Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT KECAMATAN TRIPA MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA Aswin Nasution; Sri Handayani; Liston Siringo Ringo; Sufriadi Sufriadi
JURNAL EKOMBIS Vol 4 No 1 (2018) April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.629 KB) | DOI: 10.35308/ekombis.v4i1.1332

Abstract

Oil palm is a plantation crop that can improve the farmer’s economy,reducing poverty and encouraging rural development through farmer incomes. Research conducted in Tripa Makmur Sub District and Nagan Raya District shows thatoil palm plantation business is feasible, because it provides operating income of Rp. 26.931.466, - / Hectare /year with R/Cratio 2.88, but farmers have not done a good efficiencywhen compared with other regions such as in South Sumatra that have R/C ratio 3.18-3.25.Variable of plantation area, plant age, fertilization cost, plant maintenance cost, harvest cost, production and price of FFB strongly influence farmer's income;and simultaneously significantly affect farmers' incomes;partially plantation area,harvest cost, FFB productionhave a positive and significant effectto farmer's income;variable of fertilizer costand maintenance have a significant and negative impact to farmers' income. The plant age variable and price of FFB did not impact to the farmer's income. Keywords: Farmers' income,  small holder, palm oil,  production factors
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT DI TRANS BAKAL BUAH KOTA SUBULUSSALAM Bagio Bagio; Sri Handayani; Aswin Nasution; Zulkarnain Zulkarnain
JURNAL EKOMBIS Vol 6, No 2 (2020) November
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ekombis.v6i2.2880

Abstract

The city of Subulussalam is one of the destinations for the transmigration program, which started in 1982. The transmigration area was the first area to cultivate palm oil farming around 1995. Palm oil farming was selected as the primary commodity cultivated on land owned by farmers. Until now, the transmigration community is still dependent on the Palm Oil commodity. With the development of the times, and the increased community needs, the age of palm oil has reached 21 to 23 years. The purpose of this study is to determine whether palm oil farmers had received a decent farming income, as well as how much land does a farmer must own to achieve economic profitability. The research method uses an income analysis and the Break Even Point (BEP) approach. The results show that the income of palm oil farmers is still feasible, as seen from the average income of Rp. 1,220,983.84 per month. While the BEP for production and the selling price of FFB is still above the value of the BEP. Furthermore, the BEP for the land area is 1.01 ha, meanwhile, in Trans Bakal Buah, the average palm oil farmer has 1.93 ha of land.Keywords: BEP Land Area, Palm Oil, Income.
MEMBANGUN BANGSA DARI DESA MELALUI SISTEM AKUAPONIK DITENGAH PANDEMI COVID 19 Dian Febrianti; Gaustama Putra; Sri Handayani; Masykur Masykur
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.4.2.450-456.2020

Abstract

Virus Corona (Covid-19) telah mengemparkan dunia. Pembatasan aktivitas dan melakukan physical distancing merupakan hal yang harus kita lakukan untuk menghambat penyebaran virus. Hal tersebut memberikan dampak bagi masyarakat Indonesia, yaitu menurunnya perekonomian masyarakat dan krisis pangan. Dampak tersebut dirasakan juga oleh masyarakat desa. Berdasarkan alasan diatas, desa juga harus dapat mengembangkan potensi lokalnya dalam rangka memperkuat perekonomian desa melalui budidaya ikan dan sayuran dengan sistem Akuaponik. Tujuan dari kegiatan ini adalah memanfaatkan lahan sempit (pekarangan rumah) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa dengan metode sistem akuaponik yang terintegrasi antara Pemeliharaan ikan dengan Pemeliharaan sayur. Kegiatan ini dilakukan di Desa Padang Kalele, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya. Berdasarkan hasil tinjauan lokasi dilapangan menunjukan potensi wilayah pengembangan sistem akuaponik, dilihat dari lahan dan ketersediaan air yang terbatas serta latar belakang pendidikan masyarakat yang tinggi. Dengan mengunakan metode pelatihan, pendampingan pembangunan unit instalasi akuaponik sebagai media pembelajaran masyarakat. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah, pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat berjalan sesuai rencana, materi dan produk telah diberikan dengan tanggapan yang positif dari masyarakat, pembuatan unit instalasi akuaponik dapat diterima oleh masyarakat dengan baik, masyarakat lebih paham untuk membuat sendiri instalasi sistem akuaponik. Produk yang dihasilkan mendapat perhatian dari pembeli dan berkeinginan membeli. Kata kunci: Pengabdian, Akuaponik, Perikanan, Sayuran, Pandemi ABSTRACT Keywords: Community service, Aquaponics, Fisheries, Vegetables, PandemicThe Corona virus (Covid-19) has taken the world by storm. Limiting activities and carrying out physical distancing are things we must do to prevent the spread of the virus. This has had an impact on Indonesian society, namely a decline in the community's economy and a food crisis. This impact is also felt by the village community. Based on the above reasons, the village must also be able to develop its local potential in order to strengthen the village economy through fish and vegetable cultivation with the Aquaponic system. The purpose of this activity is to utilize narrow land (house yards) to increase the income of the village community with an integrated aquaponic system method between fish farming and vegetable maintenance. This activity was carried out in Padang Kalele Village, Lembah Sabil District, Southwest Aceh Regency. Based on the results of the field location review, it shows the potential of the aquaponic system development area, seen from the limited land and water availability as well as the high educational background of the community. By using the training method, assisting the construction of an aquaponic installation unit as a community learning medium. The conclusion of this activity is, the implementation of Community Service goes according to plan, materials and products have been given with positive responses from the community, making aquaponics installation units can be well received by the community, people are more aware of making their own aquaponic system installations. The resulting product gets the attention of buyers and is willing to buy.
Pembuatan POC Limbah Sayur untuk Produksi Padi di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Teuku Athaillah; Bagio Bagio; Yusrizal Yusrizal; Sri Handayani
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 4: November (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i4.103

Abstract

Abstrak: Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk cair yang dibuat dari berbagai bahan alami. Bahan alami tersebut bisa berasal dari sampah dedaunan ataupun dari limbah dan sisa makanan. Sampah dan limbah makanan tersebut difermentasikan secara anaerob (tanpa oksigen) dan tanpa bantuan matahari. Tujuan Kegiatan ini untuk memperkenalkan pembuatan POC Limbah sayur terhadap masyarakat Desa Lapang. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga dan mengajari masyarakat untuk membuat POC dari limbah sayur. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini adalah bagaimana memanfaatan limbah sayuran menjadi produk yang bernilai ekonomis. Materinya antara lain tentang mengolah sampah menjadi pupuk organik cair. Materi diberikan dengan cara presentasi dengan menggunakan powerpoint. Masyarakat yang hadir pada saat berlangsungnya kegiatan pengabdian masyarakat berjumlah 20 orang. 70 persen yang hadir adalah wanita, sementara sisanya adalah pria. Pengabdian ini juga dihadiri oleh Penyuluh dari BPP Desa Johan Pahlawan. Cara pembuatan pupuk organik mampu disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat Desa Lapang. Dampak dari pengabdian ini yaitu setelah mengetahui cara pembuatan POC, masyarakat Desa Lapang bisa merealisasikannya dengan cara membuat POC, menggunakannya dan bisa juga memasarkan POC tersebut.Abstract: Liquid Organic Fertilizer (POC) is a liquid fertilizer made from various natural ingredients. This natural material can come from leaves or from waste and food scraps. waste and food scraps are fermented anaerobically (without oxygen) and without sunlight. The purpose of this service is to introduce the manufacture of vegetable waste POC to the people of Lapang Village. The benefits of this activity are to help the community in waste management and household waste and teach the community to make POC from vegetable waste. The material given in this activity is how to use vegetable waste into products of economic value. The materials include processing waste into liquid organic fertilizer. The material are given by means of presentation using a power point. There were 20 people who attended the community service activities. 70 percent attended were women, while the rest were men. This service was also attended by the Extension Officer from BPP Johan Pahlawan Village. How to make organic fertilizers can be well socialized to the people of Lapang Village. The impact of this service is that after knowing how to make POC, the people of Lapang Village can make it happen by making POC, use it and can also market the POC.
STRATEGI PEMASARAN YANG DI TERAPKAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH PENJUALAN IKAN OLAHAN DI DESA KUALA BUBON KABUPATEN ACEH BARAT (STUDI KASUS:USAHA PENGOLAHAN IKAN SENTRA BARSELA MANDIRI) Hanipah Hanipah Bintang; Sri Handayani
Cakrawala Management Business Journal Vol 5 No 1 (2022): cakrawala
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Papua.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/cm-bj.v5i1.187

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran pada produk ikan olahan di Desa Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat tepatnya usaha ikan olahan Sentra Barsela Mandiri dengan menggunakan metode analisis SWOT.Terdapat empat variable yang di ganakan pada metode ini yaitu (analisis SWOT, Matriks IFE dan EFE, Matriks SWOT dan Diagram SWOT).Dari hasil anlisis di peroleh Kekuatan pada strategi pemasaran ikan olahan Sentra Barsela Mandiri adalah : .Memproduksi ikan dengan rasa tawar, Usaha pengolahan ikan yang memproduksi paling banyak jenis ikan, Sudah memiliki izin usaha (PIRT), Lokasi usaha yang strategis.Kelemahan Sentra Barsela Mandiri adalah :Tenaga kerja yang masih kurang, Modal usaha masih terbatas, Cuaca yang tidak menentu,Bahan baku yang bergantung kepada hasil laut yang tidak menentu, Produk ikan olahan yang tidak tahan lama untuk kualitas yang baik.Peluang pada Sentra Barsela Mandiri adalah :Permintaan ikan olahan yang tinggi, dibuktikan dengan agen pengumpul yang selalu rutin datang membeli ikan olahan, Pasar yang masih terbuka lebar, dengan kata lain semua kalangan masyarakat dapat di katakana sebagai konsumen, Adanya kepercayaan dari pedagang dan konsumen.Ancaman pada Sentra Barsela Mandiri adalah : Adanya pesaing sesama pengusaha ikan olahan, baik dari Desa kuala Bubon sendiri maupun dari desa tetangga, kenaikan harga bahan baku produksi, terbatasnya akses informasi. dan nilai matriks IFE yaitu (0,814), nilai matriks EFE yaitu (1,45). Sehingga usaha pengolahan ikan Sentra Barsela Mandiri cukup baik untuk merespon peluang dan meminimalisasi ancaman Kata kunci :Pemasaran, Ikan olahan, SWOT ABSTRACT This study aims to analyze the marketing strategy of processed fish products in Kuala Bubon Village, West Aceh Regency, precisely the processed fish business of Sentra Barsela Mandiri using the SWOT analysis method. SWOT Matrix and SWOT Diagram). From the analysis results obtained Strengths in the marketing strategy of processed fish at Sentra Barsela Mandiri are: .Producing fresh-tasting fish, Fish processing business that produces the most types of fish, Already has a business license (PIRT), Business location Weaknesses of the Barsela Mandiri Center are: Insufficient manpower, Limited working capital, Uncertain weather, Uncertain raw materials that depend on marine products, Processed fish products that are not durable for good quality. Sentra Barsela Mandiri is: High demand for processed fish, evidenced by collecting agents who always routinely come to buy processed fish, a market that is still wide open, in other words all circles of society can be said to be consumers, there is trust from traders and consumers. own or from neighboring villages, rising prices of production raw materials, limited access to information. and the IFE matrix value is (0.814), the EFE matrix value is (1.45). So that the fish processing business of Sentra Barsela Mandiri is good enough to respond to opportunities and minimize threats
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI ACEH Sri Handayani
Jurnal Bisnis Tani Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Bisnis Tani Cetakan Pertama Desember 2015
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.522 KB) | DOI: 10.35308/jbt.v1i1.2

Abstract

This study was meant to found out the affect of the harvest area, food price, and the availability of food from last year. The study conducted in Aceh Province, including dry grain commodity of North Aceh regency, corn commodity of South-East Aceh, soy commodity of Bireun, and cassava of Aceh Besar. This study is done by using secondary data. The analysis that used in this study was Ordinary Least Square (OLS) method and processed by SPSS v.22. The result of this study showed the determination coefficient value (R2), which the dry grains of North Aceh was 0.988, which means the variation that could define the availability of the dry grain before was 98.8%. Corns in South-East Aceh regency alone, had the determination coefficient value (R2) by 0.977, which means the availability of dry corns was 97.7%. The determination coefficient value (R2) of soy in Bireun regency was 0.917, which means the variation that could define the availability of the soy before was 91.7%. Meanwhile for the cassava, it had the determination coefficient value (R2) by 0.928, which means the variation that could define the availability of the cassava before was 92.8%. All of them simultaneously showed the harvest area, prices, were affected the availability of food in each study regency, and the availability of the year before did not affected the food availability.
KLUSTER KOMODITI UNGGULAN PERKEBUNAN KABUPATEN SIMEULUE PROVINSI ACEH Sri Handayani; Aswin Nasution
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 13, No 2 (2022): JURNAL EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
Publisher : Bappeda Provinsi Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jep.v13i2.767

Abstract

Perkebunan diyakini memiliki potensi yang kuat dalam mendorong pembangunan perekonomian wilayah dengan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan.  Agar tujuan pembangunan  perkebunan dapat tercapai maka perlu dilakukan pengembangan komoditi unggulan perkebunan daerah dengan memperhatikan potensi daerah melalui pengklusteran komoditi dan wilayah pengembangan.  Penelitian ini dilakukan untuk melihat potret komoditi unggulan perkebunan di Kabupaten Simeulue dengan menggunakan analisis Location Quetion (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA). Hasil penelitian menunjukkan secara berurutan komoditi unggulan perkebunan di Kabupaten Simeulue adalah pala, kakao, karet, pinang, kelapa, sagu dan cengkeh.  Namun berdasarkan nilai penjualan komoditi unggulan dalam mendukung perekonomian secara berurutan adalah cengkeh, kelapa, kelapa sawit, pala, kakao, karet, pinang dan sagu.  Komoditi prioritas pengembangan utama di Kabupaten Simeulue adalah karet, pala, kelapa sawit, kakao dan cengkeh. Prioritas pengembangan kedua adalah kelapa, kakao, cengkeh, pinang, pala, karet dan sagu. Prioritas pengembangan ketiga adalah pinang, sagu dan kelapa. Komoditi perkebunan unggulan berdasarkan keunggulan dan nilai penjualan komoditi terbagi dalam empat kelompok yaitu kelompok (I) keunggulan rendah - harga jual bagus adalah cengkeh; kelompok (II) keunggulan rendah – harga jual tidak bagus adalah kelapa, sagu dan kelapa sawit; kelompok (III) keunggulan tinggi – harga jual tidak bagus adalah pala, kakao, karet dan pinang. Tidak ada komoditi unggulan yang masuk pada kelompok (IV) yaitu keunggulan tinggi dan harga jual bagus.
Persepsi Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Nadia Aprilia; Sri Handayani
Jurnal Agriuma Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Agriuma April
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agri.v5i1.8512

Abstract

Hidroponik dapat di lakukan tanpa menggunakan lahan yang luas dan mudah dilakukan di pekarangan rumah saja. Banyak kelebihan dari Hidroponik, tak hanya karena dapat menggunakan lahan yang terbatas, tetapi juga kualitas tanaman menjadi lebih baik dibanding dengan berkebun dengan menggunakan media tanam berupa tanah. Bertanam dengan teknik Hidroponik dapat dijadikan sebagai hobi bahkan belajar untuk menciptakan sendiri lingkungan hijau di sekitar rumah. Namun bukan berarti Hidroponik hanya diperuntukkan sebatas sebagai hobi saja serta memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah, tetapi Hidroponik juga dapat di jadikan sebuah usaha untuk menghasilkan keuntungan yang besar di samping dapat membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengonsumsi sendiri sayuran dan buah-buahan yang ditanaminya sendiri. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanah Bara, Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian ini berlangsung selama 1 (satu) bulan yang dimulai pada bulan Oktober 2022. Sampel penelitian ini menggunakan simple random sampling, yaitu penarikan sampel tanpa memandang strata dalam satu populasi. Hasil pengukuran persepsi masyarakat terhadap sistem hidroponik secara umum baik dari faktor internal maupun eksternal masyarakat setuju dengan sistem hidroponik dengan total indeks persepsi dari 18 (delapan belas) indikator sebesar 71%, artinya secara umum masyarakat setuju atau memahami dan mengerti budidayaa tanam dengan sistem hidroponik, baik dari ketepatan daerah pengembangan, perawatan, biaya, maupun pemanfaatan barang bekas dan penggunaan nutrisi, hingga fungsi pemanfaatan sistem hidroponik, dengan kata lain masyarakat Desa Tanah Bara, Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil telah dapat meliat peluang dan tantangan dalam pengembangan sistem hidroponik.
SOSIALISASI PEREMAJAAN KELAPA SAWIT RAKYAT (PSR) DAN PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PADA KOPERASI PRODUSEN GUNONG MAK TUHA GAMPONG ALUE BATA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA Aswin Nasution; Sufriadi Sufriadi; Sri Handayani; Rusdi Faizin; Bagio Bagio; Anisah Nasution; Liston Siringo Ringo; Ivon Jalil
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meskipun budidaya kelapa sawit menjanjikan pendapatan yang baik bagi petani namun berbagai persoalan tetap menjadi faktor pembatas keberlangsungannya. Persoalan rendahnya produktivitas petani akibat banyaknya tanaman tua, rusak, dan tidak menggunakan benih unggul perlu diselesaikan dengan replanting. Namun petani tidak memiliki kemampuan dana yang cukup untuk melakukan replanting secara baik, dan rendahnya sumberdaya manusia petani dalam menyiapkan persyaratan untuk mendapatkan dana insentif peremajaan perkebunan kelapa sawit yang disiapkan pemerintah melalui BPDPKS. Melalui kegiatan pengabbian penugasan oleh dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan penyusunan proposal Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR) pada anggota Koperasi Produsen Gunong Mak Tuha ini diharapkan petani mengetahui keberadaan program PSR, memahami cara menyusun proposal untuk mendapatkan dana hibah PSR, dan peremajaan kelapa sawit petani dapat dilakukan menggunakan dana insentif PSR. Peremajaan kelapa sawit rakyat perlu mendapat dukungan semua pihak, sehingga permasalahan produktivitas kelapa sawit yang rendah dapat diselesaikan.
PEMASARAN KAKAO DI KECAMATAN TANGSE KABUPATEN PIDIE sri handayani; safrida safrida
Cakrawala Management Business Journal Vol 6 No 1 (2023): cover mei 2023
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Papua.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/cm-bj.v6i1.247

Abstract

This study aims to analyze marketing channels, marketing margins and cocoa marketing efficiency in Tangse District, Pidie District, this research was conducted in January 2022 in Tangse District, Pidie District.sampling technique used was the Snowball Sampling technique. The types of data in this study are primary and secondary. The analytical method used in this research is descriptive and quantitative analysis methods. The results showed (1) the cocoa marketing channel consisted of two types, namely channel I from farmers, village traders then after that to sub-district traders then exported to the processing industry and channel II, namely from farmers to village traders, collectors and sub-district traders then exported. to the processing industry (2) in channel I produces a marketing margin of Rp. 8,000/kg while channel II produces a margin of Rp. 8,400/kg, Farmer's share in channel I is 76.05% and channel II is 75.65%, this shows the largest share received by farmers is channel I but in the research area the most widely used channel is channel II (3) marketing efficiency of channel I is 4.22% while channel II is 5.21%, both types of channels are efficient because both types include efficiency criteria between 0-33%, but in the research location the most widely used is type II, when viewed from the farmer share and p efficiency. The marketing is better for type I, this is because in type II the most benefit is the collector traders while type II is the village trader