Novita Ariani
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pola Bakteri Pasien Rinosinusitis Kronik di RSUP Dr. M. Djamil Padang 2016-2017 Dolly Irfandy; Della Reyhani Putri; Dolly Irfandi; Novita Ariani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.449 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i2.59

Abstract

Latar Belakang. Rinosinusitis kronik (RSK) adalah peradangan mukosa yang melapisi hidung dan sinus paranasal lebih dari 12 minggu. RSK merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kita temukan di kehidupan masyarakat, penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup. Dalam pengobatan RSK, peranan antibiotik penting. Pola bakteri dan kepekaannya terhadap terapi antibiotik dapat berubah karena banyaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotika tertentu. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan tes sensitivitas pada pasien rinosinusitis kronis polip dan non polip di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2016-Desember 2017. Metode. Penelitian ini merupakan deskriptif retrospektif dengan jumlah sampel 100 pasien RSK di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini dilakukan dari bulan November-Desember 2018. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling selama tahun 2016-2017. Hasil. Prevalensi rinosinusitis kronik dengan polip lebih tinggi dibandingkan dengan rinosinusitis kronik non polip. Jenis bakteri yang ditemukan dengan persentase tertinggi pada RSK polip dan non polip adalah Staphylococcus aureus. Pada Rinosinusitis kronik, usia 41-50 memiliki prevalensi tertinggi yaitu 31 pasien. Kesimpulan. Sebagian besar jenis bakteri yang ditemukan resisten terhadap Ampicillin, dan sensitif terhadap Meropenem, Cefoperazone, dan Gentamisin. Usaha promotif dan preventif terhadap faktor risiko seperti merokok, polutan, dan lain-lain, perlu dilakukan karena prevalensi RSK yang tinggi pada kelompok usia tersebut. Kata kunci: rinosinusitis kronik polip dan non polip, pola bakteri, sensitivitas antibiotik.
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Albumin pada Pasien Tuberkulosis Paru Farina Angelia; Deddy Herman; Novita Ariani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.935 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i2.146

Abstract

Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi kronis menular yang masih membebani masyarakat Indonesia termasuk Provinsi Sumatera Barat. Interaksi antara infeksi dan status gizi yang buruk merupakan hal kompleks dan saling berkaitan satu sama lain. Status gizi dapat diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan pemeriksaan kadar albumin. Objektif. Mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar albumin pada pasien TB paru di RSUP dr. M Djamil Padang. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Data sekunder diambil dengan menggunakan rekam medik 96 pasien rawat inap TB paru RSUP dr. M. Djamil yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi. Data dipilih melalui purposive sampling. Variabel penelitian ialah IMT dan kadar albumin. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel dan diolah menggunakan program SPSS. Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan uji chi-square. Hasil. Hasil penelitian mendapatkan dari 96 subjek penelitian terdapat 50 orang (52.1%) memiliki IMT kurus, 46 ornag (47.9%) memiliki IMT normal - gemuk. Kadar albumin 96 subjek penelitian terbagi atas 23 orang (24%) memiliki kadar albumin normal, dan 73 orang (76%) memiliki kadar albumin rendah. Hasil analisis uji Pearson Chi-Square antara IMT dengan kadar albumin memiliki nilai p sebesar 0.017 (<0.05). Kesimpulan. Indeks Massa Tubuh (IMT) memiliki hubungan dengan kadar albumin pada pasien TB paru RSUP dr. M. Djamil. Kata kunci: tuberkulosis paru, indeks massa tubuh, kadar albumin. Background. Pulmonary Tuberculosis (TB) is a contagious chronic infectious disease that still burdening the Indonesian people, including in the West Sumatera to the present. The interaction between infection and malnutrition are complex and interrelated. Nutritional status can be measured by calculating Body Mass Index (BMI) and albumin serum levels check. Objective. To determine the relationship between Body Mass Index and albumin levels of pulmonary TB patients in M. Djamil Padang Central Public Hospital. Method. This research was an observational analytic study with a cross-sectional approach. Secondary data retrieval using a medical record of 96 pulmonary TB patients in M. Djamil Hospital that fulfill the inclusion and exclusion criteria. The data were taken using the purposive sampling method. The research variables are Body Mass Index (BMI) and albumin levels. The data obtained is entered into a table and processed using the SPSS program. Variable relationship analysis was performed by using the chi-square test. Result. The result of this study found that from 96 research subjects there were 50 people (52.1%) had an underweight BMI, 46 people (47.9%) had a normal-overweight BMI. On albumin levels, we concluded that 23 people (24%) had normal albumin levels and the remaining 73 people (76%) had low albumin levels. The result of the analysis with the Pearson Chi-Square test between BMI and albumin levels have a p-value of 0.0017 (<0.05). Conclusion. Body Mass Index (BMI) has a relationship with albumin levels of pulmonary TB patients M. Djamil Hospital. Keywords: pulmonary tuberculosis, body mass index, albumin levels.
Gambaran Faktor Risiko Pasien Kanker Serviks di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2019 Astri Nadia Hidayat; Novita Ariani; Ida Rahman Burhan
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1200.649 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.239

Abstract

Cervical cancer was one of the most common malignancies in women and was the leading cause of death from cancer, especially in low and middle-income countries (developing countries). The high incidence and mortality rate in developing countries was caused by the lack of knowledge about cervical cancer and limited access to early detection, so that patients come late for treatment and were diagnosed when their condition were severe and the disease had progressed to an advanced stage. This study was conducted in the Medical Record Installation section of Dr. M. Djamil Padang Hospital on 11 August - 2 September 2020. The results of the study were obtained from secondary data from medical records, and data collection was taken by total sampling. Samples that have met the inclusion criteria in this study were 84 patients diagnosed with cervical cancer at Dr. M. Djamil Padang Hospital in 2019. The results showed cervical cancer patients at Dr. M. Djamil Padang Hospital in 2019 were mostly in the ≥50 year age group (51.2%), multiparous category (77.4%), and High School/ equivalent category (70.2 %). Keywords : Risk Factor, Cervical Cancer, Age, Parity, Education Level