Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Sandiwara Sunda sebagai Bentuk Transmisi Nilai bagi Generasi Muda Dwimarwati, Retno; Wita, Afri
PANGGUNG Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v23i3.140

Abstract

ABSTRACT Character education is nowadays being promoted in national education system since it is consi- dered to be able to enhance the character of present and future generation. Character building cannot be separated from culture. In this case, Ringkang Gumiwang Arts House (RGAH) concerns on cha- racter education by reintroducing mother language (Sundanese) as an effort to build one’s culture. Reconstructing Sundanese play is conducted as an attempt of retaining the existence of Sundanese culture. The performance of Sundanese play grows into media of maintaining language and arts for young generation. Arts inheritance method is implemented to explore and apply the sustainment of arts in the society. Understanding of values in the performance is expected to be applied in the youth life. Therefore, the performance appreciation run by RGAH can be a model in transmitting values of a society. Plays (Sandiwara) become a good vehicle to increase appreciation among the youth. Keywords: Sundanese plays, values transmission, young generation  ABSTRAK Pendidikan karakter kini tengah digalakkan dalam sistem pendidikan nasional karena dapat meningkatkan mutu karakter generasi sekarang dan masa datang. Kita tidak mung- kin membangun karakter terlepas dari budayanya. Padepokan Seni Ringkang Gumiwang (PSRG) peduli pada pendidikan karakter dengan mengenalkan kembali bahasa ibu(Sunda) sebagai upaya membangun budaya sendiri. Rekonstruksi Sandiwara Sunda dilakukan se- bagai upaya pemertahanan eksistensi budaya Sunda. Pertunjukan sandiwara Sunda men- jadi media pemertahanan bahasa dan seni kepada generasi muda. Metode Pewarisan kese- nian digunakan untuk menggali dan mengaplikasikan keberlangsungan sebuah kesenian di masyarakat. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung di dalam pertunjukan diharapkan dapat diaplikasi dalam kehidupan siswa (generasi muda). Oleh karena itu, apresiasi per- tunjukan yang dilakukan oleh PSRG dapat menjadi model dalam transmisi nilai pada ma- syarakat. Sandiwara menjadi wahana tepat dalam peningkatan apresiasidi kalangan ge- nerasi muda. Kata kunci: Sandiwara Sunda, transmisi nilai, generasi muda 
PANAKAWAN MENGGUGAT PE-LIYAN-AN: ANALISIS WACANA POSKOLONIAL PADA NOVEL PURAGABAYA Afri Wita
Humaniora Vol 25, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.408 KB) | DOI: 10.22146/jh.1813

Abstract

Tulisan ini bertujuan menemukan posisi yang di-liyan-kan dalam novel Puragabaya menggugat pe-liyan-an terhadap mereka. Metode yang digunakan untuk membaca data dalam novel adalah analisis wacana, khususnya yang digunakan oleh Sara Mills. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teori poskolonial, terutama gagasan Homi K. Bhabha mengenai mimikri dan hibriditas. Hasil analisis menunjukkan bahwa panakawan di-liyan-kan melalui penamaan, tubuh, sifat dan kebiasaan, tempat, dan peran mereka. Gambaran pe-liyan-an mereka ditunjukkan sebagai sesuatu yang alamiah. Pada akhirnya bagaimana panakawan menggugat pe-liyan-an ditunjukkan dengan praktik yang berbeda, Ogel dengan mimikrinya, sementara Jasik menolak peniruan.
Sandiwara Sunda sebagai Bentuk Transmisi Nilai bagi Generasi Muda Retno Dwimarwati; Afri Wita
PANGGUNG Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.385 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i3.140

Abstract

ABSTRACT Character education is nowadays being promoted in national education system since it is consi- dered to be able to enhance the character of present and future generation. Character building cannot be separated from culture. In this case, Ringkang Gumiwang Arts House (RGAH) concerns on cha- racter education by reintroducing mother language (Sundanese) as an effort to build one’s culture. Reconstructing Sundanese play is conducted as an attempt of retaining the existence of Sundanese culture. The performance of Sundanese play grows into media of maintaining language and arts for young generation. Arts inheritance method is implemented to explore and apply the sustainment of arts in the society. Understanding of values in the performance is expected to be applied in the youth life. Therefore, the performance appreciation run by RGAH can be a model in transmitting values of a society. Plays (Sandiwara) become a good vehicle to increase appreciation among the youth. Keywords: Sundanese plays, values transmission, young generation  ABSTRAK Pendidikan karakter kini tengah digalakkan dalam sistem pendidikan nasional karena dapat meningkatkan mutu karakter generasi sekarang dan masa datang. Kita tidak mung- kin membangun karakter terlepas dari budayanya. Padepokan Seni Ringkang Gumiwang (PSRG) peduli pada pendidikan karakter dengan mengenalkan kembali bahasa ibu(Sunda) sebagai upaya membangun budaya sendiri. Rekonstruksi Sandiwara Sunda dilakukan se- bagai upaya pemertahanan eksistensi budaya Sunda. Pertunjukan sandiwara Sunda men- jadi media pemertahanan bahasa dan seni kepada generasi muda. Metode Pewarisan kese- nian digunakan untuk menggali dan mengaplikasikan keberlangsungan sebuah kesenian di masyarakat. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung di dalam pertunjukan diharapkan dapat diaplikasi dalam kehidupan siswa (generasi muda). Oleh karena itu, apresiasi per- tunjukan yang dilakukan oleh PSRG dapat menjadi model dalam transmisi nilai pada ma- syarakat. Sandiwara menjadi wahana tepat dalam peningkatan apresiasidi kalangan ge- nerasi muda. Kata kunci: Sandiwara Sunda, transmisi nilai, generasi muda 
Exploring the Indonesian Maritime Art toward Appreciation of Coastal Literacy Heriyawati, Yanti; Wita, Afri
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 22, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v22i2.37140

Abstract

There are many global literatures of art appreciation, but only few of them focus on maritime art appreciation. Filling the vacancy requires study of how the community or public values maritime art works in the context of coastal community’s literacy. This paper aims to show appreciation of Indonesian maritime art works. It presents the results of maritime art appreciation through Focus Group Discussion (FGD). The participants consisted of academician, governmental official, artist, creator, community, kiyai, and student. The maritime art works which are appreciated were “Segara Garam’ and “Tasbih Pesisir”. They are considered as natural and virtual art works. Respondents’ insight, knowledge, and experience showed varied perceptions. Participants with maritime culture background were quite expressive in expressing the importance of local wisdom values of the coastal community. Meanwhile the respondents without maritime culture background paid more attention on artistic and aesthetic aspects, instead of on meaning. Sociocultural difference influenced how they appreciated and produced the knowledge of maritime culture. Respondents’ cognition and affective abilities show varied interpretation, perception, and meaning of art values. Their experience of appreciation showed the importance of perception of maritime art in actualizing local genius. The appreciation of maritime art was performed to improve people’s awareness of strengthening maritime culture literacy.
Sandiwara Sunda sebagai Bentuk Transmisi Nilai bagi Generasi Muda Retno Dwimarwati; Afri Wita
PANGGUNG Vol 23 No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v23i3.140

Abstract

ABSTRACT Character education is nowadays being promoted in national education system since it is consi- dered to be able to enhance the character of present and future generation. Character building cannot be separated from culture. In this case, Ringkang Gumiwang Arts House (RGAH) concerns on cha- racter education by reintroducing mother language (Sundanese) as an effort to build one’s culture. Reconstructing Sundanese play is conducted as an attempt of retaining the existence of Sundanese culture. The performance of Sundanese play grows into media of maintaining language and arts for young generation. Arts inheritance method is implemented to explore and apply the sustainment of arts in the society. Understanding of values in the performance is expected to be applied in the youth life. Therefore, the performance appreciation run by RGAH can be a model in transmitting values of a society. Plays (Sandiwara) become a good vehicle to increase appreciation among the youth. Keywords: Sundanese plays, values transmission, young generation  ABSTRAK Pendidikan karakter kini tengah digalakkan dalam sistem pendidikan nasional karena dapat meningkatkan mutu karakter generasi sekarang dan masa datang. Kita tidak mung- kin membangun karakter terlepas dari budayanya. Padepokan Seni Ringkang Gumiwang (PSRG) peduli pada pendidikan karakter dengan mengenalkan kembali bahasa ibu(Sunda) sebagai upaya membangun budaya sendiri. Rekonstruksi Sandiwara Sunda dilakukan se- bagai upaya pemertahanan eksistensi budaya Sunda. Pertunjukan sandiwara Sunda men- jadi media pemertahanan bahasa dan seni kepada generasi muda. Metode Pewarisan kese- nian digunakan untuk menggali dan mengaplikasikan keberlangsungan sebuah kesenian di masyarakat. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung di dalam pertunjukan diharapkan dapat diaplikasi dalam kehidupan siswa (generasi muda). Oleh karena itu, apresiasi per- tunjukan yang dilakukan oleh PSRG dapat menjadi model dalam transmisi nilai pada ma- syarakat. Sandiwara menjadi wahana tepat dalam peningkatan apresiasidi kalangan ge- nerasi muda. Kata kunci: Sandiwara Sunda, transmisi nilai, generasi muda 
LITERASI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MUNDUPESISIR MELALUI KATALOG Heriyawati, Yanti; Wita, Afri; Jaenudin, Nanang
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 9 No 1 (2025): JANUARI - JULI
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v9i1.6104

Abstract

Desa Mundupesisir memiliki potensi kearifan lokal masyarakat nelayan yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, di antaranya: 1) Tanaman mangrove; 2) Ritual nadran; 3) Situs Ki Lobama; dan 4) Cara penangkapan dan pengolahan ikan laut, serta menjaga sumber daya alam maritim. Semua potensi sumber daya alam maupun kreativitas masyarakat Mundupesisir belum dikelola dengan baik. Masih sangat terbatas dalam mempromosikan dan mengemas produk-produk yang dapat dijual. Begitu pula terkait media yang belum dipahami bagaimana mengakses untuk kerja sama dalam mempublikasikan potensi desa tersebut. Tujuan pemberdayaan Masyarakat melalui pembuatan katalog ini pada peningkatan pengetahuan dan kemampuan perempuan Mundupesisir dalam memproduksi kearifan lokal sekaligus memasarkannya sehingga dapat meningkatkan minat pengunjung terhadap destinasi wisata bahari di Mundupesisir Cirebon. Produktivitas perempuan di lingkungan masyarakat nelayan juga sebagai bentuk kesetaraan gender seperti halnya pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang harus dicapai. Kesetaraan gender menjadi isu yang menghadirkan ketimpangan peran perempuan dalam mendapatkan peluang yang lebih baik di Masyarakat. Implementasi pemberdayaan ini dlakukan dalam lima tahap, yaitu Penyusunan Materi Kegiatan; Sosialisasi Program; Pelatihan & Penerapan teknologi; Pendampingan dan evaluasi; Keberlanjutan program. Dua solusi yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah mitra, yaitu tahap produksi dan tahap promosi. Pada tahap produksi difokuskan pada identifikasi nilai-nilai kearifan lokal dari artefak dan produk. Tahap promosi diterapkan pada pembuatan katalog, dari mulai pemilihan bahan, materi, tata letak, ukuran, dan lain-lain yang secara keseluruhan merupakan proses desain.
Generating local wisdom through the prototype of docudrama “Becak Stasiun” as an educational program on RCTV Heriyawati, Yanti; Wita, Afri; Mulyadi, Yadi
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v20i1.6596

Abstract

Docudrama is a television program that offers a hybrid genre between reality and fiction to convey the socio-cultural reality of Ciayumajakuning in the form of drama. The purpose of this study is to describe the structure of drama, visualization, and audio of the docudrama prototype, and to support the study of the trial results through appreciation. The method used is descriptive analysis applied to the docudrama prototype. The prototype public test was conducted through a questionnaire to analyze audience appreciation. The title Becak Stasiun represents the Ciayumajakuning community (Cirebon, Indramayu, Majalengka, and Kuningan) is a drama performance set in a train station, Nasi Jamblang, and a fishing village with the Cirebon landscape that supports its visualization. The language used is a mixture of Javanese and Sundanese dialects, accompanied by music and regional songs with a tarling nuance. The results of this study indicate that the audience appreciation survey shows that the Becak Stasiun Dokudrama is entertaining and educational by highlighting the potential of Cirebon, including its artistic and cultural values. As a television show, the prototype of the Docudrama Becak Stasiun represents the ethnography of the Ciayumajakuning community and functions as a medium for conveying local wisdom that attracts the interest of the people of Cirebon and its surroundings.
NADRAN SEBAGAI MODEL FESTIVAL PESISIR DI CIREBON Heriyawati, Yanti; Wita, Afri; Masunah, Juju
PANGGUNG Vol 33 No 2 (2023): Ideologi, Identitas, dan Kontekstualitas Seni Budaya Media
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v33i2.2442

Abstract

Nadran merupakan ritual tahunan masyarakat pesisir Cirebon untuk merayakan pesta nelayan. Pusat penyelenggaraan peristiwa sakral ini di Makam Gunung Djati yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan keraton. Kajian ini menjelaskan bagaimana ritual nadran sebagai model festival pesisir yang merepresentasikan peristiwa pesta rakyat dan raja dalam memaknai integritas sosial dalam ruang dan waktu terpilih. Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pengemasan ritual nadran sebagai festival pesisir dalam menjaring komunitas seni pesisir untuk mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal. Festival pesisir yang dilaksanakan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan keraton. Festival memberi ruang bagi masyarakat pesisir untuk meningkatkan produksi karya/produk kreatif; menciptakan panggung seni pertunjukan; para pelaku, seniman, dan creator memiliki ruang dialog dan jejaring untuk membangun integritas bangsa melalui seni dan ritual. Perubahan masyarakat dalam memaknai realitas memacu jiwa kebertahanan dan sikap kesiapan untuk bersaing secara kompetitif sehingga terus menghasilkan karya yang berkualitas.