Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konflik dan Watak Tokoh dalam Novel Kembara Rindu Karya Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra Nurma Nurma; Ratu Wardarita; Missriani Missriani
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 8 No. 2 (2022): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v8i2.2226

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis konflik dan watak tokoh dalam novel Kembara Rindu Karya Habiburrahman El Shirazy, jenis penelitian deskriptif kualitatif.. Metode deskriptif adalah penelitian yang memaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya keadaan kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.Wujud konflik tokoh dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal tersebutĀ  meiputi: kecemasan, kesedihan dan ketakutan, tenang, nyaman, dan cemas.Faktor penyebab konflik dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy faktor ekternal yang meliputi, kenyataan tidak sesuai harapan, kondisi lingkungan yang tidak mendukung, tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Watak tokoh dalam menyelesaian konflik dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy tenang,berserah diri pada Tuhan, pencarian kebenaran,kebulatan tekad untuk melaksanakan tanggungjawab. Struktur kepribadian novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy didasarkan pada tioriĀ  kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud yang diperoleh gambaran tentang struktur kepribadian tokoh yang dipengaruhi oleh ketiga system kepribadian yaitu,Id,ego dan super ego.Id adalah segi kepribadian tertua, sistem kepribadian pertama, ada sejak lahir. Ego adalah pengendali agar manusia bertindak dan berhubungan dengan cara-cara yang benar sesuai dengan kondisi nyata sehingga id tidak terlalu terdorong keluar.Super ego adalah representasi nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat yang secara umum termanifestasikan dalam bentuk perintah dan larangan.Super ego terbentuk karena pembudayaan yang berintikan perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu.