Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Korelasi Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Mengalami Obesitas Terhadap Kadar Amilase, Insulin dan Indeks Massa Tubuh Armal, Hadits Lissentiya; Annisa, Istiana; Nurcahya, Harini; Wiryanti, Ida
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1404

Abstract

Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah, penyakit ini merupakan gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Pankreas penderita DM tipe 2 belum rusak namun banyaknya penderita DM tipe 2 mengalami defisiensi insulin yang seharusnya tidak terjadi serta mengalami obesitas. Obesitas menjadi menyebabkan pankreatitis dan mempengaruhi insulin, pemeriksaan amilase pankreas yang bertujuan untuk mendiagnosa pankreatitis harus  dilakukan atau tepat dilakukan pada penderita DM tipe 2 yang mengalami defisiensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara Insulin, Amilase Pankreas, Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Glukosa Darah pada penderita DM Tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data sekunder sebanyak 213 pasien dengan riwayat DM Tipe 2. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 22.0 metode uji r dan uji regresi linear ganda. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Amilase Pankreas (P>0,05),  terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Kadar Insulin dan terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (P<0.05) pada penderita DM. Kata kunci         : Amilase, Diabetes Melitus Tipe 2, Glukosa Darah, IMT, Insulin 
Hubungan Kekeruhan, pH dan Suhu terhadap Konsentrasi Logam Berat pada Air Sungai di Tangerang Rinawati, Diana; Rachmawati, Nurmeily; Annisa, Istiana; Meilina, Meilina
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 17 No 1 Juni (2022): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v17i1.1247

Abstract

Rapid industrial growth can cause environmental pollution if not balanced with good environmentalmanagement. To determine the concentration of heavy metals in polluted water, it is better tomeasure turbidity, pH and temperature as other factors in determining the concentration of heavymetals in water bodies. For this reason, it is necessary to know the relationship between turbidity,pH, temperature and the concentration of heavy metals (Pb, Cd, Hg) in river water in Tangerang.The design of this study is a descriptive correlational study, with a total sample of 36 samples ofCirarab, Cimanceuri, Cidurian and Cisadane rivers in kabupaten Tangerang. The sample pointsare on the left, middle and right of the river with measurement times in the morning, afternoon andevening. Examination of Pb and Cd using a Non-flame Atomic Absorption Spectrophotometer(Graphite Furnace AAS). While for Hg using a Mercury Analyzer. The working principle of the AASfurnace is the process of breaking molecules into atoms using electricity. The working principle ofthe Hg probe is the process of breaking molecules into atoms using cold steam. The results showedthat the concentrations of Mercury and Cadmium were both below the quality standard with a valueof 10-4 (0.0002 mg/L). Lead concentrations varied mostly below the quality standard (0.03 mg/L).pH, temperature according to environmental conditions and turbidity below the quality standard.(400 NTU) The results of statistical tests with P values of 0.571, 0.440, 0864. It was obtained thatthere was no relationship between turbidity, pH and temperature with the concentration of Lead.The conclusion is that there is no relationship between turbidity, temperature, pH with heavy metalconcentrations expecially Lead in rivers in kabupaten Tangerang.
Body mass index (BMI) and genetic factors that predispose associated with the incidence of hypertension Annisa, Istiana; Armal, Hadits Lissentiya; Mahardhika, Rian Bayu Santya
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 7 (2024): Volume 7 Number 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v7i7.621

Abstract

Background: Hypertension is a very dangerous non-communicable disease (NCD) (Silent Killer). Body mass index (BMI) is a measuring tool for monitoring adult nutritional status related to a person's body weight. Genetic is the science that studies the inheritance of traits (heredity) in organism. Purpose: To determine the relationship between body mass index and genetic factors with hypertension. Method: A cross sectional approach, specially focusing on a descriptive quantitative. Participants were selected using purposive sampling and the Slovin formula, resulting in 100 participants from Girang Community Health Center. Univariate statistical analysis was conducted, including a chi square and multiple logistic regression. Results: Show a significance (p < 0.05) it means there is a relationship between body mass index and genetic with hypertension. The genetic variable that is most related to the incidence of hypertension is genetics with an odds ratio value of 3.441, meaning that respondents who have genetic hypertension have a 3.4 times chance of experiencing hypertension compared to respondents who do not have genetic hypertension. Meanwhile, the BMI variable has an odds ratio value of 1.903, meaning that respondents who have an abnormal BMI have a 1.9 times chance of experiencing hypertension compared to respondents who have a normal BMI. Conclusion: There is a relationship between Body Mass Index (BMI) and genetic with the incidence of hypertension.
Kadar D-Dimer Sebagai Indikator Derajat Keparahan Pada Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di RS. Permata Hati Tangerang Armal, Hadits Lissentiya; Bakti, Sukma; Annisa, Istiana
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v2i2.732

Abstract

Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa derajat keparahan infeksi COVID 19 diantaranya menggunakan pemeriksaan AGD, PT, APTT, D-dimer, NLR, ataupun Thorax Pa. Pemeriksaan D-dimer menjadi salah satu pemeriksaan yang sangat beperan penting dalam menentukan derajat keparahan pasien isolasi/ pasien yang infeksi COVID 19. D-dimer secara efektif memprediksi kematian di rumah sakit pada pasien COVID-19, yang mengindikasikan D-dimer dapat menjadi penanda awal dan bermanfaat untuk meningkatkan manajemen pasien COVID-19 Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar d-dimer dan klasifikasi derajat keparahan pada pasien terkonfirmasi COVID-19 di RS. Permata Hati Tangerang. Metode: Jenis penelitian dengan pendekatan cross-sectional, populasi berjumlah 713 pasien, sampel berjumlah 256 responden, analisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil: Menunjukkan adanya hubungan antara kadar d-dimer dengan klasifikasi derajat keparahan pada pasien terkonfirmasi covid-19 di RS Permata Hati Tangerangkarena nilai p-value 0,000< (α= 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, jadi ada hubungan antara kadar d-dimer dengan klasifikasi derajat keparahan pada pasien terkonfirmasi covid-19 di RS Permata Hati Tangerang.
Efektivitas Variasi Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis sebagai Pengganti Komposisi Larutan Turk untuk Hitung Jumlah Leukosit Annisa, Istiana; Hasanah, Mifroh; Mahardhika, Rian Bayu Santya
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v2i2.743

Abstract

Standard turk solution is a solution used for manual leukocyte count examination including glacial acetic acid, gentian violet and distilled water. Lime fruit (Citrus aurantifolia swingle) is a type of orange that has a pH of 2.0. Both of these materials belong to weak acids that can lyse blood cells other than leukocytes which can be used to check leukocyte counts. The purpose of this study was to determine the effectiveness of lime juice as a substitute for turk solution with several concentrations. The research design used is descriptive. This study uses the SPSS method. The results of this study were that the sig value of the turk solution with several variations was 2% = 0.935, 3% = 0.326, 4% = 0.162 and 5% = 0.108 where all results were > 0.05 which can be concluded that there was no much difference between the control and all variation of orange juice but the highest significant variation is 2%.
Fungi Dermatofita Pada Kuku Kaki Petani Di Desa Sumurbandung Kabupaten Lebak Annisa, Istiana; Az Zahra, Maghfirotun; Prihati, Manis
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v3i1.890

Abstract

Dermatofita merupakan kelompok jamur yang menempel dan tumbuh pada jaringan berkeratin seperti kuku pada manusia. Kelompok jamur dermatofita ini terbagi menjadi tiga genus yaitu Trichophyton sp, Mycrosporum sp dan Epidermophyton sp. Infeksi jamur tersebut menyebabkan terjadinya perubahan warna pada kuku menjadi putih, kuning atau kecoklatan, kuku mengalami onycholysis, pecah-pecah dan tidak rata. Terjadinya infeksi pada kuku dapat menyerang seseorang yang bekerja atau melakukan kontak langsung dengan lingkungan yang lembab dan kotor seperti petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk isolasi dan identifikasi fungi dermatofita pada kuku kaki petani di Desa Sumurbandung Kabupaten Lebak. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan observasi secara langsung. Sampel penelitian ini sebanyak 20 petani di Desa Sumurbandung, Kabupaten Lebak yang diambil kuku kakinya. Penelitian dilakukan dengan penanaman pada media Saboraud Dextrosa Agar (SDA) dan dilakukan pewarnaan menggunakan Lacto Phenol Cotton Blue (LPCB). Hasil ditemukan fungi dermatofita Trichophyton mentagrophytes 3 (15%), Microsporum fulvum 1 (5%) dan Trichophyton rubrum 1 (5%). Dan 15 (75%) terdapat fungi non-dermatofita, dengan demikian diharapkan bagi petani untuk selalu memperhatikan personal hygine pada kuku kaki saat sebelum dan sesudah bekerja, sehingga dapat meminimalisir terjadinya infeksi jamur pada kuku.
Korelasi Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Mengalami Obesitas Terhadap Kadar Amilase, Insulin dan Indeks Massa Tubuh Armal, Hadits Lissentiya; Annisa, Istiana; Nurcahya, Harini; Wiryanti, Ida
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1404

Abstract

Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah, penyakit ini merupakan gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Pankreas penderita DM tipe 2 belum rusak namun banyaknya penderita DM tipe 2 mengalami defisiensi insulin yang seharusnya tidak terjadi serta mengalami obesitas. Obesitas menjadi menyebabkan pankreatitis dan mempengaruhi insulin, pemeriksaan amilase pankreas yang bertujuan untuk mendiagnosa pankreatitis harus  dilakukan atau tepat dilakukan pada penderita DM tipe 2 yang mengalami defisiensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara Insulin, Amilase Pankreas, Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Glukosa Darah pada penderita DM Tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data sekunder sebanyak 213 pasien dengan riwayat DM Tipe 2. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 22.0 metode uji r dan uji regresi linear ganda. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Amilase Pankreas (P>0,05),  terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Kadar Insulin dan terdapat hubungan yang signifikan antara Glukosa Darah Puasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (P<0.05) pada penderita DM. Kata kunci         : Amilase, Diabetes Melitus Tipe 2, Glukosa Darah, IMT, Insulin 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN SEREH DAN JERUK NIPIS UNTUK MEMBUAT HAND SANITIZER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN ASHABUL MAIMANAH CIKOBAK, PONTANG, SERANG Annisa, Istiana; Mahardhika, Rian Bayu Santya; Armal, Hadits Lissentiya
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i1.1450

Abstract

Daun sereh (Cymbopogon citratus) mengandung Alkaloid, Flavonoid, dan beberapa monoterpene. Zat-zat ini berfungsi sebagai antimikrobial. Penggunaan hand sanitizer dengan kandungan alkohol ini digunakan secara terus menerus akan mengakibatkan terjadinya iritasi pada kulit dan mendehidrasi kulit. Oleh sebab itu perlu diupayakan untuk mengurangi penggunaan handsanitizer dengan kandungan alkohol ini dengan mengggunakan bahan alam. Senyawa ini dapat di peroleh dari tanaman yang mengandung sifat antiseptic yaitu daun sereh dan kulit jeruk nipis. Kegiatan ini bertujuan menerapkan hasil penelitian dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan terutama dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan sereh dan jeruk nipis serta mengetahui proses pembuatan hand sanitizer dari sereh dengan campuran jeruk nipis. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah Asset Based Community Development (ABCD). pendekatan yang mengarah pada pemahaman dan internalisasi asset, kekuatan, potensi dan pendayagunaan secara mandiri dan maksimal. Meningkatnya pengetahuan kepada 51 santri mengenai manfaat Hand Sanitizer dari sereh dengan campuran jeruk nipis untuk higiene dan proses pembuatan Hand Sanitizer dari sereh dengan campuran jeruk nipis, menunjukan adanya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan post test dengan pre test penyuluhan dan pelatihan. Nilai rata-rata pre test penyuluhan dan pelatihan adalah 53,73, sedangkan post test penyuluhan dan pelatihan adalah 87,25. Serta Terdapat santri yang mengaplikasikan pembuatan Hand Sanitizer dari sereh dengan campuran jeruk nipis untuk usaha dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Meningkatnya pengetahuan kepada 51 santri mengenai manfaat Hand Sanitizer dan terdapat santri yang mengaplikasikan pembuatan Hand Sanitizer dari sereh dengan campuran jeruk nipis untuk usaha dalam meningkatkan perekonomian keluarga.
EFFECTIVENESS ASSESSMENT OF COVID-19 VACCINE: ANTIBODY FORMATION POST SECOND DOSE Armal, Hadits Lissentiya; Annisa, Istiana; Sabilla, Chika Aini
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 34 No. 4 (2024): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v34i4.2193

Abstract

COVID-19 adalah penyakit infeksi saluran pernapasan dan merupakan jenis virus baru yang ditemukan oleh manusia sejak kemunculannya di Wuhan, China pada Desember 2019. Sekitar 60-70% individu yang telah terpapa dari populasi telah memperoleh kekebalan kelompok terhadap SARS-CoV-2. Dosis yang diberikan kepada peserta vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk menginduksi kekebalan yang sama seperti kelompok penyintas COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas vaksin COVID-19 dalam membentuk antibodi terhadap SARS-CoV-2 setelah dosis kedua. Desain penelitian menggunakan metode cross sectional atau eksperimental dengan analisis data deskriptif (kuantitatif), menggunakan alat ukur berupa pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan antibodi menggunakan metode immunochromatographic assay. Dalam pemeriksaan ini, sampel dari 50 responden diambil dan setiap sampel diambil secara berkala, yaitu pada minggu keempat dan minggu keenam setelah dosis kedua vaksin diberikan. Hasil menunjukkan bahwa lebih banyak antibodi reaktif terbentuk pada minggu keenam, yaitu 48 orang (48%) dengan nilai p = 0,031<0,05 sehingga ada hubungan antara pemberian vaksin Covid-19 dan hasil pembentukan antibodi dan terdapat hubungan antara waktu dan pembentukan jenis antibodi, nilai p = 0,047 <0,05, ditemukan bahwa lebih banyak jenis antibodi IgG terbentuk pada minggu keenam, yaitu sebanyak 46 orang (46%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa vaksin COVID-19 efektif dalam membentuk antibodi terhadap SARS-CoV-2, dengan peningkatan jumlah antibodi reaktif dan jenis IgG yang signifikan pada minggu keenam setelah dosis kedua vaksin diberikan, menunjukkan hubungan yang erat antara waktu pemberian vaksin dan pembentukan antibodi (p < 0,05).