Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

al-Munqiz Min al-Dhalal: Sebuah Upaya Pembacaan Epistemologis -, Kusroni
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 3 No 1 (2018): PUTIH JURNAL Pengetahuan tentang Ilmu dan Hikmah
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.969 KB) | DOI: 10.51498/putih.v3i1.28

Abstract

Abu Hamid al-Ghazali dikenal sebagai tokoh Islam dengan julukan Hujjatul Islam. Ia dikenal sebagai ulama yang multi talenta, dan menghasilkan berbagai karya otoritatif dalam berbagai cabang keilmuan Islam, mulai dari Teologi, Fiqih, Ushul Fiqh, Filsafat, dan Tasawuf. Hal yang menarik dari sosok al-Ghazali ini adalah bahwa ia menulis sebuah karya otobiografi yang menggambarkan proses perjalanan panjangnya dalam dunia intelektual maupun spiritual.
TAFSIR RUH AL-BAYAN KARYA ISMA’IL HAQI DAN PANDANGANNYA TENTANG TAFSIR DENGAN PENDEKATAN SUFI-ISHARI Kusroni, Kusroni
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 4 No 1 (2019): PUTIH JURNAL Pengetahuan tentang Ilmu dan Hikmah
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.575 KB) | DOI: 10.51498/putih.v4i1.37

Abstract

This paper discusses the existence of one interpretations approach that developed quite rapidly in the interpretation of Alquran, that is the Sufi approach or ishari. In the eighteenth century AD was born a scholar in the city of Aidos, Turkey, named Isma'il Haqi. This ulama was born and grew up in a Sufi environment and the family that adheres to the tarekat, therefore, he becomes a Sufi scholar and has competence in the field of Al-Qur'an Interpretation. The Book of Ruh al-Bayan Fi Tafsir al-Qur'an is magnum-opus in the field of interpretation. In this book he uses the Sufi-ishari approach in interpreting verses of Quran. In his view, the interpretation of ishari is the result of ma'rifat, if there is no element in it deviations from the Qur'an and al-Sunnah, and not based on the interests of desire when interpreting as what has done by some inner groups. .
Mengenal Tuntas Seluk Beluk Periwayatan Hadis Kusroni, Kusroni
RIWAYAH Vol 2, No 2 (2016): Riwayah : Jurnal Studi Hadis
Publisher : ilmu hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/riwayah.v2i2.3142

Abstract

Hadis merupakan sumber primer kedua setelah al-Qur’an dalam patokan pengambilan hukum Islam. Sebagai sumber primer, tentu banyak aturan yang diberlakukan dalam penentuan validitas sebuah hadis. Ada banyak hal yang harus dikaji dalam memahami hadis, baik dalam aspek sistem transmisi (sanad)- nya, maupun konten (matan)-nya. Tulisan ini berbicara secara tuntas mengenai seluruh aspek dalam hadis dan proses periwayatannya, mulai dari proses dan bentuk-bentuk periwayatan, periwayatan hadis secara maknawi, dan juga membahas tentang peran serta kaum perempuan dalam proses periwayatan hadis. Dalam sejarahnya, periwayatan hadis secara makna menuai respon pro dan kontra dari para ulama. Fakta sejarah juga mengemukakan bahwa kaum perempuan mempunyai andil yang cukup besar dalam proses penyebaran dan periwayatan hadis Nabi Muhammad saw.
Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, dan Corak dalam Penafsiran Al-Qur’an Kusroni, Kusroni
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 9 No 1 (2019): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v9i1.2988

Abstract

Tulisan ini mencoba memaparkan ragam pendekatan yang telah digunakan oleh para ulama dalam menafsirkan al-Qur’an sejak periode klasik hingga modern-kontemporer. Berbagai penggunaan istilah dalam Ulum al-Qur’an, seperti, pendekatan, metode, dan corak, yang kadang terkesan tumpang tindih dan rancu, juga akan dipetakan dan dijelaskan disertai dengan keterangan beberapa kitab terkait. Tulisan ini menggunakan tipologi yang dibuat oleh Abdullah Saeed, yang membagi pendekatan tafsir klasik ke dalam empat jenis, 1) pendekatan berbasis linguistik, 2) pendekatan berbasis logika, 3) pendekatan berbasis tasawuf, dan 4) pendekatan berbasis tradisi/riwayat. Kemudian ia mengembangkan gagasan mengenai penekanan pada pendekatan kontekstual, terutama ketika menafsirkan ayat-ayat etika-hukum.
Mengurai Makna Kemiripan Narasi Al-Qur’an melalui Metode Tafsir Muqarin Kusroni, Kusroni
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3073

Abstract

Tulisan ini mengetengahkan salah satu metode dalam khazanah tafsir al-Qur’an, yakni metode muqarin atau perbandingan. Sebagai salah satu dari empat metode tafsir yang telah tumbuh dan berkembang di kalangan sarjana al-Qur’an, yakni ijmali, tahlili, mawd}u‘i, dan muqarin bisa dibilang sebagai metode yang cukup populer dan eksis hingga sekarang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kajian dan tugas akhir mahasiswa prodi Tafsir di PTKI yang menggunakan metode tafsir muqarin. Kajian muqarin yang dilakukan oleh para mahasiswa biasanya membandingkan pendapat antar mufasir lintas keilmuan, kecenderungan maupun masa hidupnya. Bisa juga berupa perbandingan antara mufasir klasik dengan modern, sunni dengan syi’i, atau juga dengan mufasir sealiran atau ideologi. Tulisan ini mencoba memberikan sumbangsih kajian tafsir muqarin dengan tipe atau model membandingkan antar ayat dalam al-Qur’an yang memiliki kemiripan secara redaksional. Mengingat karya tulis tugas akhir belum banyak yang melakukan tipe muqarin jenis ini, diharapkan dengan tulisan ini menjadikan kajian tafsir muqarin model perbandingan antar ayat bisa lebih berkembang dalam diskursus kajian tafsir di zaman modern ini. Tulisan ini menemukan bahwa, kemiripan redaksi ayat dalam al-Qur’an memiliki makna tersendiri, dalam artian tidak hanya bermakna tunggal. Hal ini semakin menunjukkan atas eksistensi salah satu nilai kemu’jizatan al-Qur’an dalam aspek kebahasaan (al-‘ijaz al-lughawi). Kata kunci :tafsir muqarin, kemiripan redaksi al-Qur’an.
Mengenal Tafsir Tahlili Ijtihadi Corak Adabi Ijtima’i Kusroni, Kusroni
HERMENEUTIK Vol 10, No 1 (2016): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v10i1.3905

Abstract

Tulisan ini mengulas secara mendalam mengenai salah satu corak dalam khazanah penafsiran al-Qur’an, yakni corak adabi ijtima’i. Sebagai salah satu model pendekatan baru dalam mengurai kandungan makna al-Qur’an, corak ini menjadi menarik untuk dikaji dan dibumikan. Tulisan ini juga mengulas mengenai salah satu metode dalam tasfir al-Qur’an, yakni tahlili atau analisis. Metode tahlili yang didiskusikan dalam tulisan ini adalah tahlili yang dominasi penafsirannya bersumber dari nalar-akal atau lebih dikenal dengan ra’yu. Jadi, tulisan ini akan mendiskusikan dan mengenalkan metode tafsir tahlili yang bersumber dari ijtihadi dengan corak adabi ijtima’i. Tokoh-tokoh mufasir adabi ijtima’i seperti Muhammad Abduh, Rasyid Rida (mewakili mufasir timur tengah), dan Hamka (mewakili ulama Indonesia) sekaligus karya-karya tafsir mereka juga diulas dalam tulisan ini sebagai bahan diskusi. Corak adabi ijtima’i merupakan salah satu pendekatan baru yang memfokuskan kajian pada penggalian nilai-nilai humanis dan nilai-nilai sosial dalam kehidupan kemasyarakatan, sehingga tujuan utama al-Qur’an diturunkan yaitu sebagai hudan linnas menjadi lebih terealisasikan dan dirasakan oleh khalayak.
MENGENAL TAFSIR LATA‘IF AL-ISHARAT KARYA AL-QUSHAYRI: (Kerangka Metodologis dan Kecenderungan Ideologis) Kusroni, Kusroni
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 4 No 2 (2019): PUTIH JURNAL PENGETAHUAN TENTANG ILMU DAN HIKMAH VOL IV NO 2
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51498/putih.v4i2.55

Abstract

Penafsiran al-Qur’a>n dari masa ke masa mengalami banyak perkembangan dan sekaligus mengalami pergeseran epistemologi. Jika di masa abad-abad awal (era formatif), karya tafsir al-Qur’a>n lebih menekankan pada aspek periwayatan atau yang dikenal dengan tafsir bi al-ma’thu>r, maka pada perkembangan berikutnya, abad pertengahan, sudah mulai banyak terjadi pergeseran, terutama dalam aspek kecenderungan ideologis, selain aspek metodologis tentunya. Salah satu kecenderungan yang muncul dan berkembang hingga kini, adalah kecenderungan sufistik. Model ini biasanya muncul dari mufasir yang memiliki latar belakang tasawuf, seperti al-Qushairi, Ibn Arabi, dan al-Tusta>ri, dan lain-lain. Tulisan ini berupaya mendiskusikan salah satu karya tafsir yang ditulis oleh al-Qushairi, yakni tafsir Lat}a>’if al-Isha>ra>t. Fokus tulisan ini adalah upaya menguak kerangka metodologis dan kecenderungan ideologis dari tafsir yang cukup popular ini.
ESKATOLOGI AL-QURAN PERSPEKTIF TAFSIR SUFI-ISHARI: (Studi Penafsiran al-Qushairi atas Ayat Eskatologi dalam Tafsir Lata’if al -Isharat) Kusroni, Kusroni
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 5 No 1 (2020): PUTIH: Jurnal Pengetahuan tentang Ilmu dan Hikmah Vol. V No. 1
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51498/putih.v5i1.65

Abstract

al-Qushayri dikenal sebagai salah satu mufasir sufi-ishari. Dua karyanya yang sangat masyhur dalam bidang tasawuf dan tafsir adalah al-Risalah al-Qusyariyah, dan Lata’if al-Isharat. Jika dibandingkan dengan mufasir sufi lainnya, al-Qushayri cenderung moderat dan tidak menuai banyak kritik, sebagaimana mufasir sufi lainnya. Penelitian ini bermaksud menelaah bagaimana perspektif sufi-isharimewarnai penafsirannya atas ayat-ayat eskatologi dalam Alquran. Penelitian ini berfokus pada penafsiran al-Qushayri pada surah al-Qiyamah. Penelitian ini menemukan bahwa nuansa sufi-ishari mewarnai penafsirannya atas surah al-Qiyamah, meskipun hanya dalam beberapa ayat. Penelitian ini juga menemukan bahwa meskipun al-Qushayri adalah seorang mufasir sufi, ia tidak meninggalkan pendekatan linguistik dan pendekatan berbasis tradisi (bi al-ma’thur) dalam penafsiran.
Revisiting Methodology of Qur’anic Interpretation: A Thematic Contextual Approach to the Qur’an Kusroni Kusroni; Mukhammad Zamzami
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 11 No. 1 (2021): JUNI
Publisher : Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mutawatir.2021.11.1.177-202

Abstract

Abstract: This article is aimed to propose a methodological interpretation of the Qur’an with reference to the thematic method. The concept is derived from combining the contextual approach with the thematic method of Qur’anic interpretation. Here, I argue that the contextual approach is relevant to develop the existing thematic tafsir methods that are vastly adopted, mostly among the works of college students in Indonesian Islamic universities. Besides, the approach becomes important in its ability to come up with fresh researches in the tafsir studies, as well as to address challenges and socio-religious problems in contemporary society. Therefore, this article attempts to elaborate one of the contemporary approaches introduced by Abdullah Saeed, which he called the contextual approach. By adopting this approach, thematic tafsir will be more comprehensive, as the object of analysis is not limited to text, of the Qur’anic verses and its commentaries, but also the socio-historical context of the studied verses. Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menawarkan kajian metodologis dalam diskursus tafsir al-Qur’an, yaitu metode tematik. Tawaran tersebut berasal dari penggabungan pendekatan kontekstual dengan metode tafsir tematik. Di sini, penulis berpendapat bahwa pendekatan kontekstual sangat relevan untuk mengembangkan metode tafsir tematik yang telah ada dan banyak diadopsi dalam karya-karya akademik di perguruan tinggi keislaman Indonesia. Selain itu, pendekatan ini menjadi penting dalam kemampuannya untuk menghasilkan penelitian-penelitian baru dalam studi tafsir, serta untuk menjawab tantangan dan masalah sosial-keagamaan dalam masyarakat kontemporer. Oleh karena itu, artikel ini mencoba mengelaborasi salah satu pendekatan kontemporer yang diperkenalkan oleh Abdullah Saeed, yang disebutnya sebagai pendekatan kontekstual. Dengan mengadopsi pendekatan ini, tafsir tematik akan lebih komprehensif, karena objek analisisnya tidak terbatas pada teks, yaitu ayat-ayat al-Qur’an dan tafsirnya, tetapi juga konteks sosio-historis dari ayat-ayat yang dikaji.
MENELISIK SEJARAH DAN KEBERAGAMAN CORAK PENAFSIRAN AL-QUR’AN Kusroni Kusroni
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 3 No. 02 (2017): Agustus 2017
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.802 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v3i02.3031

Abstract

Abstrak:Tafsir al-Qur’an merupakan usaha yang dilakukan oleh manusiasesuai kemampuan dan kompetensinya dalam memahami maknakalam Allah. Pada masa Nabi yang notabene beliau adalahmufasir tunggal, belum muncul keberagaman corak dalampenafsiran, karena sumber penafsiran hanya satu yaitu Nabi. Halini berbeda dengan masa di mana umat Islam telah menyebar diberbagai wilayah yang dibarengi dengan terjadinya perkembanganilmu pengetahuan dan berkembangnya berbagai aliranmadhhab dan pemikiran. Perkembangan ilmu pengetahuan sertalahirnya berbagai aliran madhhab juga memberikan dampak padakeberagaman corak penafsiran al-Qur’an. Tulisan ini menelisikakar sejarah dan keberagaman corak penafsiran. Hasil analisisliteratur menunjukkan bahwa sejarah kemunculan dan keberagamancorak penafsiran lahir bersamaan dengan berkembangnyailmu pengetahuan dan munculnya berbagai aliran madhhabdalam Islam. Perkembangan ilmu pengetahuan melahirkanberbagai corak penafsiran seperti corak lughawi>, fiqhi>, falsafi>,su>fi>, ‘ilmi>, dan lain-lain. Sedangkan lahirnya berbagai aliranmadhhab memunculkan corak sunni>, shi>’i>, mu’tazili> dan lain-lainsesuai dengan ideologi yang dianut oleh mufasir.Kata kunci : Corak tafsir, perkembangan tafsir, keberagaman corak tafsir Abstract:Tafsir al-Qur'an is an effort made by humans according to abilityand competence in understanding the meaning of the word ofAllah. At the time of the Prophet Muhammad who is a singlemufasir, has not emerged the diversity of style in interpretation,because the source of interpretation is only one that is theProphet. This is different with the period in which Muslims havespread in various regions accompanied by the development ofscience and the development of various thought and madhhab.The development of science and the birth of variousmadhhab also give an impact on the diversity of the style of theQur'an interpretation. This paper examines the historical rootsand diversity of interpretive styles. The results of the literatureanalysis show that the history of the emergence and diversity ofinterpretive styles was born along with the development ofscience and the emergence of various madhhab in Islam. Thedevelopment of science gave birth to various shades ofinterpretation such as lughawi, fiqhi, philosophical, sufi, andilmi, and others. While the birth of various madhhab raises thestyle of sunni, syi'i, mu'tazili and others in accordance with theideology adopted by the mufasir.Keywords: Style of interpretation, development of interpretation,diversity of tafsir style.