Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBANDINGAN DAYA SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG 3 JENIS TUMBUHAN ZINGIBERACEAE TERHADAP SEL KANKER MCF-7 Sinaga, Ernawati; Suprihatin, .; Wiryanti, Ida
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 5, No 3 (2011)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

We investigated and compared the cytotoxic activity of ethanolic extract of the rhizome of 3 species of Zingiberaceae plants that grow abundantly in Indonesia, i.e. Zingiber ottensii, Zingiber zerumbet, and Nicolaia speciosa in an in vitro tetrazolium salt assay using human breast cancer cell line MCF-7. The results showed that 2 out 3 extracts showed significant cytotoxic activity. i.e. Zingiber ottensii and Zingiber zerumbet with IC50 value respectively 60 and 50 ug/mL, while the ethanolic extract of Nicolaia speciosa showed considerable larger IC50, i.e. 625 ug/mL. From the results it can be concluded that the rhizome of Zingiber ottensii and Zingiber zerumbet have a good prospect to be further investigated and developed as raw materials for new cancer drug. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk membandingkan daya sitotoksik ekstrak etanol rimpang 3 jenis tumbuhan suku Zingiberaceae yang banyak tumbuh di Indonesia, yaitu bengle hantu (Zingiber ottensii L.), lempuyang gajah (Zingiber zerumbet L.), dan kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) menggunakan galur sel kanker payudara MCF-7. Pertumbuhan sel dievaluasi menggunakan metode garam tetrazolium (MTT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 di antara 3 ekstrak rimpang yang diuji menunjukkan daya sitotoksik yang kuat, yaitu ekstrak etanol bengle hantu dan lempuyang gajah dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 60 dan 50 ug/ml, sedangkan ekstrak etanol rimpang kecombrang memiliki IC50 yang jauh lebih besar, yaitu 625 ug/mL. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang bengle hantu dan lempuyang gajah memiliki potensi besar untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut menjadi sumber bahan baku obat anti kanker baru.
PERBANDINGAN DAYA SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG 3 JENIS TUMBUHAN ZINGIBERACEAE TERHADAP SEL KANKER MCF-7 Sinaga, Ernawati; Suprihatin, .; Wiryanti, Ida
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 5, No 3 (2011)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v5i3.47

Abstract

We investigated and compared the cytotoxic activity of ethanolic extract of the rhizome of 3 species of Zingiberaceae plants that grow abundantly in Indonesia, i.e. Zingiber ottensii, Zingiber zerumbet, and Nicolaia speciosa in an in vitro tetrazolium salt assay using human breast cancer cell line MCF-7. The results showed that 2 out 3 extracts showed significant cytotoxic activity. i.e. Zingiber ottensii and Zingiber zerumbet with IC50 value respectively 60 and 50 ug/mL, while the ethanolic extract of Nicolaia speciosa showed considerable larger IC50, i.e. 625 ug/mL. From the results it can be concluded that the rhizome of Zingiber ottensii and Zingiber zerumbet have a good prospect to be further investigated and developed as raw materials for new cancer drug. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk membandingkan daya sitotoksik ekstrak etanol rimpang 3 jenis tumbuhan suku Zingiberaceae yang banyak tumbuh di Indonesia, yaitu bengle hantu (Zingiber ottensii L.), lempuyang gajah (Zingiber zerumbet L.), dan kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) menggunakan galur sel kanker payudara MCF-7. Pertumbuhan sel dievaluasi menggunakan metode garam tetrazolium (MTT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 di antara 3 ekstrak rimpang yang diuji menunjukkan daya sitotoksik yang kuat, yaitu ekstrak etanol bengle hantu dan lempuyang gajah dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 60 dan 50 ug/ml, sedangkan ekstrak etanol rimpang kecombrang memiliki IC50 yang jauh lebih besar, yaitu 625 ug/mL. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang bengle hantu dan lempuyang gajah memiliki potensi besar untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut menjadi sumber bahan baku obat anti kanker baru.
Tanggap Kebal dan Tampilan Produksi Ayam Pedaging yang Diberi Ekstrak Buah Mengkudu (IMMUME RESPONSE AND PRODUCTION PERFORMANCE OF BROILERS GIVEN NONI FRUIT EXTRACTS) Razak Achmad Hamzah; Ida Wiryanti; Dewi Apri Astuti; Fadjar Satrija
Jurnal Veteriner Vol 13 No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.856 KB)

Abstract

Noni fruit (Morinda citrifolia) has been used extensively as a drug, which is advertised with a varietyof benefits, such as can increase endurance, improve productivity. Those statements have not been provedscientifically. The results of this study, are expected to provide some information to the public regardingthe true benefits of Morinda citrifolia. The aims of this research were to study the effect of Noni (Morindacitrifolia) fruit extract given to broilers to their antibody titers and the counts of lymphocytes, basophils,eosinophils, monocytes, heterophils, and leukocytes. Production performance of these chickens was alsostudied. One hundred and sixty Cobb’s strain of broilers were used in this researh and were divided intofour groups of treatments which were divided into four experiment units which each comprised of tenchickens. Mengkudu fruit extract was given for 14 consecutive days orally using doses 0.0 g, 0.1 g , 0.5 g, and1.0 g per kilogram of body weight (kbw). The chickens utilized as control (0.0 g /gbw) were given only thesame plain water which was used to extract the fruits. The blood sampling were collected at the 3rd, 5th, 14th,and 21st days of the research. The study showed mengkudu fruit extract given at dose of 0.5 g/kbw was ableto elevate immune response (antibody) significantly if given in seven succesive days, and maintain toperform as an antiallergic when the extract given at dose 0.1, 0.5, dan 1.0 g/kww for 5 consecutive days. Butthe effect on the production performance had never been observed at all level of the dose and duration ofobservation.
Korelasi Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Mengalami Obesitas Terhadap Kadar Amilase, Insulin dan Indeks Massa Tubuh Hadits Lissentiya Armal; Istiana Annisa; Harini Nurcahya; Ida Wiryanti
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 9, No 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1404

Abstract

Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah, penyakit ini merupakan gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Pankreas penderita DM tipe 2 belum rusak namun banyaknya penderita DM tipe 2 mengalami defisiensi insulin yang seharusnya tidak terjadi serta mengalami obesitas. Obesitas menjadi menyebabkan pankreatitis dan mempengaruhi insulin, pemeriksaan amilase pankreas yang bertujuan untuk mendiagnosa pankreatitis harus  dilakukan atau tepat dilakukan pada penderita DM tipe 2 yang mengalami defisiensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara Insulin, Amilase Pankreas, Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Glukosa Darah pada penderita DM Tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data sekunder sebanyak 213 pasien dengan riwayat DM Tipe 2. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 22.0 metode uji r dan uji regresi linear ganda. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Amilase Pankreas (P0,05),  terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Kadar Insulin dan terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (P0.05) pada penderita DM. Kata kunci         : Amilase, Diabetes Melitus Tipe 2, Glukosa Darah, IMT, Insulin 
Korelasi Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Mengalami Obesitas Terhadap Kadar Amilase, Insulin dan Indeks Massa Tubuh Armal, Hadits Lissentiya; Annisa, Istiana; Nurcahya, Harini; Wiryanti, Ida
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1404

Abstract

Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah, penyakit ini merupakan gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Pankreas penderita DM tipe 2 belum rusak namun banyaknya penderita DM tipe 2 mengalami defisiensi insulin yang seharusnya tidak terjadi serta mengalami obesitas. Obesitas menjadi menyebabkan pankreatitis dan mempengaruhi insulin, pemeriksaan amilase pankreas yang bertujuan untuk mendiagnosa pankreatitis harus  dilakukan atau tepat dilakukan pada penderita DM tipe 2 yang mengalami defisiensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara Insulin, Amilase Pankreas, Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Glukosa Darah pada penderita DM Tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data sekunder sebanyak 213 pasien dengan riwayat DM Tipe 2. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 22.0 metode uji r dan uji regresi linear ganda. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Amilase Pankreas (P>0,05),  terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Kadar Insulin dan terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (P<0.05) pada penderita DM. Kata kunci         : Amilase, Diabetes Melitus Tipe 2, Glukosa Darah, IMT, Insulin 
Korelasi Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Mengalami Obesitas Terhadap Kadar Amilase, Insulin dan Indeks Massa Tubuh Armal, Hadits Lissentiya; Annisa, Istiana; Nurcahya, Harini; Wiryanti, Ida
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1404

Abstract

Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah, penyakit ini merupakan gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Pankreas penderita DM tipe 2 belum rusak namun banyaknya penderita DM tipe 2 mengalami defisiensi insulin yang seharusnya tidak terjadi serta mengalami obesitas. Obesitas menjadi menyebabkan pankreatitis dan mempengaruhi insulin, pemeriksaan amilase pankreas yang bertujuan untuk mendiagnosa pankreatitis harus  dilakukan atau tepat dilakukan pada penderita DM tipe 2 yang mengalami defisiensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara Insulin, Amilase Pankreas, Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Glukosa Darah pada penderita DM Tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data sekunder sebanyak 213 pasien dengan riwayat DM Tipe 2. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 22.0 metode uji r dan uji regresi linear ganda. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Amilase Pankreas (P>0,05),  terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Kadar Insulin dan terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (P<0.05) pada penderita DM. Kata kunci         : Amilase, Diabetes Melitus Tipe 2, Glukosa Darah, IMT, Insulin 
Potensi Ekstrak Rimpang Bangle Hantu (Zingiber ottensii) Sebagai Bahan Nefroprotektif -, Suprihatin; Wiryanti, Ida; Syairendra, Ferry; Sinaga, Ernawati
Kalwedo Sains (KASA) Vol 1 No 1 (2020): Kalwedo Sains (KASA), Maret 2020
Publisher : Program Studi Di Luar Kampus Utama Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/kasav1i1p10-19

Abstract

Penggunaan parasetamol sebagai analgetik dan antipiretik sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kebebasan dalam penggunaannya memungkinkan konsumsi yang melebihi dosis yang dianjurkan. Konsumsi parasetamol dalam dosis toksik dapat merusak organ ginjal. Kerusakan ginjal karena parasetamol dapat dicegah menggunakan bahan alami yang bersifat antioksidan. Bangle hantu (Zingiber ottensii) sudah dikenal masyarakat Indonesia sebagai bahan obat tradisional. Rimpang bangle hantu memiliki kandungan senyawa yang bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi nefroprotektif ekstrak rimpang bangle hantu terhadap tikus putih yang diinduksi parasetamol. Tikus putih galur Sprague-Dawley jantan berumur dua bulan dibagi ke dalam 7 kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol negatif, positif, pelarut ekstrak dan ekstrak 1500 mg/kg BB, sedangkan kelompok perlakuan dosis 500, 1000 dan 1500 mg/kg BB dengan pemberian parasetamol 1500 mg/kg BB pada hari ke 14. Setelah 28 hari, tikus diambil sampel darah untuk diukur kadar ureum dan kreatinin, serta diambil organ ginjalnya dibuat preparat histopatologi untuk dinilai tingkat kerusakannya. Analisis kadar ureum dan kreatinin diuji menggunakan uji One Way ANOVA, sedangkan hasil skor histopatologi menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan adanya kerusakan pada organ ginjal yang terlihat dari gambaran histopatologi ginjal. Dari penelitian disimpulkan bahwa bangle hantu terbukti tidak memiliki kemampuan nefroprotektif. Perlu diadakan penelitian tentang senyawa bangle hantu yang memiliki sifat sitotoksik.