R. Pranajaya
Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI Amrina Octaviana; R. Pranajaya
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.656 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i2.266

Abstract

Di Indonesia, kasus mioma uteri ditemukan di 2.39 -11,7% pada semua pasien dalam perawatan obstetrik (Wiknjosastro, 2010). Terjadi peningkatan kejadian mioma uteri dari tahun ke tahun dan tiga tahun berturut-turut masih menempati urutan ke tiga setelah abortus dan kanker serviks di RSAM Bandar Lampung Tahun 2013. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia dan paritas dengan kejadian mioma uteri di RSAM Bandar Lampung Tahun 2013. Penelitian ini merupakan analitik. Desain penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita penderita penyakit ginekologi yang pernah dirawat di ruang Delima RSUD Dr.Hi. Abdoel Moeloek Bandar Lampung, tahun 2013. Sampel penelitian ini 29 sampel kasus dan 29 sampel kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis penelitian ini adalah univariat berupa prosentase dan bivariat dengan uji chi square. Kejadian mioma uteri paling banyak terjadi pada wanita usia berresiko (20-50 tahun) sebanyak 65,7% dan Paritas berresiko (0-1)  sebanyak 64,7%. Hasil analisis bivariatdidapatkan usia (pvalue = 0,007) dan paritas (pvalue = 0,249). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara usia dan kejadian mioma uteri.
PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM Andriyani Andriyani; Nurlaila Nurlaila; R. Pranajaya
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.637 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i2.349

Abstract

Senam nifas sangat penting dilakukan pada masa nifas, senam  nifas dapat mempercepat proses involusi uteri dan pemulihan alat kandungan. Masalah penelitian ini  masih tingginya angka penurunan TFU yang tidak sesuai pada ibu post partum tahun 2012 di BPS Lia Maria yaitu sebesar 60,4%.Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh senam  nifas terhadap  penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di BPS Lia Maria Sukarame Bandar Lampung tahun 2013. Jenis penelitian Eksperimental dengan desain penelitian pra Eksperiment. Populasi penelitian ini seluruh ibu nifas di BPS Lia Maria bulan Juni 2013 berjumlah 33 orang. Jumlah sampel 30 ibu nifas. Pengumpulan data dengan cara mengobservasi ibu yang melakukan senam nifas dan mencatatnya ke dalam lembar check list. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan, dari 15 ibu nifas yang melakukan senam nifas terdapat 13 orang (86,7%) mengalami penurunan tinggi fundus uteri yang sesuai. Sedangkandari 15 ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas terdapat 4 orang (26,7%) mengalami penurunan tinggi fundus uteri yang sesuai dengan nilai p value 0,03≤ (0,05). Kesimpulan ada pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum. Saran agar petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan secara berkelanjutan kepada ibu-ibu nifas tentang manfaat senam nifas untuk mencegah berbagai macam komplikasi pada masa nifas.
DETERMINAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI R. Pranajaya; Novita Rudiyanti
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.728 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i2.365

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan ASI dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Determinan  produksi ASI pada pada ibu menyusui yang meliputi usia ibu, paritas, proses persalinan, proses persalinan, umur kehamilan saat persalinan,  pemberian makanan pralakteral, penggunaan alat kontrasepsi, inisiasi menyusui dini, perawatan payudara, frekuensi menyusui, dan status gizi ibu, Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi adalah 379 orang ibu yang mempunyai bayi  dengan sampel sebanyak 196  yang diambil secara systematic Randome Sampling . Alat pengumpulan data adalah kuesioner dengan tehnik angket. Analisis data adalah univariat dengan persentase dan bivariat menggunakan Chi square. Hasil penelitian menggambarkan bahwa paritas (p-value 0,000), proses persalinan (p- value=0,000),  penggunaan alat kontrasepsi (p- value=0,029),  pemberian makanan pralakteral (p-value 0,000), perawatan payudara (p- value=0,001), frekuensi menyusui (p- value=0,001) dan gizi ibu (p- value=0,000) berhubungan dengan produksi ASI, sedangkan, usia ibu (p- value=0,147), umur kehamilan saat persalinan (p- value=0,586), dan Inisiasi menyusui dini (p- value=0,175) tidak berhubungan dengan produksi ASI. Kesimpulan penelitian ini dari 10 variabel yang diteliti terdapat 7 variabel yang berhubungan dengan produksi ASI, sehinga peneliti menyarankan bagi keluarga agar mendampingi ibu dan bagi petugas kesehatan agar meningkatkan konseling serta bimbingan bagi para ibu dimulai dari kehamilan untuk dapat melakukan manajemen laktasi agar produksi ASI menjadi meningkat.
STRES PADA REMAJA PUTERI YANG MENGALAMI DYSMENORRHEA DI KOTA BANDAR LAMPUNG Ayudiah Pengesti; R. Pranajaya; Nurchairina Nurchairina
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.058 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v14i2.1297

Abstract

Dysmenorrhea merupakan kejadian yang sering dialami para wanita khususnya remaja yang berusia 10-20 tahun. Angka kejadian di Bandar Lampung masih tinggi, yaitu 71,4%. Kejadian dysmenorrhea menyebabkan sebagian besar remaja mengalami stres. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh siswi sebuah sekolah di Bandar Lampung, dengan jumlah sampel sebanyak 80 sampel yang ditetapkan dengan teknik random sampling. Data yang diambil adalah data primer, alat yang digunakan berupa kuesioner.Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan persentase dan bivariat dengan Chi Square.Hasil penelitian responden yang mengalami stress 76%, kemudian yang mengalami dysmenorrhea primer 81%. Hasil uji statistik dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara stress dengan kejadian dysmenorrhea primer dengan p-value 0,003dan OR=5,610. Saran bagi petugas kesehatan di sekolah-sekolah agar dapat melakukan kegiatan non akademik di sekolah seperti senam setiap seminggu sekali untuk merelaksasikan diri serta memberikan pendidikan kesehatan tentang stress dan dysmenorrhea primer pada siswi setiap sebulan sekali untuk meningkatkan pengetahuan dan mengetahui cara pencegahan penanganan ketika mengalami stress dan dysmenorrhea primer.