Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

MEMBANGUN SOCIAL NURTURANCE DI KALANGAN REMAJA DALAM RANGKA MENCEGAH KEKERASAN TERHADAP ANAK DI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Ade Adhari; Luisa Srihandayani; Malvin Jati Kuncara Alam W
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i2.12723

Abstract

Child violence cases are increasing in Indonesia. One cause of the increase is 'lack of community involvement with families'. The community often views violence against children as a natural way of educating children by parents, so there is no need for intervention from the community. This view needs to be changed with the socialization of the concept of social nurturance that every individual in society needs to participate to help children, not solely out of obligation, but as a necessity. Without realizing it, "nurturance" or help or care for others has become one of the fundamental needs of every individual. In the context of protecting children, someone needs to take part in taking attitudes and actions, because sexual violence that is ignored will trigger various negative impacts on the child and moreover the social environment in which the child lives, including the environment in which each individual performs. Therefore, it is necessary to socialize the understanding of the context of social nurturance for SMA Kolese Loyola students as part of the community. The methodology consists of several stages, which are: identifying the problem of violence against children, preparing the proposal, obtaining the PKM implementation permit, implementing the PKM, compiling the PKM output, preparing the PKM progress report and compiling the final PKM report. The result of this PKM activity is that Loyola College High School students get new information that in fact basic human rights are not only clothing, food and shelter, but also the need to always help children when facing violence. ABSTRAK:Kasus kekerasan anak semakin meningkat di Indonesia. Salah satu penyebab peningkatan tersebut ialah ‘lack of community involvement with families’. Masyarakat acapkali memandang kekerasan terhadap anak adalah suatu kewajaran cara mendidik anak oleh orang tua, sehingga tidak perlu mendapat intervensi dari masyarakat. Pandangan ini perlu diubah dengan sosialisasi konsep social nurturance bahwa setiap individu dalam masyarakat perlu berpartisipasi untuk menolong anak, bukan semata-mata karena kewajiban, namun sebagai suatu kebutuhan. Tanpa disadari, ‘nurturance’ atau pertolongan atau kepedulian terhadap orang lain telah menjadi salah satu kebutuhan fundamental pada tiap individu. Dalam konteks perlindungan terhadap anak, seseorang perlu turut andil mengambil sikap dan tindakan, sebab kekerasan seksual yang dibiarkan akan memicu berbagai dampak negatif terhadap diri anak dan terlebih lagi lingkungan sosial di mana anak itu tinggal, termasuk lingkungan tempat masing-masing individu beraktivitas. Oleh karena itu, diperlukan adanya sosialisasi pemahaman mengenai konteks social nurturance terhadap anak-anak SMA Kolese Loyola sebagai bagian dari masyarakat. Metode pelaksanaan PKM terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap penggalian permasalahan kekerasan terhadap anak, tahap penyusunan proposal, tahap pengurusan izin pelaksanaan PKM, tahap pelaksanaan PKM, tahap penyusunan luaran PKM, tahap penyusunan laporan kemajuan PKM dan tahap penyusunan laporan akhir PKM. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah siswa SMA Kolese Loyola mendapatkan informasi baru bahwa sesungguhnya hak dasar manusia bukan hanya sandang, pangan dan papan, tetapi juga kebutuhan untuk senantiasa membantu anak apabila menghadapi kekerasan
MEMBANGUN BUDAYA ANTI-KORUPSI MELALUI PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGENAI REGULASI DI BIDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Ade Adhari; Fajar Dian Aryani; Luisa Srihandayani; Malvin Jati Kuncara Alam W
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i2.12725

Abstract

Corruption is a problem that is still being faced by the Indonesian people. Indonesia is also currently one of thecountries with a high corruption rate. As a national problem, corruption is difficult to overcome because it is deeplyrooted in various fields of life. Therefore, there is an urgency to build an anti-corruption culture. The culturaldevelopment must be started in a small scope, namely SMAN 17 Jakarta. The purpose of holding this activity is toincrease understanding of the dangers of corruption for national development and various regulations on corruptionprevention. The method of implementing PKM this time is done online by relying on a zoom platform. The stages ofPKM implementation consist of identifying problem, drafting proposals, managing PKM implementation permits,implementing PKM, compiling PKM outputs, compiling PKM progress reports and preparing PKM final reports. Theresult of this PKM activity is to increase understanding of the policies to combat corruption that are needed to build an anti-corruption culture for students of SMAN 17 Jakarta. The conclusion from this activity is that it provides an understanding of the negative impact of corruption and various regulations on corruption prevention are useful for fostering enthusiasm to fight corruption in Indonesia. Through this understanding, students are expected to experience increased legal awareness about what actions are categorized as criminal acts of corruptionABSTRAK:Korupsi adalah permasalahan yang hingga saat ini masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Indonesia pun saat ini menjadi salah satu negara dengan angka korupsi yang masih tinggi. Sebagai masalah nasional, korupsi sulit diatasi karena sudah mengakar dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh sebab itu, terdapat urgensi untuk membangun budaya anti-korupsi. Pembangunan budaya tersebut harus dimulai dalam lingkup yang kecil yakni SMAN 17 Jakarta.Tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya korupsi bagi pembangunan naisonal dan berbagai regulasi penanggulangan tindak pidana korpusi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) kali ini dilakukan secara daring dengan mengandalkan platform zoom. Tahapan pelaksanaan PKM terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap penggalian informasi permasalahan, penyusunan proposal, pengurusan izin pelaksanaan PKM, pelaksanaan PKM, penyusunan luaran PKM, penyusunan laporan kemajuan PKM dan penyusunan laporan akhir PKM. Hasil kegiatan PKM ini adalah meningkatnya pemahamanan tentang kebijakan penanggulangan tindak pidana korupsi yang dibutuhkan untuk membangun budaya anti korupsi para siswa SMAN17 Jakarta. Kesimpulan dari hasil kegiatan PKM ini adalah pemberian pemahaman mengenai dampak negatif dari korupsi dan berbagai aturan penanggulangan korupsi bermafaat untuk menumbuhkan semangat untuk melawan korupsi di Indonesia. Melalui pemahaman tersebut, siswa diharapkan akan mengalami peningkatan kesadaran hukum tentang perbuatan apa saja yang dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi.