Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH KULTUR TEKNIS TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA BIBIT TANAMAN Acacia crassicarpa Ni Made Laksmi Ernawati
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kultur teknis yang diterapkan pada pembibitan tanaman A. crassicarpa di Pelalawan Riau mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga berpengaruh juga terhadap perkembangan penyakit hawar daun bakteri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kultur teknis terhadap perkembangan penyakit hawar daun bakteri seperti munculnya gejala awal penyakit, kejadian dan keparahan penyakit pada tahun 2004 dan 2007. Penelitian telah dilakukan di pembibitan Pelalawan Riau menggunakan metode survei dengan teknik wawancara dan dengan cara mengamati dan menghitung kejadian dan keparahan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kultur teknis yang berbeda seperti penggunaan media cocopeat, pupuk NPK hidrokompleks dan M-phospat, penjarangan tanaman, tabung dengan lubang hanya di bagian bawah, penambahan sodium hipoklorid pada air sumber irigasinya, sanitasi lingkungan, lamanya bibit di bedengan dengan naungan, dan sistem penyiraman, menyebabkan terjadinya penurunan kejadian dan keparahan penyakit hawar daun bakteri pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2004 yang menerapkan kultur teknis berbeda. Gejala awal penyakit hawar daun bakteri muncul pada bibit berumur 5 minggu pada tahun 2004 dan bibit berumur 6 minggu pada tahun 2007. ABSTRACT Cultural techniques applied on A. crassicarpa nursery in Pelalawan Riau affected growth and development of A. crassicarpa seedlings and hance development of bacterial leaf blight disease on the nursery is affected as well. The research aim was to know the effect of cultural techniques on development of bacterial leaf blight disease such as appearance of first symptom, disease incidence and severity in year 2004 and 2007. The research was conducted in Pelalawan Riau nursery by using survey method with interview technique and by observing and counting disease incidence and severity. The results show that application of different cultural techniques i.e. the used of cocopeat media, NPK hydrocomplex and M-phosphate fertilizers, spacing, poly tubes, addition of sodium hypochloride to water source, field sanitation, period of seedlings under shade bed, and watering system caused a decrease on disease incidence and severity in year 2007 compared to those in 2004 that applied different cultural techniques. First symptom of bacterial leaf blight disease was appeared on 5 week-old seedling in year 2004 and 6 week-old seedling in year 2007.
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA BIBIT TANAMAN Acacia crassicarpa Ni Made Laksmi Ernawati
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 3 No 2 (2010): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap munculnya gejala awal, kejadian dan keparahan penyakit hawar daun bakteri pada bibit tanaman A. crassicarpa. Penelitian telah dilaksanakan di tempat pembibitan Pelalawan Riau pada musim kemarau (bulan April-Juni 2006) dan musim hujan (bulan Oktober-Desember 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan munculnya gejala awal penyakit hawar daun bakteri baik pada bibit yang ditanam pada musim kemarau maupun pada musim hujan. Perkembangan penyakit hawar daun bakteri lebih cepat pada bibit yang ditanam pada musim kemarau dibandingkan dengan musim hujan. Persentase kejadian penyakit pada bibit yang ditanam pada musim kemarau 2 minggu lebih cepat mencapai 100% dibandingkan bibit yang ditanam pada musim hujan. Jumlah curah hujan mempengaruhi tingkat persentase kejadian dan keparahan penyakit hawar daun. ABSTRACT The research aimed was to know effect of rainfall on appearance of initial symptom, disease incidence and disease severity of bacterial leaf blight in A. crassicarpa seedlings. The research has been done in Pelalawan Riau nursery on dry season (from April till June 2006) and on rainy season (from October till December 2006). The result showed that there was no difference in appearance of initial symptom either seedling planted on dry season or rainy season. Development of bacterial leaf blight disease was faster on seedling planted on dry season than on rainy season. Percentage of 100% disease incidence on seedling planted on dry season two weeks faster than on rainy season. The amount of rainfall affected level of percentage of leaf blight disease incidence and disease severity.
Strategi Pengendalian Invasi Hama Baru Ulat Grayak Jagung, Spodoptera frugiperda, Di Daerah Sentra Produksi Kabupaten Lombok Barat Bambang Supeno; Tarmizi; Hery Haryanto; Ni Made Laksmi Ernawati; M. Taufik Fauzi
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1766.501 KB) | DOI: 10.29303/jsit.v2i2.58

Abstract

Tanaman jagung pada musim tanam tahun lalu hingga sekarang terancam oleh datangnya Hama Baru dari benua Amerika, yaitu hama ulat grayak jagung (fall armyworm/FAW). Hama ulat grayak jagung, Spodoptera frugiperda telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi NTB. Kedatangan hama ini merupakan acaman baru dalam swasembada jagung di NTB, seperti telah dilaporkan kegagalan panen jagung oleh sebagian besar petani di pulau Lombok. Penanggulangan darurat telah dilakukan dengan melakukan eradikasi memakai pestisida namun belum membuahkan hasil yang memuaskan. Salah satu alternatif yang ditawarkan ke petani adalah melakukan strategis pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian meliputi dua kegiatan pokok yaitu Pelatihan praktek langsung lapangan dan diskusi dan pembuatan demplot tanaman jagung pada bulan Juni-Oktober 2020. Demplot dilaksanakan di sawah milik salah satu anggota Kelompok Tani “Rahayu” di desa Jatisela, Kecamatan Gunungsari. Hasil kegiatan pengabdian seperti berikut: (a) Petani peserta kegiatan pengabdian semakin memahami strategi teknik pengendalian hama invasi baru ulat gerayak jagung dengan menggunakan tanaman refusia dan monitoring. (b) Petani semakin mengerti bahwa dengan teknik pengendalian tanam refusia dan monitoring dapat menekan serangan hama ulat grayak hingga 80% (c) dan penghematan biaya pembelian pestisida hingga 100%. (d) Petani semakin mengerti dengan adanya perbandingan antara hasil Demplot dan cara petani, yaitu kualitas dan hasil jagung pipil demplot lebih bagus daripada teknik pengendalian cara petani setempat.
APLIKASI PUPUK HAYATI MIKORIZA UNTUK PENINGKATAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH Wahyu Astiko; I Made Sudaantha; Mulat lsnaini; Ni Made Laksmi Ernawati
Jurnal Abdi Insani Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi budidaya bawang merah konvensional yang hanya rnengandalkan external input (pupuk buatan dan pestsida buatan) ternvara mengganggu keseimbangan lingkungan, baik terhadap produktivitas lahan maupun kelestarian sumberdava alam lainnya. Di sisi lain, teknologi yang berwawasan lingkungan (ekoteknologi) yang lebih mengutamakan penggunaan Internal lnput (pupuk organik, pupuk havati, musuh alami atau penggunaan pestisida alami) masih perlu leblh di masyarakatkan lagi. Salah satu bentuk sosialisasinya adalah dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan hasil tanaman bawang merah dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Senteluk Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat. Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini adalah metode pelatihan yang dilanjutkan dengan kerja praktek di lapangan dengan melakukan demonstrasi dan kaji tindak partisipatif aktif (active partisipatory action research). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa budidava bawang merah dengan memanfaatkan pupuk havati mikoriza telah berhasil meningkatkan pemahaman petani tentang pentingnya cara budidaya bawang merah yang ramah lingkungan dan berhasil diintroduksi oleh Kelompok Tani senteluk II di Desa Senteluk. Teknik budidaya bawang merah dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza telah berhasil meningkatkan hasil petani menjadi 10 ton per ha, yang maria sebelumnya hanva berkisar antara 5-6 ton saja per ha. Respon petani terhadap kegiatan penyuluhan dan demplot tanarnan bawang merah sangat antusias dan tingkat partisipasi dari kelompok tani sangat tinggi. Dihasilkan produk pupuk hayati mikoriza dengan memanfaatkan limbah pupuk kandang sapi.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETANI LAHAN KERING MELALUI OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM USAHATANI EKOLOGIS TERPADU DI DESA AKAR-AKAR KABUPATEN LOMBOK UTARA I Ketut Ngawit Ngawit; Ni Made Laksmi Ernawati; Nihla Farida
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i2.316

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi oleh petani di wilayah pengembangan lahan kering Lombok Utara antara lain, produktivitas tanah dan kemampuan kewirausahaan petani rendah, serta pemanfaatan sistem hubungan timbal balik antara tanaman dengan ternak (Crop and life stock animals relation) masih kurang.Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola lahan usahataninya; Diperoleh model produksi berupa sistem usatani ekologis terpadu; dan Diproduksi pakan ternak awetan berupa hay dan silase. Tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah: Pelatihan dan kaji tindak berupa demplot dan pendampingan secara langsung tim pelaksana kegiatan terhadap petani tentang aplikasi model rancang bangun usahatani ekologis terpadu, pendampingan pengolahan gulma, produk hijauan (forage), dan limbah pertanian menjadi silase dan hay. Berdasarkan hasil evaluasi seluruh aktivitas kegiatan dan analisis secara ekonomi model usaha tani yang diterapkan diperoleh beberapa luaran pokok yaitu : Petani sasaran mengikuti kegiatan pelatihan dan pelaksanaan demplot sangat antusias. Model masukan teknologi yang diintroduksikan memberikan hasil yang cukup tinggi. Keuntungan yang lebih banyak diperoleh dengan penerapan model usahatani ekologis terpadu ini karena pemeliharaan tanaman lebih mudah, efisien pengairan dan petani selalu dapat menyediakan komoditi sayuran setiap hari, sehingga lebih mudah pemasarannya. Keberhasilan peserta dalam pengolahan gulma dan limbah pertanian menjadi Hay dan Silase selain dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi juga secara agronomis sangat menguntungkan karena dapat menjaga tanaman dari gangguan gulma, serta kesuburan tanah untuk usahatani yang berkelanjutan.
Peningkatan Produktivitas Petani Lahan Kering Melalui Optimalisasi Penerapan Sistem Usahatani Ekologis Terpadudi Lombok Utara I Ketut Ngawit; Ni Made Laksmi Ernawati; Nihla Farida
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.179 KB)

Abstract

The main problem faced by farmers in development area of dryland in North Lombok is low soil productivity and farmer entrepreneurial ability and also system utilization of Crop and life stock animals relation is still poor. Actions taken to overcome those problems are training and action review by using demonstration plot (demplot) and direct assistance of activities implementing team toward farmers about application of integrated ecological farming design, assistance of weeds processing, forage, and agricultural waste became silase and hay. Based on evaluation result of all activities and economic analyses of applied farming model, several principal output were obtained i.e. target farmers followed enthusiastically training activities and implementation of demplot. The technology input model introduced gave high enough yield. More benefits are obtained with application of this integrated ecological farming design because easier plants maintenance, irrigation efficiency, and farmers can always supply vegetables commdities everyday so that marketting is easier. The success of participants in weeds processing and agricultural waste became silase and hay, besides being able to provide value added economically it is also very profitable agronomically because it can prevent plants from weeds and soil fertility for sustainable farming.