Tarmizi
Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Strategi Pengendalian Invasi Hama Baru Ulat Grayak Jagung, Spodoptera frugiperda, Di Daerah Sentra Produksi Kabupaten Lombok Barat Bambang Supeno; Tarmizi; Hery Haryanto; Ni Made Laksmi Ernawati; M. Taufik Fauzi
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1766.501 KB) | DOI: 10.29303/jsit.v2i2.58

Abstract

Tanaman jagung pada musim tanam tahun lalu hingga sekarang terancam oleh datangnya Hama Baru dari benua Amerika, yaitu hama ulat grayak jagung (fall armyworm/FAW). Hama ulat grayak jagung, Spodoptera frugiperda telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi NTB. Kedatangan hama ini merupakan acaman baru dalam swasembada jagung di NTB, seperti telah dilaporkan kegagalan panen jagung oleh sebagian besar petani di pulau Lombok. Penanggulangan darurat telah dilakukan dengan melakukan eradikasi memakai pestisida namun belum membuahkan hasil yang memuaskan. Salah satu alternatif yang ditawarkan ke petani adalah melakukan strategis pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian meliputi dua kegiatan pokok yaitu Pelatihan praktek langsung lapangan dan diskusi dan pembuatan demplot tanaman jagung pada bulan Juni-Oktober 2020. Demplot dilaksanakan di sawah milik salah satu anggota Kelompok Tani “Rahayu” di desa Jatisela, Kecamatan Gunungsari. Hasil kegiatan pengabdian seperti berikut: (a) Petani peserta kegiatan pengabdian semakin memahami strategi teknik pengendalian hama invasi baru ulat gerayak jagung dengan menggunakan tanaman refusia dan monitoring. (b) Petani semakin mengerti bahwa dengan teknik pengendalian tanam refusia dan monitoring dapat menekan serangan hama ulat grayak hingga 80% (c) dan penghematan biaya pembelian pestisida hingga 100%. (d) Petani semakin mengerti dengan adanya perbandingan antara hasil Demplot dan cara petani, yaitu kualitas dan hasil jagung pipil demplot lebih bagus daripada teknik pengendalian cara petani setempat.