Lina Meilinawati Rahayu, Lina Meilinawati
Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Bandung

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

DIASPORA PADA TOKOH PEREMPUAN PEKERJA MIGRAN DALAM KUMPULAN CERPEN PEREMPUAN DI NEGERI BETON Sisilia, Nurul Maria; Rahayu, Lina Meilinawati; Aksa, Yati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2016.v9i1.95-108

Abstract

Penelitian ini membahas situasi diaspora yang dialami perempuan pekerja migran di Hong Kong dalam kumpulan cerpen karya perempuan pekerja migran di Hong Kong berjudul Perempuan di Negeri Beton.  Situasi diaspora tersebut dianalisis melalui ingatan tokoh terhadap tanah air, serta norma-norma dan budaya Indonesia yang mengingatkan tokoh terhadap Indonesia.Ingatan tokoh perempuan terhadap tanah air membuat tokoh meresistensi dan bernegosiasi dengan budaya Hong Kong.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep diaspora dari Rogers Brubaker dan James Clifford untuk menganalisis diaspora dan konsep unhomely dari Homi K. Bhabha untuk menjelaskan konsep home.
Aktualisasi Mitos “Sangkuriang” dan “Lutung Kasarung” dalam Novel “Déng” Karya Godi Suwarna Hudaya, Deri; Rahayu, Lina Meilinawati; Hazbini, Hazbini Hazbini
PANGGUNG Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v25i4.44

Abstract

ABSTRACTMyth and novel are two kinds of literatures which are different. Myth arised from oral tradition, spiritual art, and primordial of human belief. While novel arised from written tradition that grows from modern culture which identifies the rasio. This research is conducted to see the relationship between myth and Sundanesses novel, and also to know the actualization of myth Sangkuriang and Lutung Kasarung which are retold by Déng’s novel from Godi Suwarna.Keyword: lutung kasarung, sangkuriang, déng, myth, novel ABSTRAKMitos dan novel merupakan dua bentuk karya sastra yang berbeda. Mitos berangkat dari tradisi lisan, seni spiritual, dan kepercayaan masyarakat primordial. Sementara Novel berangkat dari tradisi tulis, berakar pada kebudayaan modern yang bercirikan rasio. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pertemuan antara mitos dan novel Sunda, aktualisasi mitos Sangkuriang dan Lutung Kasarung yang diartikulasikan melalui novel Déng karya Godi Suwarna.Kata kunci: lutung kasarung, sangkuriang, déng, mitos, novel
REINTERPRETASI DAN REKONSTRUKSI CERITA SI KABAYAN DAN SANGKURIANG DALAM KESUSASTRAAN INDONESIA MODERN (Si Kabayan and Sangkuriang: Reinterpretation and Reconstruction in Modern Indonesian Literature) Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i2.261-274

Abstract

Penelitian yang berjudul “Reinterpretasi dan Rekonstruksi Cerita Si Kabayan dan Sangkuriang dalam Kesusastraan Indonesia Modern” dimaksudkan untuk mengkaji transformasi kisah Sangkuriang dan Si Kabayan dengan tujuan  mengetahui perubahan interpretasi dan rekonstruksi kedua cerita lisan tersebut ke dalam sastra Indonesia kontemporer. Cerita Sangkuriang dan Si Kabayan yang pada mulanya merupakan cerita lisan, tidak hanya ditransformasikan ke dalam bentuk tulis oleh banyak sastrawan, tetapi juga bertransformasi ke dalam bentuk drama hingga film. Dalam penelitian ini digunakan enam teks transformasi, yaitu: (1) Sang Kuriang karya Utuy Tatang Sontani,(2) Lelaki yang Terus mencintai Sumbi karya Hermawan Aksan, (3) Kesadaran Sangkuriang karya Dian Hartati, (4) Si Kabayan karya Utuy T. Sontani,(5) Si Kabayan Nongol di Zaman Jepang karya Achdiat K. Mihadrja, (6)  Si Kabayan Jadi Wartawan karya Muchtar ibn Thalab. Dengan menggunakan prinsip sastra bandingan dan teori transformasi ditemukan bahwa Sangkuriang dalam ketiga teks transformasinya digunakan untuk penyampaian ideologi. Sementara itu, Si Kabayan dalam ketiga teks transformasinya digunakan sebagai alat penyampai kritik terhadap berbagai ketimpangan yang terjadi di masyarakat.Abstract: The research aims to study “The transformation of Si Kabayan and Sangkuriang stories and how they are reinterpreted and reconstructed in contemporary Indonesian literature”. These originally oral stories have been transformed not only into written texts, but also into drama and film by different authors. The research focuses on six texts, namely  (1) Sang Kuriang by Utuy Tatang Sontani,(2) Lelaki yang Terus mencintai Sumbi by Hermawan Aksan, (3) Kesadaran Sangkuriangby Dian Hartati, (4) Si Kabayanby Utuy T. Sontani,(5) Si Kabayan Nongol di Zaman Jepangby Achdiat K. Mihadrja and (6)Si Kabayan Jadi Wartawanby Muchtar ibn Thalab, all of which are written transformations of the stories. Using principles of comparative literature and transformation theory to approach the texts, the study finds that in the first three texts, the transformation of Sangkuriang story is intended to convey an ideology, whereas in the latter, the transformation of Kabayan story is intended as a means to critize injustice and inequality that occurs in the society.
IDENTITAS KESUNDAAN SASTRA INDONESIA: ZAMAN KOLONIAL DAN KONTEMPORER (The Sundanese Identity in Indonesian Literature: Colonial and Contemporary Period) Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2014.v7i1.47-62

Abstract

Penelitian ini memetakan identitas kesundaan dalam dua periode perkembangan sastra Indone- sia. Pemetaan ini dilakukan pada karya sastra yang ditulis pada zaman kolonial  dan zaman kontemporer untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang cara-cara identitas kesundaan ditampilkan dalam sastra Indonesia dari masa ke masa. Objek penelitian zaman kolonial, yaitu dua cerita karya Tirto Adhi Soerjo (TAS) dan zaman kontemporer diwakili oleh karya Remy Sylado dan Beni Setia. Hasil penelitian menunjukkan, keempat teks menghadirkan perubahan wacana identitas manusia yang signifikan. Pada era kolonial identitas manusia Sunda hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap stereotip yang telah berkembang sebelumnya. Pada era kontemporer terlihat upaya manusia Sunda untuk keluar dari wacana-wacana besar yang sedang berkembang. Meskipun demikian, hal tersebut seringkali tidak bisa dilawan dan menimbulkan sikap ambivalen pada diri manusia Sunda itu sendiri.Abstract:This research divides Sundanese identity into two mapping periods of Indonesian liter- ary development. The mapping is conducted on literary works written during the two periods: colonial and contemporary. It is intended to obtain a comprehensive picture on the ways of Sundanese identity  described in Indonesian literature from time to time. The research centers on colonial period represented by Tirto Adhi Soerjo’s two short stories (TAS) and contemporary pe- riod represented by Remy Sylado’s and Beni Setia’s. The results show that the four texts present changes of situation in significant human identities. In the colonial period, the Sundanese identity was  as a form of resistance to the previously developed stereotypes. While in the contemporary period, there was Sundanese  effort to get out from  big developing situations.  The matter, how- ever,  could not be resisted. Indeed, it  created an ambivalent attitude within the Sundanese them- selves.
IDENTITAS TOKOH PEREMPUAN LINTAS BUDAYA DALAM KUMPULAN CERPEN MALAM TERAKHIR KARYA LEILA S. CHUDORI (The Cross Cultural Identity of Female Protagonist in Leila S. Chudori’s Short Stories Compilation Malam Terakhir) Nurhayati, Nita; Priyatna, Aquarini; Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i1.61-76

Abstract

Tulisan ini mengkaji identitas tokoh perempuan lintas budaya yang terdapat dalam kumpulan cerpen Malam Terakhir karya Leila S. Chudori. Kajian ini menggunakan teori identitas, lintas budaya, dan naratologi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural yang menganalisis struktur narasi yang membangun konstruksi identitas tokoh perempuan lintas budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil analisis menunjukkan bahwa identitas tokoh perempuan lintas budaya dalam cerpen-cerpen karya Chudori ditampilkan sebagai identitas yang cair, identitas yang dapat berubah sesuai dengan konteks sosial dan budaya tempat tokoh perempuan berada. Gambaran tokoh perempuan lintas budaya dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik tokoh yang dapat dibedakan dengan penduduk setempat dan pendatang, interaksi tokoh dengan penduduk setempat, dan keterasingan yang dialami tokoh perempuan. Selain itu, identitas perempuan lintas budaya juga dapat ditunjukkan melalui penggambaran latar yang terdapat dalam cerpen-cerpen karya Chudori.Abstract:This paper examines cross cultural identities of female protagonist in Chudori’s short stories compilation “Malam Terakhir”. The study uses the theory of identity, cross-cultural theory, and naratology. The approach applied in the research is   structural%it  analyzes narrative struc- ture which builds  cross-cultural construction of female identity. The method used in this research is analytic descriptive method. The results of the research show that cross-cultural identity of fe- male characters in Chudori’s short stories compilation are fluid identity, the identity of a female protagonist which can change   according to the social and cultural context where the female character lives. The image of cross cultural identitiy of female protagonist can be seen through physical characteristics which can be distinguished from the natives and settlers, interaction with the native, and the alienation experienced by the female protagonist. In addition, cross-cultural identity of female protagonist can be seen through setting description in Chudori’s short stories compilation.
ILUSTRASI DALAM BUKU AJAR SEKOLAH DASAR: KEKUATAN GAMBAR PADA PENCITRAAN Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2008.v1i1.32-43

Abstract

Dalam artikel ini diteliti gambar-gambar yang menjadi ilustrasi buku ajar pada tingkat sekolah dasar (SD). Buku-buku yang dijadikan objek penelitian adalah buku sekolah elektronik yang diterbitkan Pusat perbukuan (Pusbuk) Depdiknas, khususnya pelajaran Bahasa Indonesia. Pada kelas awal (khususnya kelas 1) gambar lebih mendominasi isi buku untuk membantu siswa memahami materi pelajaran. Ilustrasi/gambar memiliki kekuatan untuk menginversi suatu kekuatan yang harus dianalisis. Gambar dapat menimbulkan pencitraan tertentu yang kuat melekat dalam benak para siswa. Dengan kata lain, pemilihan gambar dalam buku ajar perlu dipertimbangkan karena akan mempengaruhi peserta didik pada pencitraan. Analisis akan menggunakan prinsip pemaknaan faktor kinesik (gerak tubuh) pada gambar-gambar yang menjadi ilustrasi buku ajar. Faktor kinesik yang menjadi fokus peneliitian adalah gesture (gerak, isyarat, sikap) yang ditunjukkan pada gambar-gambar yang menampilkan relasi anak laki-laki dan anak perempuan. Gambar tersebut memposisikan anak perempuan sebagai sosok yang pemalu, penakut, pasif, dan perlu perlindungan memperlihatkan ada relasi kekuasaan yang bermain. Penggambaran ini akan membawa pencitraan yang dapat mempengaruhi cara pandang peserta didik.
GAMBARAN SEKSUALITAS DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK JILID CATATAN BUAT EMAK KARYA AHMAD TOHARI (Sexuality Illustration in Catatan Buat Emak as a Part of The Trilogy of Novel Ronggeng Dukuh Paruk Written by Ahmad Tohari) Mayasari, Gilang Hanita; Rahayu, Lina Meilinawati; Hidayatullah, M. Irfan
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2013.v6i1.22-33

Abstract

Artikel ini menggambarkan wacana seksualitas yang terdapat dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk jilid Catatan Buat Emak karya Ahmad Tohari.  Wacana tersebut dibedah dengan melihat peristiwa-peristiwa yang dialami para tokoh. Selain itu, wacana seksualitas juga dikaitkan dengan mitos yang berkembang di masyarakat Dukuh Paruk sebagai latar tempat novel. Hal ini menunjukkan bahwa mitos berperan penting dalam pembentukan wacana seksualitas. Mitos disakralkan karena sejak ada telah disepakati dan diyakini oleh masyarakat setempat. Analisis ini juga menunjukkan bahwa mitos bergantung pada lokasi dan kondisi sehingga daerah satu dengan daerah lain memiliki mitos berbeda. Mitos ronggeng sebagai ikon kesuburan dan kemakmuran masyarakat Dukuh Paruk menyebabkan Srintil, tokoh utama novel ini harus melakukan ritual-ritual khusus. Ritual-ritual inilah yang kemudian menjadi salah satu yang saya analisis dalam bingkai wacana seksualitas.Abstract:This paper aims at describing sexuality discourse in Catatan Buat Emak as a part of the trilogy of Ronggeng Dukuh Paruk written by Ahmad Tohari. The discourse was observed by notic- ing the events experienced by characters in the novel. In addition, it is connected to  the myths developed in the community of Dukuh Paruk where the story happened. It shows that the myth plays as an important role in the formation of the discourse. Myths are often sacred because they have always been agreed and believed by the local people. This analysis also suggests that the myth depends on the location and condition so that it is  different in one areas from others . The myth of Ronggeng as an icon of fertility and prosperity of the Dukuh Paruk makes Srintil, the main character in the novel, has to do special rituals. These rituals are kinds of sexuality discourse issues that is put into the  analysis.
KEBERGANTUNGAN TEKNOLOGI DAN DAMPAKNYA DALAM NOVEL NEUROMANCER KARYA WILLIAM GIBSON Luqman, Arief; Priyatna, Aquarini; Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i2.225-238

Abstract

Makalah ini menganalisis bagaimana novel memandang kehadiran teknologi di tengah masyarakat yang mengakibatkan pergeseran budaya. Teknologi yang menyajikan kemudahan dan fasilitas yang membantu manusia tetapi kebergantungan manusia terhadap teknologi muncul sebagai akibat dari interaksi manusia dengan teknologi yang berlebihan. Makalah ini membahas hubungan manusia dengan mesin dalam novelNeuromancer karya William Gibson, teknologi cyberspacedi tengah masyarakat yang mengakibatkan efek cyborg pada penggunanya.Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif analitis. Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana novel melihat teknologi yang hadir di tengah masyarakat dan untuk menunjukkan kontribusi teknologi terhadap kelas penguasa dan pergeseran budaya masyarakat.Abstract: This paper analyzes the novel’s view of technology in society whicheffect culture shift. Technology presents the ease and facilities that helps humans but at the same time, technology dependence come as the result of  the interaction between human and technology. This paper discusses the human and machine relation in William Gibson’s Neuromancer, thecyberspace technology in society that make a cyborg effect to users.The method used in this paper is a descriptive and analytical method. The purpose of the discussion in this paper is to show how the novel sees the technology in society and to show the contribution of technology to the rulling class and human’s culture shift.
DINAMIKA MASKULINITAS DAN FEMININITAS DALAM NOVEL SEPERTI DENDAM, RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS KARYA EKA KURNIAWAN Permata, Denti; Priyatna, Aquarini; Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2016.v9i1.13-24

Abstract

Artikel ini mengkaji dinamika maskulinitas dan femininitas perempuan dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan. Teks novel ini menampilkan tokoh perempuan bernama Iteung  mengalami kekerasan seksual oleh gurunya ketika duduk di bangku SD. Efek dari kekerasan seksual tersebut membuat dirinya tumbuh menjadi perempuan tomboy. Semenjak itu, perilakunya selalu berubah-ubah kadang feminin kadang pula maskulin. Kajian ini dilandasi dengan teori maskulinitas perempuan dan tomboyisme Halberstam (1998). Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap tomboy Iteung merepresentasikan bentuk negosiasinya terhadap budaya patriarki yang telah melecehkannya.
KONSTRUKSI GENDER DALAM NOVEL UTSUKUSHISA TO KANASHIMI TO KARYA YASUNARI KAWABATA (Gender Construction in Yasunari Kawabata’s Utsukushisa To Kanashimi To) Wulandari, Anastasia Dewi; Rahayu, Lina Meilinawati
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i2.179-192

Abstract

Novel Utsukushisa to Kanashimi to merupakan sebuah karya Yasunari Kawabata yang diterbitkan pada tahun 1969. Penelitian diawali dengan menganalisis apa saja bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami Otoko dalam lingkup patriarki dengan menggunakan teori kritik sastra feminis. Kritik sastra feminis merupakan salah satu disiplin ilmu yang menekankan penelitian sastra dengan perspektif feminis. Hal yang penting dalam analisis kritik sastra feminis adalah bagaimana perempuan ditampilkan, bagaimana suatu teks membahas relasi gender serta apa saja ide-ide feminis yang terdapat dalam cerita. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Otoko mengalami beberapa ketidakadilan gender. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut antara lain marjinalisasi, subordinasi, stereotipe, dan kekerasan seksual. Sementara itu, ide-ide feminis yang terkandung dalam cerita adalah kemandirian seorang perempuan dalam lingkup budaya patriarki.Utsukushisa to Kanashimi to novel was written by Yasunari kawabata, published 1969. This research followed by the analysis of gender construction Otoko within patriarchy environment. Feminist literature critism is a discourse emphasizing on how literature should be done through feminist perpektive. The important things of feminist literature critism are how the women are described, how a text could be related to gender, and any feminist ideas depicted in the story. The result of this research prove that Otoko faces gender construction such as marginalization, subordinations, sterotyping and sexual violences. Meanwhile, the ideas of feminism in the story are about a woman’s independence.