Anastasia Dewi Wulandari
Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSTRUKSI GENDER DALAM NOVEL UTSUKUSHISA TO KANASHIMI TO KARYA YASUNARI KAWABATA (Gender Construction in Yasunari Kawabata’s Utsukushisa To Kanashimi To) Wulandari, Anastasia Dewi; Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i2.179-192

Abstract

Novel Utsukushisa to Kanashimi to merupakan sebuah karya Yasunari Kawabata yang diterbitkan pada tahun 1969. Penelitian diawali dengan menganalisis apa saja bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami Otoko dalam lingkup patriarki dengan menggunakan teori kritik sastra feminis. Kritik sastra feminis merupakan salah satu disiplin ilmu yang menekankan penelitian sastra dengan perspektif feminis. Hal yang penting dalam analisis kritik sastra feminis adalah bagaimana perempuan ditampilkan, bagaimana suatu teks membahas relasi gender serta apa saja ide-ide feminis yang terdapat dalam cerita. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Otoko mengalami beberapa ketidakadilan gender. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut antara lain marjinalisasi, subordinasi, stereotipe, dan kekerasan seksual. Sementara itu, ide-ide feminis yang terkandung dalam cerita adalah kemandirian seorang perempuan dalam lingkup budaya patriarki.Utsukushisa to Kanashimi to novel was written by Yasunari kawabata, published 1969. This research followed by the analysis of gender construction Otoko within patriarchy environment. Feminist literature critism is a discourse emphasizing on how literature should be done through feminist perpektive. The important things of feminist literature critism are how the women are described, how a text could be related to gender, and any feminist ideas depicted in the story. The result of this research prove that Otoko faces gender construction such as marginalization, subordinations, sterotyping and sexual violences. Meanwhile, the ideas of feminism in the story are about a woman’s independence.
KOMPARATIF KEIGO BAHASA JEPANG DENGAN KRAMA BAHASA JAWA DALAM MEDIA SOSIAL (THE COMPARATIVE OF KEIGO IN JAPANESE AND OF KRAMA IN JAVANESE) Wulandari, Anastasia Dewi
JALABAHASA Vol 12, No 1 (2016): JALABAHASA
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36567/jalabahasa.v12i1.104

Abstract

Penelitian yang berjudul Komparatif Keigo Bahasa Jepang dengan Krama Bahasa Jawa dalam media sosial ini merupakan sebuah kajian sintaksis dan semantik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keigo bahasa Jepang dengan krama bahasa Jawa. Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa sonkeigo dengan krama inggil merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk meninggikan orang lain, kenjougo dengan krama-andhap merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk menghormati orang lain dengan merendahkan diri sendiri, dan teineigo dengan krama lugu merupakan ragam bahasa yang digunakan tanpa meninggikan atau merendahkan orang lain. Perbedaannya adalah bahwa di Jepang terdapat dua konsep yang dikenal dengan uchi dan soto. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Jepang memerhatikan kepada siapa penutur itu berbicara. The paper entitled the Comparative of Keigo in Japanese and of Krama in Javanese in Social Media is a study of both syntactics and semantics. The descriptive comparative method is used in this study. The purpose of this study is to analyze keigo in Japanese language compared with krama in Javanese language. According to the result, the writer conclude that sonkeigo with krama inggil is used for the same perspective to polite, kenjougo with krama andhap is used for the same perspective to honor people, and teineigo with krama lugu is used for the same perspective to humble polite. The difference is that in Japanese there are two concepts known as uchi and soto. This means that Japanese pay attention to whom a speaker is talking to. 
PERBANDINGAN MOTIF NOVEL MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN PRIMADONA KARYA N. RIANTIARNO Wulandari, Anastasia Dewi; Priyatna, Aquarini; Rahayu, Lina Meilinawati
ATAVISME Vol 18, No 1 (2015): ATAVISME, Edisi Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.026 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i1.36.119-128

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan intertekstual antara Primadona dan Memoirs of a Geisha. Kedua karya sastra tersebut dipilih karena kemiripan yang menimbulkan asumsi bahwa terdapat kaitan intertekstual antara kedua karya itu. Sumber data penelitian ini adalah novel Memoirs of a Geisha (2002) karya Arthur Golden dan Primadona (2006) karya R. Riantiarno. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa novel Memoirs of A Geisha dan Primadona mempunyai kemiripan pada beberapa aspek penting pembangun cerita, yakni motif dan penokohan. Primadona sebagai teks yang muncul terlebih dahulu diduga sebagai teks yang melatarbelakangi lahirnya Memoirs of a Geisha. Berdasarkan perbandingan motif-­motif dan penokohan ditemukan adanya relasi intertekstual antara Memoirs of A Geisha dan Primadona. Abstract: This research aims to analyze the intertextuality between Primadona and Memoirs of a Geisha. Memoirs of a Geisha and Primadona were selected by an assumption that some texts were present inside another text. The source data of this study are Arthur Golden?s Memoirs of a Geisha (2002) and N. Riantiarno?s Primadona (2006). The result of this research is the spell out of motif and character. Primadona as a novel that publish previously was expected as the text that underlying the birth of Memoirs of a Geisha. Beside, with the comparison of the similar aspects, relation the both of Memoirs of a Geisha and Primadona. Key Words: Memoirs of a Geisha; Primadona; intertext
KOMPARATIF KEIGO BAHASA JEPANG DENGAN KRAMA BAHASA JAWA Wulandari, Anastasia Dewi
Prosiding PESAT Vol 5 (2013)
Publisher : Prosiding PESAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul komparatif keigo bahasa Jepang dengan krama bahasa Jawa (kajian sintaksis dan semantik). Metodeyang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif komparatif. Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan keigo bahasa Jepang dengan krama bahasa Jawa. Berdasarkan hasil analis, penulis menyimpulkan bahwa sonkeigo dengan kramainggil merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk meninggikan orang lain, kenjougo dengan kramandhap merupakan ragam bahasa merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk menghormati orang lain dengan merendahkan diri sendiri, dan teineigo dengan krama lugu merupakan ragam bahasa yang digunakan tanpa meninggikan atau merendahkan orang lain. Perbedaannya adalah bahwa di Jepang ada 2 konsep yang dikenaldengan uchi dan soto. Artinya bahwa bahasa Jepang memperhatikan kepada siapa penutur itu berbicara.