Puspita Sari
STIKes Nauli Husada Sibolga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberian Jus Pare Untuk Mencegah Terjadinyamalaria Pada Ibu Hamil Tahun 2021 Lely Desi Uli Basana; Syahrul Khairati; Ayu Muzda Amelia Simbolon; Puspita Sari; Ariati Pagi Situmeang
TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Vol. 4 No. 2 (2021): TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/abdimas.v4i2.2433

Abstract

Malaria pada kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan mayor dan sering menyebabkan kematian maternal di seluruh dunia. Pencegahan malaria pada kehamilan sangat penting, terutama pada daerah endemis. Malaria pada kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan mayor dan sering menyebabkan kematian maternal di seluruh dunia. Pencegahan malaria pada kehamilan sangat penting, terutama pada daerah endemis. Ibu hamil dengan gejala malaria harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Bila ibu dinyatakan positif malaria dengan pemeriksaan mikroskopik maupun pemeriksaan cepat IPTp tidak diberikan dan ibu hamil justru diberikan penatalaksaan malaria sesuai dengan panduan yang berlaku. Bila hasil pemeriksaan negatif, IPTp tetap diberikan
Penanaman Bunga Lavender Untuk Pencegahan Malaria Pada ibu Hamil Tahun 2020 Jenni Susi Sihite; Syahrul Khairati; Friska Apriani Sihombing; Shelly Marselina Simatupang; Puspita Sari
TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Vol. 3 No. 2, Nopembe (2020): TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyamuk merupakan vektor utama beberapa penyakit, seperti DBD (Demam Berdarah Dengue), malaria, yellow fever, dan chikungunya. Nyamuk penular (vektor) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Aedes scutellaris, sampai saat ini yang menjadi vektor utama di Indonesia dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti, dan sampai sekarang belum ditemukan obat maupun vaksinnya (Fathi dan Chatarina, 2005). Demam berdarah merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Demam Dengue atau lebih dikenal Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta (KemenKes RI, 2012). Jumlah kasus DBD cenderung meningkat dari tahun 1986-2015, faktor pemicu salah satunya merupakan pertambahan jumlah penduduk dan mobilitas penduduk (KemenKes RI, 2016).