSIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSU PROVINSI NTB Nyoman Cahyadi Tri Setiawan
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi geografis Indonesia yang merupakan daerah tropis dengan suhu dan kelembapan yang tinggi akan memudahkan tumbuhnya jamur sehingga infeksi oleh karena jamur di Indonesia masih tinggi. Penyakit jamur golongan dermatofita dapat menginfeksi semua ras dan dapat menyerang semua golangan umur serta sangat bervariasi terahadap organisme penyebab di setiap negara. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya di RSUP NTB tahun 2008 jumlah penderita dermatofitosis belum diketahui secara pasti, sehingga diperlukan penelitian mengenai penyakit dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP NTB.Untuk mengetahui jumlah penderita setiap bulan selama 1 tahun, berdasarkan jenis, umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal dan prevalensi penderita dermatofitosis yang berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Provinsi NTB tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan data rekam medik dari RSUP NTB. Bahan penelitian berupa data sekunder dari buku registrasi pasien mengenai kejadian penyakit dermatofitosis periode bulan Januari sampai Desember tahun 2008. Data diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi dan diagram yang meliputi jenis dermatofitosis, umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal pasien. Sampel penelitian diambil adalah laki-laki dan perempuan dalam semua golongan umur dengan infeksi penyakit dermatofitosis pada bulan Januari sampai Desember yang telah terdaftar pada buku registrasi pasien. Prevalensi penderita dermatofitosis selama periode Januari sampai dengan Desember tahun 2008 sebesar 7,12% yaitu sebanyak 398 kasus dari 5588 total keseluruhan penyakit kulit. Ditemukan jumlah kasus berdasarkan jenis dermatofitosis kasus yang paling tinggi ialah Tinea kruris sebesar 210 kasus (52,76%), Tinea Kapitis 16 kasus (4,02%), Tinea Korporis 132 kasus (33,16%), Tinea Unguium 19 kasus (4,77%), Tinea Manum 4 kasus (1%), Tinea Pedis 17 kasus (4,27%) sedangkan kasus yang tidak ditemukan ialah Tinea Barbae. Menurut jenis kelamin pasien, prevalensi tertinggi didapatkan pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 227 kasus (57,03%) dibandingkan pada perempuan yaitu sebanyak 171 kasus (42,96%). Prevalensi dermatofitosis berdasarkan kelompok usia didapatkan prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok usia 46-50 tahun (11,05%) sedangkan yang terendah pada kelompok usia 0-5 tahun (3,26%). Berdasarkan tempat tinggal di wilayah Kota Mataram prevalensi dermatofitosis terbanyak terdapat pada Kecamatan Mataram yakni 94 kasus dengan persentase 30,19%. Periode tahun 2008 didapatkan jumlah penderita dermatofitosis terbanyak pada bulan Januari sebanyak 57 kasus dengan persentase 15,32% dan yang terendah pada bulan Juni yaitu 24 kasus dengan persentase 6,03%
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN JENIS KELAMIN DENGAN DERAJAT KEPARAHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME DI RSUD KOTA MATARAM Pande Kadek Deva Widya Iswara Oka; Sukandriani Utami; Nyoman Cahyadi Tri Setiawan; I Wayan Tunjung
Nusantara Hasana Journal Vol. 2 No. 10 (2023): Nusantara Hasana Journal, March 2023
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v2i10.795

Abstract

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a common disorder with symptoms involving the median nerve. The risk factors for the occurrence of CTS are grouped into individual and physical factors related to work. Individual factors consisted of a history of diabetes mellitus, hypothyroidism, obesity, rheumatoid arthritis, age and gender. In addition, there are work-related physical factors, namely work with repetitive hand movements, gripping or clamping work with force, abnormal postures on the wrist for a long time. Purpose to determine the relationship between BMI and gender with the degree of severity of CTS in Mataram City Hospital. Observational analytic quantitative research with a cross-sectional study design. The sampling technique used a random sampling technique of 34 samples. The research was conducted at the Mataram City Hospital, from November to December 2022. The data obtained was analyzed using the spermaman rank test. Results of the 34 study samples, there were 8 people (23.5%) with BMI < 24.9 kg/m2 and, 26 people (76.5%) with BMI ≥ 25 kg/m2. A total of 13 men (38.2%) and 21 women (61.8%) suffered from CTS. The value of p = 0.001 (p <0.05) with a correlation value of 0.528 for the relationship between BMI and the severity of CTS, and p = 0.001 (p <0.05) with a correlation value of 0.531 for the relationship between gender and the severity of CTS . There is a significant relationship between BMI and gender with the degree of severity of CTS in Mataram City Hospital.