Asy'ari Asy'ari
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng Meulaboh

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Paradigma Hak Asasi Manusia Dalam Universal Declaration of Human Rights Dan Islam Asy'ari Asy'ari
MAQASIDI: Jurnal Syariah dan Hukum Vol. 1, No. 1 (Juni 2021)
Publisher : MAQASIDI: Jurnal Syariah dan Hukum diterbitkan oleh Program Studi Hukum Pidana Islam Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.826 KB) | DOI: 10.47498/maqasidi.v1i1.590

Abstract

Tulisan menjelaskan tentang paradigma hak asasi manusia dalam UDHR dan Islam. Selama ini seringkali hak asasi manusi versi UDHR berbenturan dengan hak asasi manusia versi Islam baik pada tataran teoritis maupun aplikatif. Hal ini tidak terlepas dari perbedaan sejarah, konsep dan metode analisis yang digunakan. Perbedaan ini seolah tidak menemukan titik akhir yang mengakibatkan perbedaan tentang hak asasi manusia terus terjadi hingga sekarang ini. Sehingga untuk membahas hal tersebut dipaparkan perbandingan konsep hak asasi manusia dalam UDHR dan Islam sehingga memperjelas letak perbedaan paradigma antara UDHR dan Islam. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif, yang merujuk pada sumber-sumber penelitian sekunder seperti buku, jurnal dan naskah ilmiah lainnya. Dari pengamatan yang dilakukan disarikan beberapa hal sebagai kesimpulan berikut: Pertama; Perbedaan paradigma hak asasi manusia dalam UDHR dan Islam dilatarbelakangi oleh perbedaan sejarah, sumber dan konsep yang digunakan. Kedua; reaksi Negara-Negara Islam terhadap UDHR terbagi kepada tiga kelompok yaitu menolak secara menyeluruh, menerima sejauh tidak bertentangan dengan prinsip Islam dan menerima sepenuhnya. Ketiga; isi UDHR yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam terlihat pada pasal 16 tentang perkawinan beda agama dan pasal 18 tentang hak mengganti agama.
Islamic Epistemology Aswin Nasution; Asy'ari Asy'ari; Sri Handayani; Ridwan Ali
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 12 (2023): Proceedings of International Conference on Social Science (ICONESS)
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v12i.825

Abstract

Humans have inquisitive nature and behavior, however differences in the quality and capacity of reason and knowledge have resulted in differences in the analysis of thought in finding the truth as epistemology. Epistemology which only emphasizes the ability of reason and senses, abandoning religion or God's revelation brings havoc to modern humans with a crisis of values and a life that is devoid of meaning. Islamic epistemology teaches God as the source of knowledge and truth while humans are the center, where religion or God's revelation as a source of absolute knowledge and truth can be obtained through (1) Al-Quran; (2) Hadith; (3) five senses; (4) Intellect; and (5) Qalb or heart. The solution to world problems that are so complex requires an Islamic epistemological, because Islam which originates from the revelation of Allah SWT has guaranteed its truth as a true guide to life.