Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penyuluhan Kesehatan Jiwa : Coping Strategy Pada Kondisi Darurat Bencana Pada Komunitas Remaja Nurul Hidayah; Dwin Seprian
Shihatuna : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 1 (2022) : Juni
Publisher : FKM UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/shihatuna.v2i1.11464

Abstract

Pulau Lemukutan termasuk dalam daerah tujuan pariwisata di Kalimantan Barat. Pulau Lemukutan juga dikenal sebagai salah satu tempat menyelam dan snorkeling terbaik. Hal ini berdasarkan banyaknya terumbu karang yang indah dengan luas hampir 1.500 hektar. Sebagai daerah tujuan wisata, Pulau Lemukutan memiliki fasilitas kesehatan untuk mendukung pengembangan pariwisata. Namun faktanya, Pulau Lemukutan saat ini hanya memiliki 1 fasilitas kesehatan berupa poskesdes dengan hanya satu bidan. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan letak Pulau Lemukutan yang berada di wilayah pesisir yang rawan dengan potensi kedaruratan bencana. Bencana alam dapat menyebabkan gangguan stres mental.Dalam kamus psikologi stress adalah suatu keadaan depresi baik secara fisik maupun psikis. Stres yang berasal dari frustasi dan konflik yang dialami individu yang dapat berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia. Stres bisa muncul pada berapa usia pun, termasuk remaja. Sasaran sosialisasi ini adalah para pemuda Desa Pulau Lemukutan, khususnya yang berusia 12-20 tahun. Pemerintah Desa Pulau Lemukutan telah menjadi komitmen untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kontribusi dasar dari program ini adalah transfer of knowledge, dalam meningkatkan pengetahuan tentang strategi koping kesehatan mental dalam kedaruratan bencana. metode pelaksanaannya melalui dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.Tahap persiapan berupa survei dan persiapan sosial untuk membangun komitmen penyelenggaraan pendidikan kesehatan. Sementara itu, tahap pelaksanaan berupa penyuluhan kesehatan tentang Strategi Penanggulangan Keadaan Darurat. Kegiatan ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sebelum pelaksanaan pendidikan kesehatan. Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat adalah peningkatan pengetahuan remaja tentang Strategi Mengatasi Kondisi Darurat Bencana.
Beban Kerja dan Kelelahan Kerja dalam Pemberian Obat-Obatan High Alert: Implementasi Prosedur Double Check Yunita Dwi Anggreini; Nurul Hidayah
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 10 (2022): Volume 4 Nomor 10 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i10.7873

Abstract

ABSTRACT Introduction: The safety of drug administration, especially high alert drugs, is an indicator of patient safety. Several conditions such as workload and work fatigue can cause errors in medication administration.Purpose: This study aims to identify the relationship between workload and work fatigue with the application of double checking in the administration of high alert drugs in the intensive care unit at RSUD dr. Soedarso Pontianak.Method: This study uses an analiytic observational design with a cross-sectional approach. The research sample was 49 intensive nurses at RSUD dr. Soedarso Pontianak who was selected by accidental sampling technique. The instruments used in data collection consisted of a NASA TLX questionnaire to measure workload, a Fatigue Assessment Scale (FAS) questionnaire to measure work fatigue and a nurse implementation questionnaire in the implementation of double checking in the administration of high alert drugs.Result: The results showed that work fatigue was related to the application of double checking in the administration of high alert drugs in the intensive care unit, while workload was not related. Conclusion: There is a correlation between work fatigue and the implementation of double checking in the administration of high alert drugs in the intensive care unit. Keywords : double checking, high alert drug, work fatigue, workload   ABSTRAK Pendahuluan:  Keamanan pemberian obat terutama obat high alert merupakan indikator keselamatan pasien. Beberapa kondisi seperti beban kerja dan kelelahan kerja dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat-obatan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan beban kerja dan kelelahan kerja dengan penerapan double checking dalam pemberian obat high alert di unit perawatan intensif di RSUD dr. Soedarso Pontianak.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Sampel penelitian adalah 49 perawat intensif RSUD dr. Soedarso Pontianak yang dipilih secara accidental. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari kuesioner NASA TLX untuk mengukur beban kerja, kuesioner Fatigue Assessment Scale (FAS) untuk mengukur kelelahan kerja dan kuesioner implementasi perawat dalam pelaksanaan double checking dalam pemberian obat-obatan high alert.Hasil: Hasil penelitian diketahui kelelahan kerja berhubungan dengan penerapan double checking dalam pemberian obat high alert di unit perawatan intensif sedangkan beban kerja tidak berhubungan.Kesimpulan: Ada korelasi antara kelelahan kerja dengan implementasi double checking dalam pemberian obat-obatan high alert di unit perawatan intensif. Kata kunci: Beban kerja, double checking, kelelahan kerja, obat high alert
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DAN PENERAPAN PRE-HOSPITAL SAFETY MANAGEMENT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA OLAK-OLAK KUBU KECAMATAN KUBU: THE RELATIONSHIP OF COMMUNITY KNOWLEDGE LEVEL AND APPLICATION OF PRE-HOSPITAL SAFETY MANAGEMENT IN HYPERTENSION PATIENTS IN OLAK-OLAK VILLAGE KUBU SUB-DISTRICT KUBU Indri Oktaviani; Yunita Dwi Anggraeni; Nurul Hidayah
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v4i2.47

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit kronis dengan peningkatan tekanan pembuluh darah arteri. Hipertensi saat ini mengalami peningkatan prevalensi dan membutuhkan perawatan jangka panjang. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg. Tujuan: Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang Pre-Hospital Safety Management pada hipertensi di Desa Olak-Olak Kubu Kecamatan Kubu Raya. Metode: Metodologi yang digunakan adalah penelitian kuantitatif cross sectional dengan purposive sampling. Responden yang digunakan sebanyak 88 responden dengan menggunakan kuesioner pengetahuan dan ­pre-hospital safety management. Uji analisa menggunakan spearman rank dengan nilai p=0,05. Hasil Penelitian: Hasil penelitian jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (71,6%), umur terbanyak adalah 50 tahun, pendidikan terbanyak adalah SD (73,9%), pekerjaan terbanyak adalah buruh (65,9%), tingkat pengetahuan tentang hipertensi sebagian besar memiliki pengetahuan baik (86,4%), dan penerapan pre-hospital safety management memiliki penerapan baik (81,8%). Hasil spearman rank didapatkan nilai p=0,000<0,05 H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat dengan penerapan pre-hospital safety management pada hipertensi. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 88 responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar (86,4%) dan pengetahuan kurang sebesar (13,6%). Sedangkan responden yang memiliki penerapan baik sebesar (81,8%) dan penerapan kurang sebesar (18,2%).
Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Orang Tua tentang Masalahan Kesehatan Jiwa Remaja di Pulau Lemukutan Dwin Seprian; Nurul Hidayah; Masmuri Masmuri; Muhammad Syafri Fachruddin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.8091

Abstract

ABSTRAK         Pengetahuan cara mendeteksi dini masalah kesehatan jiwa dibutuhkan orang tua agar dapat mengatasi ataupun mengetahui tindakan yang akan diambil ketika remaja mengalami masalah tersebut. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang masalah kesehatan jiwa pada remaja di desa pulau Lemukutan. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan tentang masalah kesehatan jiwa remaja. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan data tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan yaitu kategori tinggi sebesar 25%, kategori sedang sebesar 15% dan kategori rendah sebesar 60%. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan kesehatan jiwa remaja diperoleh pengetahuan pada kategori tinggi yaitu 75% dan kategori sedang yaitu 25%. Penyuluhan kesehatan jiwa remaja meningkatkan pengetahuan orang tua tentang kesehatan jiwa remaja Kata Kunci: Penyuluhan Kesehatan Jiwa, Masalah Kesehatan Jiwa Remaja  ABSTRACT Knowledge of how to detect mental health problems early is needed by parents to be able to overcome or know the actions to be taken when adolescents experience these problems. The purpose of community service is to increase parents' knowledge about mental health problems in adolescents in the village of Lemukutan Island. The method of implementing community service is counseling about adolescent mental health problems. The results of community service obtained data on the level of knowledge before being given counseling, namely the high category of 25%, the medium category of 15%, and the low category of 60%. Meanwhile, after being given counseling on adolescent mental health, knowledge was obtained in the high category, namely 75%, and the medium category, namely 25%. Adolescent mental health counseling increases parents' knowledge about adolescent mental health Keywords: Mental Health Counseling, Adolescent Mental Health Problems
Program Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Meningkatkankan Pengetahuan Santri di Pondok Pesantren Nahdhatul Atfal Kubu Raya Nurul Jamil; Nurul Hidayah; Nisma Nisma
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10467

Abstract

ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang. Masalah PHBS paling sering ditemukan pada taraf kelompok, contohnya Pondok Pesantren. Beberapa penyakit yang dapat terjadi akibat masalah PHBS yang kurang baik seperti, masalah kulit, masalah pencernaan, bahkan sampai penyakit berat seperti Hepatitis. Hasil observasi di pesantren X Kubu Raya ditemukan adanya ketidak sesuaian antara luas kamar dengan jumlah santri yang menempati ruangan. Hal ini memiliki beberapa berdampak pada lingkungan kamar mereka kurang tertata dengan rapi, pencahayaan yang kurang, atmosfer ruangan yang kurang kondusif, bahkan berpeluang kamar kurang bersih akibat disiplin PHBS yang belum baik. PKM ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang PHBS kepada santri sehingga adanya perubahan perilaku serta mampu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-harinya di Pondok Pesantren Nahdhatul Atfal Kabupaten Kubu Raya.  Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam pemberian edukasi ini menggunakan slide PPT (proyektor in focus), dan tanya jawab. Sebelum dilakukan edukasi pengetahuan santri tentang kebersihan pribadi sebanyak 83% responden memiliki pengetahuan rendah, pengetahuan santri tentang cuci tangan sebanyak 43% responden memiliki pengetahuan rendah, dan pengetahuan santri tentang kebersihan tempat tinggal sebanyak 80% responden memiliki pengetahuan rendah. Setelah dilakukan edukasi pengetahuan santri tentang kebersihan pribadi 77% responden memiliki pengetahuan tinggi, pengetahuan santri tentang cuci tangan sebanyak 80% responden memiliki pengetahuan tinggi, dan pengetahuan santri tentang kebersihan tempat tinggal sebanyak 83% responden memiliki pengetahuan tinggi.Berdasarkan hasil observasi dan pengukuran setelah dilakukan edukasi, kegiatan PKM ini mampu meningkatkan pengetahuan santri tentang perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Kata Kunci: Edukasi, PHBS, Pondok Pesantren  ABSTRACT Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is a behavior that is carried out on awareness as a result of learning that makes a person. PHBS problems are most often found at the group level, for example Pondok Pesantren. Some diseases that can occur due to poor PHBS problems such as skin problems, digestive problems, even severe diseases such as Hepatitis. The results of observations at Pesantren X Kubu Raya found that there was a mismatch between the room area and the number of students occupying the room. This has several impacts on the environment of their rooms that are less neatly organized, less lighting, less conducive room atmosphere, and even the chance that the room is not clean due to poor PHBS discipline. This PKM aims to provide knowledge and understanding of PHBS to students so that there are changes in behavior and are able to practice in their daily lives at Pondok Pesantren Nahdhatul Atfal Kubu Raya Regency.  The implementation method carried out in providing this education uses PPT slides (in focus projectors), and questions and answers. Before the education was carried out, 83% of respondents had low knowledge of personal hygiene, 43% of respondents had low knowledge of hand washing, and 80% of respondents had low knowledge of personal hygiene. After the education, 77% of respondents had high knowledge of personal hygiene, 80% of respondents had high knowledge of hand washing, and 83% of respondents had high knowledge of residential hygiene. Based on the results of observations and measurements after education, this PKM activity was able to increase santri knowledge about Clean and Healthy Living behavior. Keywords:  Education, PHBS, Islamic Boarding School
Pemberdayaan Remaja dalam Melakukan Deteksi Dini Gangguan Mental Emosional sebagai Pertolongan Pertama pada Remaja Korban Bencana dan Trauma Nurul Hidayah; Florensa Florensa; Dwin Seprian; Verren Kerren Turnundo
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10472

Abstract

ABSTRAK Permasalahan: Kesehatan mental menjadi salah satu fokus permasalahan yang seakan tidak ada habisnya. Sekalipun tren pembicaraan terkait kesehatan mental semakin marak akhir-akhir ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kasus kesehatan mental masih tinggi, khususnya pada remaja di Indonesia. Secara global, WHO menyebutkan dalam lamannya terkait “World Mental Health Day 2021” bahwa satu dari tujuh anak berusia 10-19 tahun mengalami gangguan mental. Bahkan, setengah diantaranya bermula sejak usia 14 tahun namun tidak terdeteksi dan tertangani dengan baik. Solusi: Berkaitan dengan fenomena darurat Kesehatan mental pada remaja, terdapat intervensi yang dapat dilakukan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan remaja yaitu dengan pemberdayaan remaja dalam melakukan deteksi dini gangguan mental emosional awal yang diharapkan dapat lebih menjangkau dan meningkatkan keinginan serta pengetahuan remaja untuk mendapatkan layanan kesehatan mental yang dibutuhkan. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu pencegahan darurat kesehatan mental pada remaja SMP di Desa Pulau Lemukutan. Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah remaja SMP 4 Sungai raya Kepulauan Desa Pulau Lemukutan terutama mereka yang berusia 14-15 tahun. Hasil dari kegiatan pengabdian pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa telah sesuai target. Peningkatan pemahaman siswa/siswi dapat dilihat dengan antusiasme dalam memperhatikan setiap materi yang disampikan serta banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa/siswi baik mengenai hal-hal dalam proses terjadinya gangguan Kesehatan jiwa dan cara melakukan deteksi dini gangguan jiwa pada remaja dengan benar. Kata Kunci: Remaja, Mental Emoisonal Deteksi Dini, Bencana  ABSTRACT Mental health is one of the focus of problems that seems to have no end. Even though the trend of talk about mental health has been increasing lately, it cannot be denied that cases of mental health are still high, especially among adolescents in Indonesia. Globally, WHO stated on its website related to “World Mental Health Day 2021” that one in seven children aged 10-19 years experience mental disorders. In fact, half of them started at the age of 14 but were not detected and handled properly. Solution: Regarding the phenomenon of mental health emergencies in adolescents, there are interventions that can be carried out specifically to increase adolescent knowledge, namely by empowering adolescents in carrying out early detection of early emotional mental disorders which are expected to be able to reach more and increase the desire and knowledge of adolescents to obtain mental health services that are appropriate needed. This strategy can be used to help prevent mental health emergencies in junior high school youth in Pulau Lemukutan Village. The target of this counseling activity is the youth of SMP 4 Sungai Raya Kepulauan, Lemukutan Island Village, especially those aged 14-15 years. The results of the service activities for implementing mental health counseling activities have been on target. An increase in students' understanding can be seen by their enthusiasm in paying attention to each material presented as well as the many questions raised by both students regarding matters in the process of mental health disorders and how to correctly detect early mental disorders in adolescents. Keywords: Adolescents, Mental Emotional Early Detection, Disaster
Edukasi Tanda Bahaya Kehamilan pada Ibu Hamil di Desa Pulau Lemukutan Nisma Nisma; Nurul Hidayah; Diena Juliana; Nurul Jamil
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10474

Abstract

ABSTRAK Angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat dan memerlukan penangangan pencegahan segera. Upaya dalam pencegahan bahaya kehamilan berupa edukasi tanda bahaya kehamilan adalah memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan melalui program promosi kesehatan. Guna menurunkan angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil, terdapat intervensi yang perlu dilakukan yaitu dengan edukasi tanda bahaya kehamilan di Desa Pulau Lemukutan. Sasaran edukasi pada pengabdian ini adalah ibu hamil di Desa Lemukutan. Pengabdian ini dilaksanakan bermitra dengan Pemerintah Desa Lemukutan. Program ini bertujuan pemberian informasi dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan. Metode pelaksanaan pada pengabdian ini melalui tiga tahap yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan persiapan berupa survei dan persiapan untuk membangun komitmen dalam penyelenggaraan edukasi kesehatah. Pada tahap pelaksanaan berupa penyuluhan kesehatan tetang tanda bahaya kehamilan. Sementara itu, tahap evaluasi program ini dilakukan pre-test dan post-test. Kegiatan ini menunjukan adanya perbedaan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah pelaksanan edukasi Kesehatan. Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat yaitu adanya peningkatan pengetahuan pada ibu hamil sebelum dan sesudah pelaksanaan edukasi Kesehatan. Kata Kunci: Edukasi, Tanda Bahaya, Kehamilan  ABSTRACT The maternal and child mortality rate in Indonesia is still quite high and is a public health problem and requires immediate preventive measures. Efforts to prevent the dangers of pregnancy in the form of pregnancy danger sign education are to provide information about pregnancy danger signs through health promotion programs. In order to reduce mortality and morbidity in pregnant women, there are interventions that need to be carried out, namely by educating the danger signs of pregnancy in Lemukutan Island Village. The target of education in this service is pregnant women in Lemukutan Village.  This service is carried out in partnership with the Lemukutan Village Government. This program aims to provide information in improving maternal knowledge about the danger signs of pregnancy. The implementation method in this service goes through three stages, namely, the preparation, implementation and evaluation stages. The preparation stage is in the form of surveys and preparations to build commitments in the implementation of health education. At the implementation stage in the form of health counseling on the danger signs of pregnancy. Meanwhile, the evaluation stage of this program is carried out pre-test and post-test. This activity shows that there is a difference in the average value of knowledge before and after implementing health education. The conclusion of community service is that there is an increase in knowledge in pregnant women before and after the implementation of health education. Keywords: Education, Danger signs, Paragnancy
Penurunan Stres Akademik dengan Terapi Musik Instrumental Frekuensi 432 Hertz pada Mahasiswa Keperawatan Kota Pontianak: Studi Quasy Experimental Dwin Seprian; Nurul Hidayah; Masmuri Masmuri
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 10 (2023): Volume 5 Nomor 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i10.11122

Abstract

ABSTRACT In Indonesia, the incidence of academic stress among students reaches a prevalence of 55% and the risk increases every year. Academic stress in nursing students is related to the demands of fulfilling their competency achievements from the lecture process and field practice. Music therapy, sound frequencies from instruments have an important role in influencing brain waves. The frequency of 432 Hertz is a frequency that is close to the natural frequency in humans and is most widely used in sound healing. Music with a frequency of 432 Hertz with slow tempo rhythms and melodies has a physical and mood relaxing effect. This study aims to determine the effectiveness of 432 Hertz frequency instrumental music therapy in reducing academic stress for Pontianak city nursing students. This research method is a quasi experiment with a pre-test post-test approach without control group with a total of 60 respondents. The sampling method uses Accidental Sampling. Marginal Homogeneity statistical test to see changes in academic stress variables before and after being given instrumental music therapy with a frequency of 432 Hertz. Based on the results of the Marginal Homogeneity test analysis, it shows a p-value: 0.000 (p>0.05), which means that there is effectiveness of 432 Hertz frequency instrumental music therapy in reducing academic stress in Pontianak city nursing students. This research shows that instrumental music therapy with a frequency of 432 Hertz is effective in reducing the academic stress of Pontianak city nursing students. Keywords: Music Therapy, Frequency 432 Hertz, Academic Stress  ABSTRAK Di Indonesia, angka kejadian stres akademik pada mahasiswa mencapai prevalensi 55% dan mempunyai resiko semakin bertambah setiap tahunnya. Stres akademik pada mahasiswa keperawatan berkaitan dengan tuntutan pemenuhan capaian kompetensinya dari proses perkuliahan dan praktik lapangan. Terapi musik frekuensi suara dari instrumen memiliki peranan penting dalam mempengaruhi gelombang otak. Frekuensi 432 Hertz adalah frekuensi yang mendekati frekuensi alami pada manusia dan paling banyak digunakan di dalam sound healing. Musik dengan frekuensi 432 Hertz dengan irama dan melodi tempo pelan memiliki efek relaksasi fisik dan mood. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi musik instrumental frekuensi 432 Hertz terhadap penurunan stres akademik mahasiswa keperawatan kota Pontianak. Metode penelitian ini adalah quasy experiment dengan pendekatan pre-test post-test without control group dengan jumlah 60 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Uji statistik Marginal Homogeneity untuk melihat perubahan variabel stres akademik sebelum dan sesudah diberikan terapi musik instrumental dengan frekuensi 432 Hertz. Berdasarkan hasil analisis uji Marginal Homogeneity menunjukkan nilai p-value: 0,000 (p>0,05) yang dapat diartikan bahwa ada efektivitas terapi musik instrumental frekuensi 432 Hertz terhadap penurunan stres akademik mahasiswa keperawatan kota Pontianak. Penelitian ini menunjukkan terapi musik instrumental frekuensi 432 Hertz efektif dalam penurunan stres akademik mahasiswa keperawatan kota Pontianak. Kata Kunci: Terapi Musik, Frekuensi 432 Hertz, Stres Akademik
Psychological Well-Being Pada Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Rawat Inap Dwin Seprian; Nurul Hidayah; Masmuri Masmuri
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol. 7 No. 1 (2023): Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute
Publisher : Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33862/citradelima.v7i1.342

Abstract

Long-term treatment for diabetes mellitus (DM) patients makes it difficult to control blood sugar effectively, causing patients to experience biological, psychological, social, and spiritual imbalances. One of the psychological aspects of impact on patients with diabetes mellitus is Psychological Well Being (PWB). Psychological Well Being is a measure to see whether an individual can accept himself as a whole. DM patients who have a low PWB will have an impact on low levels of self-care. This study aims to determine the description of Psychological Well Being in diabetes mellitus patients who are hospitalized. This research method uses a quantitative descriptive survey with a cross-sectional approach. The sampling technique used non-probability sampling with a total sampling technique of 60 respondents. The results of the Psychological Well-Being study were low for 3 respondents (5.0%), medium for 54 respondents (90.0%), and high for 3 respondents (5.0%). Inpatient diabetes mellitus patients who have Psychological Well-Being in the moderate category still need to get more attention because other indicators might cause negative Psychological Well-Being.