Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Model Blended Learning pada Keterampilan Berpikir Analitik Mahasiswa: The Effect of Blended Learning Model on Undergraduate Students' Analytical Thinking Skills Yula Miranda; Saritha Kittie Uda; Nuriman Wijaya; Bintang Sariyatno
BiosciED: Journal of Biological Science and Education Vol. 2 No. 2 (2021): BiosciED December 2021
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bed.v2i2.4314

Abstract

Global pandemik Covid-19 yang juga melanda Indonesia turut pula berdampak luas dalam kegiatan pendidikan dan akademik mahasiswa termasuk di bidang pendidikan biologi dimana pembelajaran dan praktikum secara tatap muka menjadi sangat dibatasi. Dalam upaya memenuhi Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), maka perlu ada berbagai inovasi pembelajaran termasuk dengan melakukan modifikasi pada model pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran blended learning yaitu model pembelajaran yang menggabungkan unsur tatap muka dan pembelajaran secara daring (online learning), terhadap keterampilan berpikir analitik pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Belajar dan Pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya dengan membandingkan penggunaan daring Aplikasi Zoom dan Aplikasi Google Class Room. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan identifikasi mahasiswa merinci elemen-elemen dari suatu masalah; relasi utama antara elemen-elemen dalam suatu unsur; serta kemampuan mengenal suatu elemen dalam relasi dari struktur kompleks terhadap objek belajar adalah lebih terampil dengan menggunakan daring Aplikasi Zoom dibandingkan dengan menggunakan daring Aplikasi Google Class Room. Hasil respon mahasiswa menunjukkan bahwa adanya jaringan internet yang lemah menjadi kendala utama dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan sebanyak 52% responden menyatakan cukup puas dengan penerapan blended learning.
Inventarisasi Tumbuhan Paludicrop di Desa Pilang Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah: Inventory of Paludicrop Plants in Pilang Village, Pulang Pisau Regency, Central Kalimantan Lusiana Dewi Anggraeni; Saritha Kittie Uda; Agus Sadono
BiosciED: Journal of Biological Science and Education Vol. 3 No. 1 (2022): BiosciED June 2022
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bed.v3i1.4917

Abstract

Paludicrop adalah tanaman pertanian yang hidup di lahan basah termasuk di lahan gambut. Paludicrop ini salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pangan bagi masyarakat. Pengetahuan mengenai paludicrop belum tercatat dengan baik, sehingga perlu dilakukan pendataan jenis-jenis paludicrop. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis-jenis paludicrop dari lahan gambut yang terdapat di Desa Pilang. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Metode deskriptif eksploratif dan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis paludicrop yang berada di Desa Pilang, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah.  Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel objek (jenis-jenis paludicrop yang ditemukan di wilayah sampel) dan sampel wilayah (Desa Pilang, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau). Teknik yang digunakan adalah purposive sampling, data dianalisis secara kualitatif berdasarkan ciri-ciri morfologi paludicrop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paludicrop yang ditemukan di Desa Pilang, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau meliputi 6 jenis, yaitu: 1) Sagu (Metroxylon sagu); 2) Rotan (Calamus spp.); 3) Bakung (Crinum asciaticum), 4) Kelakai (Stenoclaena palustris); 5) Talas (Colocasia esculenta L.); dan 6) Genjer (Limnocharis flava).
Ethnobotany of Paludicrops in Pilang Village, Pulang Pisau Regency: Etnobotani Paludicrop Di Desa Pilang Kabupaten Pulang Pisau Saritha Kittie Uda; Juleha Juleha
BiosciED: Journal of Biological Science and Education Vol. 3 No. 2 (2022): BiosciED December 2022
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bed.v3i2.5292

Abstract

Abstrak Pengetahuan dan informasi mengenai pemanfaatan tumbuhan pertanian rawa gambut khususnya tumbuhan pangan (paludicrop) masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman paludicrop yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan dari masyarakat di Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian dilakukan melalui pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode observasi, survei dan wawancara dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis paludicrop yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan yaitu: Sagu/Hambie (Metroxylon sagu Rottb), Rotan/uwei (Calamus trachycoleus L), Bakung Sayur (Crinum asiaticum L), Pakis Sayur/genjer (Limnocharis flava (L) Buch), Pakis Udang/kalakai (Stenochlaena palutris), Talas/kujang (Colocasia esculenta (L) Schott) dan kangkung air (Ipomoea aquatica). Menurut responden, bagian organ tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah batang muda (71%) dan daun muda (57%) dengan cara pengolahan yaitu direbus dan ditumis, sedangkan cara mendapatkan bibit tanaman beragam. AbstractKnowledge and information regarding the utilization of peat swamp agricultural plants, especially food crops (paludicrops) are still very limited. This study aims to determine the paludicrops used as a food source for the community in Pilang Village, Pulang Pisau Regency, Central Kalimantan Province. The research was conducted through a qualitative descriptive approach with observation, surveys, and inventory of plants, and also interviews with snowball sampling techniques. The results showed that there were 7 species of paludicrops that were used as food sources by the people of Pilang Village, namely: Sagu/Hambie (Metroxylon sagu Rottb), Rattan/uwei (Calamus trachycoleus L), Bakung Sayur (Crinum asiaticum L), Pakis Sayur/genjer (Limnocharis flava (L) Buch), Pakis Udang/kalakai (Stenochlaena palutris), Taro/kujang (Colocasia esculenta (L) Schott) dan kangkung air (Ipomoea aquatica). Based on the results of the interviews, it was found that the most widely used parts of the paludicrops as food were young stems (71%) and young leaves (57%); with the most food processing methods by making into a clear soup and stir-frying, while there are various ways to get plant seeds.